PSM Makassar 'Dikerjai' Persik Kediri, Sadikin Aksa Segera Ambil Tindakan Tegas

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Direktur Utama PSM Makassar Sadikin Aksa akan bertindak merespon laga PSM Makassar kontra Persik Kediri di Stadion Brawijaya, Senin (18/12/2023) lalu.

Laga ini memang penuh kontroversi.

Baik dari sisi wasit maupun pihak panitia pelaksana pertandingan.

Momen ini banyak merugikan PSM Makassar.

Dimana laga berjalan setelah satu jam penundaan.

Ketika laga dilanjut PSM Makassar, pelatih dan beberapa pemain asing sudah tidak berada di Stadion Brawijaya.

Sadikin Aksa tidak tinggal diam melihat timnya dipermainkan seperti itu.

Pemilik PT PSM Makassar itu akan segera mengambil tindakan tegas.

“Mengenai kemarin insiden Persik Kediri kita sudah siapkan suratnya jadi bukannya kita tidak bereaksi, kita komplain ke PSSI dan Liga,” katanya saat ditemui di Mess PSM Makassar, Jalan Nuri, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Rabu (20/12/2023).

Hal ini memang sudah direncanakan.

Sadikin akan bersurat secara resmi ke PSSI dan PT LIB terkait kontroversi laga PSM Makassar lawan Persik Kediri.

Diberitakan sebelumnya, pemain PSM Makassar Akbar Tanjung kecewa atas keputusan wasit dan panitia pelaksana (Panpel) Persik Kediri.

PSM Makassar ditahan imbang 1-1 oleh tuan rumah Persik Kediri di Stadion Brawijaya, Senin (18/12/2023).

Akbar Tanjung begitu kecewa karena panitia pelaksana dari Persik Kediri dan wasit melanjutkan pertandingan yang sudah berhenti selama satu jam lebih.

Panpel dan wasit telah mencederai regulasi yang sudah disahkan PT LIB sebagai pedoman teknis penyelenggaraan pertandingan.

Regulasi kompetisi BRI Liga 1 2023/2024 pasal 15 tentang pertandingan terhenti.

Poin C, setelah pertandingan dihentikan dua kali 30 menit dan pertandingan masih belum dapat terlaksana. Maka wasit menyatakan pertandingan ditunda.

“Yang jelas kami sangat-sangat kecewa sebagai pemain yang sudah tidak sama coach kita ada regulasi, kita sudah 1 jam di luar teman-teman tadi di luar sudah lebih dari 1 jam,” katanya saat konferensi pers, Senin (18/12/2023).

“Akan tetapi dari keputusan malah melanjutkan permainan kita sebagai pemain khawatir regulasi seperti apa yang kita ikuti. Kami yang jelas kecewa dengan adanya keputusan hari ini,” singkat Akbar.

Saat wasit melanjutkan pertandingan kondisi pemain PSM Makassar tidak kondusif.

Pelatih PSM Bernardo Tavares dan Yuran Fernandes sudah meninggalkan stadion.

Pasukan Ramang di ruang ganti telah melepaskan sepatunya.

Sementara permainan dilanjut, PSM Makassar didampingi asisten pelatih dengan beberapa pemain yang tersisa.

Pasukan Ramang dalam kondisi tidak siap setelah pemberhentian laga.

Bahkan Tavares memberikan instruksi pulang kepada pemain.

“Pemain yang masih bermain harus pulang,” kata asisten pelatih PSM, Ahmad Amiruddin menyampaikan instruksi terakhir Tavares saat konferensi pers.

“Tiba-tiba ada informasi bahwa pertandingan dilanjutkan plus ada ekstra time jadi pemain belum siap karena di ruang ganti itu kami pemain sudah lepas sepatu,” jelasnya.

Keputusan ini membuat kekecewaan mendalam bagi pemain dan pelatih Pasukan Ramang.

Pertandingan dilanjutkan dengan kondisi tanpa pelatih kepala.

Tensi permainan berubah menguntungkan tuan rumah.

Bukan soal hasil akhir.

Melainkan kondisi PSM Makassar tanpa pelatih kepala.

Lalu pihak wasit dan panitia mengkhianati regulasi itu sendiri.

Tentu marwah sepakbola Indonesia seakan hilang.

Karena regulasi yang mengaturnya tidak diperhitungkan.

Mereka mengambil keputusan yang tidak berdasarkan regulasi.

“Di situ kami sangat kecewa. Jadi dalam hal ini kami minta wasit terutama mohon maaf tolong wasitnya dibenahi untuk kebaikan sepak bola Indonesia,” pungkasnya. (*)