Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Pengamat Ungkap Tantangan PSM Makassar Jadi Tim Musafir di Sisa Liga 1 Musim 2023/2024

Laga pekan 22 lawan Bhayangkara adalah partai terakhir PSM Makassar di markas sendiri di Stadion Gelora Bj Habibie, Kota Parepare.

Penulis: M Yaumil | Editor: Ari Maryadi
ISTIMEWA
Imran Amirullah 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar akan menjalani sisa kompetisi menjadi tim musafir.

Laga pekan 22 lawan Bhayangkara adalah partai terakhir PSM Makassar di markas sendiri di Stadion Gelora Bj Habibie, Kota Parepare.

Pasalnya stadion tersebut akan direnovasi.

Situasi ini dialami beberapa klub seperti Borneo Fc, PSS Sleman, Rans Nusantara, dan PSM Makassar.

Main di luar home tentu berpengaruh kepada Pasukan Ramang.

Pengamat Sepakbola, Imran Amirullah mengatakan situasi itu akan berpengaruh kepada pemain.

Bermain di luar Sulawesi Selatan (Sulsel) suatu kerugian bagi juara musim lalu.

Pasalnya, dukungan suporter begitu penting bagi pemain.

Namun hal ini tidak bisa dielakkan.

Karena untuk kepentingan tim itu sendiri.

“Terutama masalah non teknis belum lagi main di luar home itu juga sangat berpengaruh,” katanya kepada tribun timur, Minggu (10/12/2023).

Laskar Pinisi memang dalam situasi yang tidak menguntungkan.

Besarnya ekspektasi serta gagal meraih kemenangan di partai terakhir.

Olehnya itu, ini menjadi bahan evaluasi bagi juru taktik PSM Bernardo Tavares.

Bernardo Tavares juga bukan pertama kali dalam situasi ini.

Selain itu, dari segi taktikal Juku Eja mulai ketahuan.

Tim lain sedikit banyak mempelajari taktik juara musim lalu.

Di lain sisi, tim lain juga ikut memakai skema tersebut.

Mengandalkan kompak dalam bertahan dan serangan balik cepat.

“Situasi kalau tidak ada perubahan yah akan kesulitan PSM banyak faktor, karena banyak problem banyak tekanan,” jelasnya.

Evaluasi pertandingan menjadi pekerjaan rumah Laskar Pinisi.

Membawa Pasukan Ramang kembali ke papan atas adalah tugas semua pihak.

Situasi ini memang sulit bagi semua pihak baik pelatih, staf, dan pemain.

Bermain tanpa dukungan full suporter disisi laga cukup berat.

“Sekarang tergantung bagaimana etos mencari jalan keluar, kalau tidak ini bahaya akan kesulitan nantinya di sisa kompetisi ini,” tandas Imran.

Mantan asisten pelatih PSM itu menyarankan agar mental pemain kembali dinaikkan.

Karena taktik tanpa mental bertanding akan sulit.

Mental pemain begitu penting dalam hal berjuang untuk menang.

Mental punya peran besar untuk meningkatkan semangat pemain.

Mental harus dipersiapkan dengan matang karena beberapa laga ke depan Juku Eja akan melakoni laga yang cukup padat.

“Bicara taktikal tapi mental tidak mendukung itu yang susah,” pungkasnya.

Laporan Kontributor TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR, M.Yaumil

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved