Pilpres 2024
Kenapa Syafruddin Kambo Netral di Pilpres? 'Selain Ketua Harian DMI, Saya Juga Purnawirawan Polisi'
“Netralitas dan marwah pengurus masjid harus dijaga." ujar mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) 2018-2019
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM — Ketua Harian Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin Kambo dan Ketua Umum DPP DMI beda pendapat soal sikap dalam keputusan politik di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.
Dalam kapasitas pribadi, Jusuf Kalla, Selasa (19/12/2023) malam, di Makassar, nyatakan sikap terbuka di acara relawan, mendukung pasangan nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN).
Selain Wapres 2004-2009 dan 2014-2019 dan DMI, Jusuf Kalla juga menjabat Ketua Umum Palang Merah Indonesi (PMI).
Rabu (20/12/2023) pagi, jenderal purnawiran bintang tiga polisi, menggelar jumpa pers, dan menegaskan sikap netralnya.
Menurutnya, sikap politik Pak JK dalam kapasitas pribadi, bukan sebagai ketua umum DMI.
“Netralitas dan marwah pengurus masjid harus dijaga." ujar mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) 2018-2019 itu.
Selain itu, Wakapolri (2016-2018) ini menegaskan statusnya sebagai jenderal purnawiran polisi.
"Sikap saya ini juga penting karena saya purnawiran polisi." ujarnya.
Syafruddin dan Jusuf Kalla terbilang dekat.
Saat Jusuf Kalla menjabat Wapres periode pertama, (2004-2009), Syafruddin menjabat sebagai ajudan paspampres.
Lima tahun terakhir, Syafruddin dan JK sama-sama aktif membangun gedung sekretariat DMI di Jakarta.
Kini Syafruddin lebih banyak menghabiskan waktu sebagai pengurus harian DMI, aktivitas sosial keagamaan nasional dan internasional, serta mengurus yayasan assalam fil alamin, dan wakil presiden Persaudaraan Muslim Melayu se-Dunia.
Sebelumnya, awal Oktober 2023 lalu, Koordinator Nusa Ina Connection, Abdullah Kelrey mengusulkan Syafruddin menjadi Ketua Tim Pemenangan Amin.
“Beliau (Syafruddin) punya pengalaman di kepolisian, kabinet kerja dan juga di Dewan Masjid Indonesia, sehingga beliau menjadi sosok yang melangit juga membumi dan pandai merawat basis,” ujar Kalrey.
Bahkan, namanya masuk dalam daftar tokoh yang ikut dalam pendaftaran capres.
Namun, Syafruddin dengan tegas membantah dan menolak. Dia memilih sikap netral.
Dia mengungkap dirinya dekat dengan semua caprs.
Tawaran itu ditampik, sebab sebelumnya tim pemenangan capres nomor urut tiga Ganjar Mahfud dan nonor dua, Prabowo-Gibran, juga menawarinya jadi tim pemenangan.
Sebelumnya, JK sudah menentukan sosok calon presiden-wakil presiden yang didukungnya di Pilpres 2024.
Jusuf Kalla ternyata menolak rayuan Ganjar Pranowo capres usungan Megawati untuk didukung.
Hal tersebut disampaikan Syafruddin menjawab wartawan menyusul sikap JK yang melabuhkan dukungan politiknya kepada pasangan Anies Muhaimin (AMIN).
“Saya menghargai arah politik Pak JK. Itu sikap pribadi dan hak konstitusional beliau. Jadi tidak terkait dengan DMI. Saya sendiri memilih bersikap netral. Sebagai Wakil Ketua Umum dan Ketua Harian, saya berupaya menjaga netralitas DMI,” kata Syafruddin kepada awak media, di Jakarta, Rabu pagi (20/12/2023).
Dia mengaku memiliki kedekatan personal dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, Capres Prabowo Subianto dan Capres Anies Baswedan.
“Secara pribadi saya punya hubungan baik dengan Bu Mega, Pak Prabowo, dan Pak Anies. Saya akan tetap menjalin silaturahim dan terus menjaga hubungan baik itu. Tapi untuk sikap politik saya memilih netral dan menjamin DMI tidak diseret ke kancah politik,” ungkap Syafruddin.
JK Dukung AMIN
Pada Selasa (19/12/2023) malam, JK menjatuhkan pilihan politiknya kepada pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar atau AMIN.
"Jadi hari ini, di Makassar ini, saya menyampaikan sikap (dukung AMIN). Mudah-mudahan ada manfaatnya untuk anda semua," kata JK saat menghadiri acara silaturahim digelar Presidium Gerakan Rakyat Sulawesi Selatan Timnas Pemenangan AMIN, di Gedung Islamic Centre IMIM, Makassar, Selasa malam 19 Desember 2023.
JK bercerita, Anies Baswedan boleh dikatakan adalah murid politiknya.
Selama ini ia banyak memberikan masukan terkait permasalahan bangsa.
"Boleh dibilang saya mengajarkan politik Anies dulu di Universitas Paramadina tiap Jumat kita makan siang sama-sama," kata dia.
"Dan saya memberikan mereka isu-isu dan pengalaman politik tiap Jumat. Dari situ saya mengerti bahwa Anies cepat mengerti persoalan dan memberi dasar pengetahuan untuk menyelesaikannya," ujar JK.
Menurut JK, menjadi presiden tidak mudah.
Presiden harus tangguh dan memahami banyak hal terutama terkait dengan ekonomi.
Sebab, saat ini, ekonomi dunia menjadi tidak terkendali atau menurun lantaran banyaknya konflik peperangan antarnegara.
Makanya, Indonesia membutuhkan pemimpin yang paham dasar-dasar ekonomi.
"Dunia lebih sulit lima tahun akan datang, ekonomi dunia sulit akibat perang di Gaza, Ukraina, belum lagi China dan Amerika yang saling bertentangan.
Demikian juga Eropa. Jadinya ekonomi dunia menurun," ungkap Ketua Umum PMI. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.