Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Aswan Achsa

INNALILLAH! Aswan Achsa Pendiri LAPAR Makassar Berpulang Sahabat Sangat Kehilangan

Kabar duka, Aswan Achsa Pendiri LAPAR Makassar Berpulang Sahabat Sangat Kehilangan

Penulis: Abdul Azis | Editor: Mansur AM
TRIBUN-TIMUR.COM
Aswan Achsa Dewan Pendiri LAPAR Makassar meninggal dunia di Wonomulyo, Sulbar, Rabu 3 Januari 2024 

Saat seangkatannya bahkan kader-kadernya telah berada di jajaran elit politik, pejabat dan sebagiannya lagi jadi pemodal, ia justru turun ke bawah.

Balik ke kampung, membuat lembaga untuk menggerakkan anak muda pendamping kaum marginal.

Apakah tak ada jalan bagi Kak Aswan untuk turut serta melakukan mobilisasi vertikal? Meraih posisi istimewa yang diperlombakan mantan-mantan aktivis?

Tentu saja jalan terbuka luas bagi dirinya. Dia kenal dan dikenal oleh banyak aktivis nasional yang saat ini telah menjadi orang penting. Mudah saja baginya jika ingin menjadi bagian penting politik elite di negeri ini, sekurang-kurangnya di daerahnya sendiri.

Tetapi sejak semula kak Aswan memang telah menyiapkan dirinya untuk bunuh diri.

Ya....bunuh diri kelas ala Aswan Acsha. Bunuh diri kelas ini saya tak perlu perumit dengan Teori Amircal Cabral, marxian dari Guinea Bissau. Sebutlah ini bunuh diri kelas khas Aswan saja.

Sejak semula mengenalnya, saya sudah mengaguminya. Sebagai mahasiswa baru yang ikut-ikutan ingin menjadi aktivis, deretan kosa katanya, tentang: 'melawan penindasan', pembebasan, orang pinggiran, advokasi dan seterusnya, telah membius saya.

Corat coretnya di kertas plano atau di papan tulis di sebuah sekretariat sederhana di Rappocini kala melakukan analisis sosial membuat saya terperangah.

Tetapi yang paling mengesankan adalah sikapnya dan cara ia memberi ruang kepada para adik-adiknya. Terasa sekali kak Aswan selalu berupaya mendorong kadernya untuk melampaui dirinya. Itulah yang terus dilakukannya baik ketika menjadi Ketua Cabang PMII Makassar, Direktur LAPAR hingga mendirikan LIAR di Polman.

Semakin lama saya semakin mengerti, kak Aswan seakan ingin berkata pada para kadernya: 'Kalian harus melaju, bergeraklah ke tempat yang tinggi, jadilah lebih pintar, biar saya tetap di sini, bergerak dalam sunyi bersama para generasi baru".

Hari ini, ketika subuh menjelang, saat gelap baru akan berganti terang, orang yang telah melakukan bunuh diri kelas itu demi adik adiknya, untuk generasi muda NU, dan demi orang-orang pinggiran, telah pulang. Ia kembali ke negeri abadi. Ia sungguh sungguh telah bergerak naik. Ia naik menemui Tuhan Yang Pengasih. Tuhan orang-orang lemah. no

Selamat jalan kakakku Aswan Acsha.....Innalillahi wa Innailaihi rajiun.

(Ijhal Thamaona)

(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved