Catatan Perjalanan Denun dari Oman
Catatan Perjalanan Denun 1: Alumni Unhas ke Oman Bawa Misi Sulsel Jadi Penghasil Rumput Laut Nomor 1
Saya menyebut perjalanan sejak tanggal 24 Desember 2023 lalu sebagai misi alumni Unhas berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang budidaya komoditi
Oleh: Kamaruddin Azis
Alumnus Unhas
Melaporkan dari Muscat, Oman
TRIBUN-TIMUR.COM - Garuda yang membawa kami berangkat sekitar pukul 7 pagi dari Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar di Mandai, Maros.
Perjalanan dua jam ke Jakarta lancar dan kami transit sekitar 5 jam sebelum bertolak ke Muscat dengan Oman Air.
Di pesawat tampak puluhan peserta Umrah. Mereka rencana transit di Muscat sebelum lanjut dengan pesawat lain.
Alhamdulillah, di bandara bertemu rektor Unhas di masanya Prof Idrus Paturusi. Prof Idrus Paturusi sempat bertanya, “Mau ke mana ini bos-bos?”
Prof Idrus Paturusi juga menyampaikan selamat dan kegembiraannya bisa melihat kami membawa misi ke Oman untuk penjajakan lokasi dan penyusunan strategi pemanfaatan potensi kelautan dan perikanan Oman untuk mendukung misi konservasi, pengembangan ekonomi dan pengurangan emisi karbon.
Dia sempat bertanya bagaimana ceritanya bisa dapat akses dan ajak ke Oman dan dijawab dengan hasil pencarian online kolega di Oman berkaitan pengalaman bekerja di pesisir dan pulau serta pengembangan ekonomi kelautan dan perikanan.
Saya sampaikan ke Prof Idrus Paturusi, saya pernah bekerja untuk pengembangan mata pencaharian masyarakat pesisir di proyek COREMAP I, di CCDP IFAD dan proyek budidaya rumput laut di Saumlaki, Maluku Tenggara Barat kerjasama DFW Indonesia dan Inpex Corporation untuk CSR pra operasi tambang gas Blok Masela.
Imran Lapong dikenal baik oleh Pak Rektor sebagai anggota tim ACIAR Australia dan pernah berinteraksi dengannya, jadilah obrolan kami mengalir.
Selama perjalanan 7 setengah jam Jakarta – Muscat itu, saya menerawang seperti apa kondisis pesisir dan laut mereka, metode tanam apa yang cocok, apakah kondiis pantainya memungkinkan, jenis tanaman apa yang cocok.
Pengalaman Indonesia atau Sulawesi Selatan dalam menghasilkan rumput laut untuk sejumlah spesies seperti Euchema hingga Gracilaria bisa menjadi pembanding untuk mereka, kira-kira spesies mana yang sesuai dengan kondisi perairan dan pantai mereka.
Plus minus Indonesia di urusan rumput laut tentu akan bisa menjadi inspirasi apalagi jika Oman memang serius mengalokasikan sumber daya pendanaan mereka untuk ekspansi alaternatif ekonomi, ekonomi biru.
Alhamdulillah, misi kunjungan ke sejumlah titik pantai dan laut Oman telah dilaksanakan per 3 Januari 2024.
Dua titik di Salalah berbatas Yaman, dua titik di Al Duqm. Hari ini mulai buat laporan dan berencana untuk bertemu Dutabesar Indonesia untuk Oman pukul 11 siang. Bismillah juga untuk mulai menulis cerita perjalanan.
Saya menyebut perjalanan sejak tanggal 24 Desember 2023 lalu sebagai misi alumni Unhas berbagi pengalaman dan pengetahuan tentang budidaya komoditi unggulan kelautan dan perikanan.
Saya, Muhammad Imran Lapong sama-sama alumni Ilmu dan Teknologi Kelautan Unhas, juga alumni Smansa Makassar yang getol dan ikut-ikuttan bawa-bawa nama organisasi alumni. Imran Lapong punya beberapa koleksi kaos dan jaket Smansa dan Kelautan Unhas yang dia bawa ke Oman. Saya juga.
Saking ortodoks-nya, kaos ‘Rumah Divers Klaners’ yang usia belasan tahun dia masih boyong dan pakai. Hai Regal, Rapz, Beddi, Wawan, Boger dan pilar Rumah Divers lainnya, how are you?
Sosodara, perjalanan saya dari Makassar ke Jakarta diantar istri dan dua anak perempuan. Mereka tampak antusias, anak lelaki sedang tugas ke Bulukumba dan menitip salam.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.