Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Survei Capres

Survei Indikator Politik: Prabowo Stagnan, Anies Lampaui Ganjar Selisih 3 Persen

Hasil survei capres menunjukkan paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka cenderung stagnan.

Editor: Hasriyani Latif
Kolase Tribunnews.com
Calon Presiden Anies Baswedan, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo saat mengikuti Debat ketiga Pilpres 2024 di Istora Senayan. Minggu (7/1/2024). Survei terbaru Indikator Politik Indonesia elektabilitas Prabowo masih memimpin meski stagnan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Inilah survei terbaru Indikator Politik Indonesia terkait elektabilitas calon presiden (capres).

Hasil survei capres menunjukkan pasangan calon (paslon) nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka cenderung stagnan.

Meski begitu, elektabilitas Prabowo jauh ungguli dua paslon lainnya, yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD.

Elektabilitas Prabowo 41,4 persen.

Artinya, peluang Pilpres 2024 berlangsung dua putaran masih terbuka lebar.

Founder dan Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Prof Burhanuddin Muhtadi mengatakan simulasi Top of Mind biasanya digunakan untuk mengukur loyalitas dan spontanitas responden terhadap capres pilihannya ketika survei itu dilakukan.

Berdasarkan simulasi survei Top Of Mind Pilihan Presiden pada survei tersebut, kata dia, Prabowo meraih 41,4 persen.

Hal tersebut disampaikannya saat Rilis Temuan Survei Nasional bertajuk Dinamika Elektoral di Tingkat Nasional dan 13 Provinsi Kunci yang disiarkan di kanal Youtube Indikator Politik Indonesia pada Kamis (18/1/2024).

"Dan dari data kita tahu ternyata Prabowo sekarang sudah konsisten memuncaki klasemen survei berdasarkan simulasi Top of Mind dengan perolehan 41,4 persen," kata dia.

"Disusul, ini survei kali pertama kita secara tatap muka, di mana Anies secara Top of Mind menyalip Ganjar Pranowo dengan perolehan 23,2 persen dibanding 20,6 persen," sambung dia.

Sementara itu, kata dia, masih ada 13,4 persen responden yang tidak tahu atau tidak menjawab.

Menurutnya, jumlah tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin menuju hari pencoblosan maka akan semakin sedikit jumlah responden yang tidak tahu atau tidak menjawab.

"Dan ingat, secara Top of Mind jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan secara spontan tinggal 13,4 persen. Dan itu sesuai dengan teori. Teorinya, semakin dekat dengan hari H, jumlah pemilih yang belum menentukan pilihan makin mengecil," kata dia.

Baca juga: Pilpres 2 Putaran? 5 Hasil Survei Elektabilitas Terbaru Capres Anies, Prabowo, Ganjar

Berdasarkan tren simulasi survei Top Of Mind Indikator Politik Indonesia, kata dia, selisih antara Prabowo dengan dua rivalnya yaitu Anies dan Ganjar semakin jauh sejak akhir Oktober 2023 hingga awal November 2023.

Menurutnya, penyebab kenaikan elektabilitas Prabowo secara eksponensial per akhir Oktober adalah pendaftaran Prabowo dan Gibran Rakabuming Raka ke KPU.

"Jadi Gibran, putra Presiden Jokowi meski lahir melalui proses di MK yang kontroversial ternyata secara elektoral sangat positif buat Pak Prabowo," katanya.

Dan itu terlihat angkanya, Gibran mampu membuat Pak Prabowo naik secara cepat terutama dalam beberapa bulan terakhir.

"Sementara yang paling dirugikan adalah Mas Ganjar. Jadi meskipin Pak Jokowi dan Mas Ganjar ada banyak kesamaan dari sisi partai, dari sisi asal wilayah, dari sisi karakter sifat, tapi ternyata darah lebih kental daripada air. Orang lebih melihat hubungan darah ketimbang hubungan yang lain," sambung dia.

