Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Debat Cawapres

Arti Kata 'Slepet' 15 Kali Disebut Muhaimin Iskandar saat Debat Calon Wakil Presiden

Muhaimin Iskandar pertama kali mengucapkan kata slepet saat menyampaikan visi dan misinya.

Editor: Sudirman
Ist
Muhaimin Iskandar saat mengikuti debat cawapres. Muhaimin Iskandar 15 kali mengulang kata 'slepet'. 

Muhaimin juga memakai kata slepet ketika menyinggung soal tingginya harga bahan pokok dan kecilnya penghasilan penduduk yang bekerja di sektor informal.

“Hari ini, cabai mahal, telur mahal, beras mahal, barang-barang mahal, tengkulak jahat, mafia menguasai dan merajalela di mana-mana, padahal rakyat sudah kerja, kerja, kerja. Ini harus kita slepet,” ujarnya.

“Angka pengangguran sudah 8 juta. 80 juta memang bekerja, tapi di sektor informal."

Baca juga: Gibran Ragukan Janji Cak Imin Ingin Hadirkan Kota-kota Mirip Jakarta, Emang Bisa?

"Mereka tidak mendapatkan penghasilan yang pasti dan bahkan dompetnya dipastikan tipis. Ini yang harus kita slepet,” lanjut Imin.

Kata slepet juga digunakan Muhaimin saat sesi tanya-jawab bersama dua cawapres lainnya.

Misalnya, ketika menanggapi Mahfud MD yang bicara soal usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) serta ekonomi digital, Imin menyinggung pemberantasan judi online dan pinjaman online (pinjol).

“Benar sekali bahwa antara perkembangan teknologi digital dengan kemampuan UMKM kita masih terjadi gap. Oleh karena itu, harus ditindaklanjutic Pak Mahfud,” kata Imin.

“Selain pemberantasan pinjaman online, judi online ini pun masih harus di-slepet lagi karena tidak komprehensif di dalam menangani ini, sehingga pinjol masih merajalela, judi online masih merajalela,” lanjut Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI itu.

Lalu, saat Mahfud bicara strategi mengoptimalkan ekspor melalui diplomasi ekonomi lewat para diplomat, Imin menyinggung tentang peran diplomat sebagai “pemasar”.

Muhaimin bilang, diplomasi pemasaran Indonesia saat ini belum ekspansif karena cara kerja diplomasi yang masih bersifat politis dan sangat normatif.

“Pak Mahfud, kalau diplomasi sebagai pemasaran itu normatif, ini sudah menjadi pengetahuan umum."

"Yang paling penting adalah bagaimana nylepet para diplomat, berubah wajah menjadi pemasar-pemasar yang tangguh,” katanya.

Pada sesi closing-statement atau pernyataan penutup, Muhaimin juga berkali-kali mengucap kata slepet.

Imin kembali menegaskan keinginannya bersama Anies untuk menghapus ketidakadilan.

“Sarung adalah simbol kesetaraan dan keadilan. Sarung itu lembut, tapi di tangan orang yang baik, bisa jadi slepet atas ketidakadilan dan kecurangan,” ucapnya.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved