Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Sadikin Aksa Ungkap Pendapatan PSM Lebih Banyak di Parepare Dibanding di Mattoanging

Keberhasilan itu tidak lepas dari situasi yang ada. Semua bermula saat kompetisi dihentikan akibat covid 19.

Penulis: M Yaumil | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM
Direktur Utama PSM Makassar Sadikin Aksa saat podcast di studio tribun timur, Jalan Cendrawasih, Kota Makassar, Kamis (21/12/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Direktur Utama PSM Makassar Sadikin Aksa ungkap lebih menguntungkan main di Kota Parepare dibandingkan main di Mattoanging

Hal itu disampaikan saat podcast di studio tribun timur, Jalan Cendrawasih, Kota Makassar, Kamis (21/12/2023).

“Sebagai informasi pendapatan nonton di Parepare jauh lebih besar dibandingkan kalau kita bikin di Mattoanging,” katanya.

Keberhasilan itu tidak lepas dari situasi yang ada.

Semua bermula saat kompetisi dihentikan akibat covid 19.

Saat itu, semua pecinta PSM Makassar merindukan untuk nonton PSM.

Ditambah lagi, sebelum itu Juku Eja menjadi tim musafir.

Sehingga hasrat suporter untuk menonton tim kesayangannya tidak terelakkan.

Di tahun PSM Makassar juara, markas Juku Eja di Parepare selalu dipenuhi penonton.

Itulah yang membuat Pasukan Ramang mendapatkan keuntungan yang lebih.

“Hasil covid 19, pecinta PSM sudah lama menunggu untuk nonton. Akhirnya kita punya stadion di Parepare full,” jelas Sadikin Aksa.

Walaupun demikian, orang nomor 1 di PSM Makassar itu tetap mengeluarkan modal yang cukup besar.

Agar markas Juku Eja layak dan standar Liga 1 Indonesia.

Pasalnya ada tragedi Kanjuruhan.

Yang membuat standar keamanan stadion meningkat.

Tapi pelatih dan pemain bisa menjaga momentum itu dan keluar sebagai juara musim lalu.

“Momentum itu lama berjalan, ada tragedi Kanjuruhan. Setelah tragedi sistem dan safety stadion berubah akhirnya cost kita naik,” terangnya.

“Tapi alhamdulilah cuma beberapa game. Akhirnya Alhamdulillah kita juara,” ujar Sadikin.

Ketiadaan stadion di Kota Makassar menjadi tantangan tersendiri bagi Sadikin Aksa dalam mengelola PSM Makassar.

Apalagi mengelola tim sekelas PSM yang punya sejarah panjang tentu tidak mudah.

Banyak tuntutan dari suporter dan netizen.

Tapi pebisnis satu ini melihat masa depan cerah dalam industri sepakbola kedepan.

Kritis yang dilayangkan suporter pun menjadi bahan bakar semangat bagi Sadikin.

“Memegang tim sepakbola apalagi yang punya legenda banyak, tim yang besar namanya tidak punya stadion di kotanya sendiri itu menjadi suatu tantangan tersendiri,” terang anak kedua Aksa Mahmud itu.

“Dan saya bilang dengan apapun komentar suporter atau netizen itu memperkuat diri saya untuk menjalankan PSM,” pungkasnya.

 


Laporan Kontributor TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR, M.Yaumil

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved