Khazanah Islam
Didik Anak dengan Surat Luqman, Menurut Quraish Shihab: Pendekatan dengan Kelembutan
Dalam Tafsir Al-Mishbah karya Prof Quraish Shihab, terungkap kebijaksanaan yang terang dari tindakan Luqman terhadap anaknya.
TRIBUN-TIMUR.COM - Surat Luqman ayat 13 mengandung tafsir mendalam, khususnya terkait pendidikan anak.
Dalam Tafsir Al-Mishbah karya Prof Quraish Shihab, terungkap kebijaksanaan yang terang dari tindakan Luqman terhadap anaknya.
Dalam Alquran dinyatakan:
وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
"Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya:
Baca juga: Catat, Anak Itu Pembawa Rezeki! Simak Kajian Quraish Shihab Lewat Surat Al Isra
"Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar." (QS. Luqman ayat 13)
Prof Quraish menjelaskan bahwa kata 'ya-izhuhû diambil dari kata wa'zh, yang berarti nasihat tentang berbagai kebajikan dengan cara yang menyentuh hati.
Ada yang mengartikannya sebagai ucapan yang memuat peringatan dan ancaman.
Penyebutan "Qoola Luqman" (Luqman berkata) memberikan gambaran tentang bagaimana perkataan Luqman kepada anaknya, yang tidak bersifat memarahi, melainkan penuh kasih sayang, sebagaimana terlihat dari panggilan mesra kepada anak.
"Penyebutan ini juga menunjukkan bahwa nasihat itu diberikan secara berkesinambungan, sebagaimana diindikasikan oleh bentuk kata kerja dalam bentuk masa kini dan datang pada kata 'ya-izhuhu'," jelas Quraish.
Beberapa ulama memahami kata wa'zh sebagai ucapan yang mengandung peringatan dan ancaman, mengisyaratkan bahwa anak Luqman mungkin seorang musyrik, dan sang ayah terus memberikan nasihat hingga akhirnya anak mengakui Tauhid.
"Meskipun pendapat ini, seperti yang disampaikan oleh Thahir Ibn 'Asyur, tampaknya hanya bersifat spekulatif dan kurang memiliki dasar yang kuat.
Mengasumsikan kebaikan pada anak Luqman lebih baik daripada bersikap skeptis," demikian penjelasan Quraish.
Kata 'Bunayya' (hai anakku) mencerminkan kelembutan dan kasih sayang. Asal kata "Bunayya" berasal dari "ibn," yang berarti anak lelaki.
Pemakaian kata ini menunjukkan kelembutan saat memanggil anak.
"Dari sini, dapat disimpulkan bahwa ayat di atas menunjukkan bahwa pendidikan seharusnya didasarkan pada kasih sayang terhadap peserta didik," tambahnya.
Luqman memulai nasihatnya dengan menekankan pentingnya menghindari syirik atau mempersekutukan Allah.
Larangan ini tidak hanya melibatkan tindakan yang buruk, tetapi juga mengajarkan tentang keberadaan dan keesaan Allah.
Redaksi larangan dalam ayat tersebut, "janganlah kamu mempersekutukan Allah," ditujukan untuk menekankan perlunya meninggalkan yang buruk sebelum melakukan yang baik.
Sebab, Quraish menegaskan, menyingkirkan keburukan lebih utama daripada memakai perhiasan.(*)
Niat Sholat Dhuha, Lengkap Tata Cara Sholat beserta Bacaan Surah Ad-Dhuha |
![]() |
---|
Bacaan Niat, Lengkap Tata Cara Sholat Tahajud di Sepertiga Malam |
![]() |
---|
Bacaan Dzikir dan Doa Sesudah Sholat 5 Waktu Teks Bahasa Arab/Latin beserta Artinya |
![]() |
---|
Bacaan Doa Iftitah Pendek dalam Bahasa Arab dan Latin, Lengkap Terjemahannya |
![]() |
---|
Bacaan Dzikir Pagi Petang Lengkap Terjemahannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.