Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PT Vale Paparkan Peran Nikel dalam Transisi Energi dan Pentingnya Pengelolaan Berkelanjutan

Head of Communications PT Vale PT Vale paparkan pentingnya peran nikel dalam transisi energi dan pengelolaan berkelanjutan.

PT VALE
Head of Communications PT Vale paparkan pentingnya peran nikel dalam transisi energi dan pengelolaan berkelanjutan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Perhimpunan Ahli Pertambangan Indonesia (PERHAPI) menggelar acara Mining for Journalist di wilayah Ampera Raya, Jakarta Selatan, pada hari Kamis, (29/1/2024).

Mengusung tema "Pertambangan dan Upstream Industri untuk Mendukung Lingkungan yang Berkelanjutan", PT Vale Indonesia menekankan pentingnya praktik pertambangan yang berkelanjutan di sektor nikel.

Hadir dalam acara ini Head of Communications PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale) Suparam Bayu Aji, Direktur PT Arutmin Indonesia yang juga Wakil Ketua Umum PERHAPI Sudirman Widhy Hartono, Direktur HSE Harita Nikel Tony H Gultom.

Selain itu, hadir Ketua Dewan Pakar PERHAPI Prof. Irwandy Arif, serta perwakilan dari Ditjen Minerba Kementerian ESDM, dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sebagai pembicara utama, Head of Communications PT Vale Indonesia Tbk (PT Vale), Suparam Bayu Aji, menyampaikan bahwa nikel memiliki peran penting dalam transisi energi, dan oleh karena itu, pengolahan nikel harus dilakukan dengan cara yang berkelanjutan.

"Pertambangan adalah kebutuhan yang tak terhindarkan, tetapi kami percaya bahwa kita harus memikirkan masa depannya. Pengolahan nikel harus dilakukan secara berkelanjutan, dari proses penambangan hingga penggunaannya dalam baterai untuk mobil listrik," kata Bayu.

Dalam pengolahan nikel secara berkelanjutan di Indonesia yang merupakan jenis Laterite, beberapa tantangan utama, diantaranya yakni pengelolaan air limpasan dan menjaga keanekaragaman hayati.

Terkait pengelolaan air limpasan, Dijelaskan Bayu Aji, PT Vale Indonesia melakukan pengendalian efluen dan sedimentasi terintegrasi.

Saat ini PT Vale memiliki lebih dari 120 sediment pond dan juga memiliki fasilitas Lamella Gravity Settler Wastewater Treatment yang terintegrasi dengan fasilitas pengendalian sedimen secara berjenjang dengan total kapasitas lebih dari 15 juta meter kubik.

Terkait keanekaragaman hayati, “Kami punya taman Kehati yang di dalamnya ada fasilitas pembibitan, arboretum, penangkaran rusa, dan taman konservasi kupu-kupu. Itu adalah bagian dari konservasi. Selain itu, setelah pembibitan, kami juga menanam. Kami banyak sekali penanaman, sudah ada sekitar 16 juta pohon yang kami tanam,” ungkapnya.

Bayu Aji menuturkan, untuk menerapkan praktik pertambangan yang berkesinambungan dengan memperhatikan aspek sebelum dan setelah penambangan, PT Vale Indonesia sendiri membagi alokasi anggaran untuk tiga bagian, yakni sekitar 22 persen untuk konservasi pra penambangan, sekitar 53 persen untuk proses penambangan, dan sekitar 25 persen untuk rehabilitasi pascatambang.

Terkait tantangan pengelolaan energi, PT Vale Indonesia memiliki peta jalan menuju emisi Net Zero di 2050.

Menargetkan 33 persen pengurangan emisi absolut di 2030, PT Vale melakukan upaya mereduksi emisi gas rumah kaca dengan jalur inovasi teknologi dan jalur keanekaragaman hayati.

Komitmen PT Vale terhadap pertambangan keberlanjutan juga terlihat di aspek sosial, yaitu mengutamakan keselamatan karyawan dan kontraktor.

“Kami membangun program agar para leaders turun ke lapangan, supaya mereka melihat langsung kemungkinan adanya potensi-potensi risiko,” tuturnya.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved