PSM Makassar
Erwin Aksa Buka-bukaan Stadion Bosowa Bukan Hanya Untuk PSM Makassar, Tapi?
Komisaris Bosowa Erwin Aksa menjabarkan rencana pembangunan Stadion yang nantinya akan digunakan PSM Makassar sebagai homebase.
TRIBUN-TIMUR.COM - Stadion baru yang akan dibangun Bosowa bukan hanya diperuntukan untuk PSM Makassar tetapi ada manfaat lain.
Hal ini dijabarkan Komisaris Bosowa Erwin Aksa atas rencana pembangunan Stadion yang nantinya akan digunakan PSM Makassar sebagai homebase.
Stadion Bosowa ini akan berdiri di atas lahan seluas 12 hektare berlokasi di bantaran sungai Tallo, Kelurahan Buloa, Kecamatan Tallo, Makassar.
Saat ini luas lahan milik Bosowa 3 hektare di lokasi tersebut sudah digunakan untuk area Bosowa Sport Center (BSC).
Sisanya Bosowa sudah menyurat untuk kerja sama penggunahan lahan milik Unhas yang juga berada tepat di area tersebut.
Baca juga: Unhas Siap Dampingi Bosowa ke Kemedikbud Soal Lahan Parkir Stadion Baru PSM Makassar
Lebih lanjut nantinya konsep stadion Bosowa ini ala stadion yang ada di Doha.
Berikut penjelasan lengkap Erwin Aksa kepada Tribun Timur, Kamis (7/12/2023):
Bosowa Corporation amat serius dengan pembangunan stadion di kawasan Sungai Tallo,
Buloa, Makassar.
Upaya ini adalah bagian dari upaya Bosowa mengambil peran pelibatan swasta dalam membangin kota dan daerah.
Stadion itu bukan hanya untuk PSM saja, melainkan fungsi sosial budaya.
Konser musik, tabligh akbar, event dengan massa hingga 20 hingga 25 ribu, itu belum ada di Makassar.
Bayangkan kalau Iwan Fals, Slank atau Dewa 19 gelar konser besar di Makassar, rumput stadion kita tutupi pakai plastik thermal, jadi rumputnya tidak rusak.
Stadion itu, bukan didesain untuk jadi stadion utama seperti kapasitas GBK (Gelora Bung Karno) dengan seat 70 ribu.
Kita bukan juga mau bangun JIS (Jakarta International Stadion) yang 80 ribu seat, seperti gagas Gubernur Anies di Jakarta Utara.
Kita bangun stadion mini tapi standar FIFA.
Kenapa mini stadion kualikasi FIFA?
Karena kita pikirkan nilai keekonomian dan sustainability-nya.
Bayangkan kalau kita bangun seperti JIS.
Biayanya sampai Rp6 Triliun namun biaya pemeliharaan sampai Rp60 Miliar setahun, atau Rp5 miliar sebulan.
Coba lihat, waktu piala dunia FIFA U-17 di JIS, seat occupancy-nya di bawah 50 persen.
Desain kursi stadiun kita seperti stadion-stadion standar FIFA di Doha, Qatar.
Ada sekitar 14 stadion di sana. Semua standar FIFA.
Tapi stadion utamanya hanya kapasitas 42 ribu.
Sisanya stadion lain, hanya kapasitas 12 ribu hingga 20 ribu.
Nah, konsep mini stadion standar FIFA ala Doha itulah yang kita mau bangun di bantaran Sungai Tallo.

Kenapa kita butuh lahan tambahan milik Unhas?
Itu karena dengan lahan terbatas karena berada di bantaran Sungai dan dua ruas jalan tol.
Bakal lahan stadion yang ada sekarang milik Bosowa Sport Center kurang lebih 3 Hektare, untuk kapasitas 20 ribu.
Padahal standar FIFA, stadion kapasitas itu, butuh lahan parkir juga minimal 3 hingga 4 hektare.
Itu sebagian besar untuk lahan parkiran, green public space, dan sedikit commercial space untuk penonton dan warga di akhir pekan.
Konsep Stadion GBK sekarang sudah sesuai pengelolaan bisnis.
Mulai laba dan bisa hasilkan miliaran per bulan, justru bukan dari event sport saja, tapi public utilities revenue.
Nah itulah, kenapa kami bersurat ke Rektor Unhas.
Sebab, lahan di samping Bosowa Sport Center itu, tambak latih mahasiswa perikanan milik Unhas.
Ada beberapa skema kerja sama timbal balik yang kita siapkan untuk dibahas.
Kalau Unhas tetap mau pertahankan laboratorium perikanan lapangan, kita punya di Barru, Takalar, Jeneponto dan Maros.
Kalau di Tallo, Unhas punya 10 hektare, kita siap barter 30 hektare di Barru atau di
Jeneponto.
Kualitas dan salinitas airnya lebih baik dibanding yang di Tallo, dalam kota.
Pokoknya rektor respon dulu surat kitalah.
Kita duduk bicara dengan tim.
Di Makassar atau di Jakarta, kita siap.
Selain dengan Unhas kita juga sudah bersurat ke kementerian PUPR dan pengelola jalan tol, untuk membuka akses ramp off dan ramp on di jalan tol di sekitar stadion.
Bosowa punya banyak portopolio KPBU (kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha atau Skema Public Private Partnership di Makassar.
Saat bangun jalan Tol Reformasi 1999, kita pakai skema KPBU dengan kementerian PUPR.
Saat 2009, Bosowa bangun PLTU Punagaya di Jeneponto dengan BUMN PLN, atau penyimpanan LPG dengan Pertamina.
Prinsipnya transparansi.
Kita terbuka agar jauh dari masalah hukum.
Apalagi Unhas sekarang kan sudah berubah dari BLU (badan layanan umum) PTN BH (perguruan tinggi negeri berbadan hukum) semi swasta. Intinya, kita tunggu respon dari Unhas.(*)
Daftar Skuad Termewah Super League: Dewa United Ungguli Persib Bandung, PSM Makassar Posisi Ketiga |
![]() |
---|
PSM Makassar vs Persijap Jepara Pekan Pertama Super League, Duel Setelah 12 Tahun |
![]() |
---|
Uji Coba PSM Makassar vs Persipare di Stadion BJ Habibie Digelar Tertutup |
![]() |
---|
Manajemen, Panpel dan Suporter PSM Makassar Bertemu, Bahas Apa? |
![]() |
---|
PSM Makassar Rekrut Abu Kamara, Mampukah Akhiri Kutukan Striker Afrika? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.