Sementara itu, kata dia, untuk simulasi survei tiga nama lagi-lagi Prabowo unggul di peringkat pertama dengan jumlah yang signifikan secara statistik dibandingkan dua rivalnya.

Prabowo meraih dukungan sebesar 45,2 persen responden.

"Lagi-lagi konsisten Pak Prabowo (45,2 persen) masih unggul di peringkat pertama dengan jumlah yang signifikan secara statistik dibanding dua rivalnya," kata dia.

"Dan Anies lagi-lagi konsisten berada di peringkat kedua menyalip elektabilitas Mas Ganjar dengan perolehan 25,29 persen dibanding dengan 22,55 persen. (Tidak tahu/tidak jawab 6,94 persen)," sambung dia.

Namun, Burhanuddin menjelaskan meskipun Anies menyalip Ganjar secara statistik, tidak bisa dikatakan Anies berada di atas Ganjar.

Baca juga: Prabowo-Gibran Unggul Telak Lawan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Survei Terbaru di Sulsel

Hal tersebut, kata dia, karena Margin of errornya 2,9 persen.

"Artinya Mas Ganjar pun secara statistik tidak beda dengan Mas Anies," kata dia.

Tren simulasi tiga nama yang tercatat oleh Indikator Politik Indonesia, memperlihatkan ada pergerakan terutama pada dua capres yakni Prabowo dan Ganjar.

Ketika elektabilitas Prabowo naik, kata dia, maka yang paling terpukul adalah elektabilitas Ganjar.

Situasi tersebut, kata dia, kemudian dimanfaatkan oleh Anies dengan menyalip Ganjar yang trennya masih menunjukkan penurunan.

Menurutnya, situasi tersebut juga berpeluang punya dampak dengan potensi pemilu satu putaran atau dua putaran.

Burhanuddin memandang hal tersebut karena apabila elektabilitas Ganjar turun terus sampai di bawah 20 persen, maka potensi satu putaran masih terbuka.

Akan tetapi, menurutnya apabila elektabilitas Ganjar mampu pulih dan masih di atas 20 persen, sementara elektabilitas Anies sedikit di atas Ganjar maka potensi dua putaran akan terbuka serta potensi satu putaran akan dibendung.

"Poin saya adalah elektabilitas Mas Anies sangat tergantung juga oleh elektabilitas Mas Ganjar. Jadi Mas Anies bisa masuk ke putaran kedua, kalau elektabilitas Mas Ganjar tidak seterpuruk itu," kata dia.

Metodologi yang Diklaim

Survei dilakukan pada 30 Desember 2023 sampai 6 Januari 2024 secara tatap muka sebelum debat ketiga Pilpres pada 7 Januari 2024.

Populasi survei tersebut adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.

Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling.

Jumlah basis dalam survei sebanyak 1.220 orang yang berasal dari seluruh Provinsi yang terdistribusi secara proporsional, kemudian dilakukan oversample di 13 Provinsi.

Sebanyak 13 Provinsi tersebut yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, Bali, NTT, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan.

Sehingga, total sampel sebanyak 4.560 responden.

Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 4.560 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error--MoE) sekitar ±2 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sementara MoE di wilayah oversample sebagai berikut:

Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur dengan masing-masing sample 400 responden memiliki toleransi kesalahan (MoE) sekitar ± 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Sumatera Utara, DKI Jakarta, dan Banten masing-masing sample 350 responden memiliki toleransi kesalahan (MoE) sekitar ± 5,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Baca juga: Elektablitas Capres Versi 10 Lembaga Survei, Ganjar-Mahfud MD Makin Tertinggal, AMIN Kejar Prabowo

Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTT, dan Sulawesi Selatan masing-masing sampel 300 responden memiliki toleransi kesalahan (MoE) sekitar ± 5,8 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Aceh dan Sulawesi Utara masing-masing 250 responden memiliki toleransi kesalahan (MoE) sekitar ± 6,3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih
(spot check).

Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Hasil Survei Terbaru Indikator Politik, Anies Menyalip Ganjar, Prabowo Tembus 50 Persen?"

Sumber: Tribunnews.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved