Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Citizen Reporter

Emak-emak di Jeneponto Diajar Bikin Sushi dan Nasi Kempal buat Cegah Stunting

STUNTING adalah masalah yang hampir dialami oleh masyarakat modern saat ini yang dapat mempengaruhi sosial dan ekonomi masyarakat.

Penulis: CitizenReporter | Editor: Edi Sumardi
DOK TIM PKM UNM
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Tim Pengabdi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Fakultas Pertanian dilaksanakan di Desa Marayoka, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan pada bulan September 2023. 

Dr Andi Maslia Tenrisau Adam SP MSi dan Ir Andi Ralle MP

Tim Pengabdi UMI Fakultas Pertanian

Melaporkan dari Makassar, Sulsel

STUNTING adalah masalah yang hampir dialami oleh masyarakat modern saat ini yang dapat mempengaruhi sosial dan ekonomi masyarakat.

Selain itu, stunting dapat berpengaruh pada anak balita pada jangka panjang yaitu mengganggu kesehatan, pendidikan serta produktifitasnya di kemudian hari.

Balita stunting sulit bertumbuh dan berkembang optimal baik secara fisik maupun psikomotor.

Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Tim Pengabdi Universitas Muslim Indonesia (UMI) Fakultas Pertanian dilaksanakan di Desa Marayoka, Kecamatan Bangkala, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan pada bulan September 2023.

Kelompok sasaran adalah ibu balita dan kader Posyandu.

Tujuan pengabdian kepada masyarakat, yakni pertama, pemberian penyuluhan untuk merubah pengetahuan dan perilaku ibu balita terkait gizi balita untuk mengurangi stunting pada anak.

Kedua, pemberian pelatihan pembuatan diversifikasi olahan abon tempe.

Ketiga, pemberian makanan tambahan berupa sushi abon tempe dan nasi kempal isi abon tempe.

Komposisi gizi olahan abon tempe yang berasal dari serat dan protein nabati serta protein hewani merupakan komposisi yang cukup komplit nilai gizinya sehingga dapat diberikan kepada balita untuk meningkatkan asupan gizi mereka.

Setelah kegiatan pengabdian diharapkan ibu balita dapat memberikan atau menyajikan olahan abon tempe untuk balita dalam kehidupan sehari-hari agar dapat mencegah masalah stunting yang ada di Desa Marayoka.

Penyuluhan dan pelatihan dihadiri oleh 17 orang ibu balita dan 5 orang kader Posyandu. Setelah pelatihan dilakukan pemberian makanan tambahan yang diperuntukkan untuk balita.

Program ini juga memberikan makanan hasil pelatihan kepada ibu balita untuk mereka nikmati sehingga diharapkan ibu balita dapat membuat sendiri sushi abon tempe dan nasi kempal untuk makanan keluarga.

Di samping itu, diberikan pula uji organoleptik terhadap produk olahan abon tempe agar ibu balita dapat menilai rasa, tekstur, aroma, dan warna yang dihasilkan.

Indikator pengukuran menggunakan skala yaitu 1=sangat tidak suka, 2=tidak suka, 3=kurang suka, 4=suka, 5=sangat suka.

Keberhasilan program pelatihan berupa bertambahnya pengetahuan dan keterampilan mitra.

Sebelum pemaparan materi terlebih dahulu dilakukan pretest terhadap peserta untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu balita dan kader Posyandu mengenai makanan tambahan yang baik dan cara pengolahannya.

Selanjutnya setelah penyuluhan dan pelatihan selesai, peserta diberikan posttest untuk mengukur perubahan pengetahuan tentang asupan gizi dan makanan tambahan yang bergizi dan sehat.

Hasil pengabdian berupa penyuluhan memberikan dampak positif berupa peningkatan pengetahuan dan perilaku terkait gizi anak yaitu pengetahuan dalam kategori baik sebanyak 9 orang (41.36 persen) meningkat menjadi 14 orang (61.59 persen).

Pemberian pelatihan pembuatan diversifikasi olahan abon tempe berupa sushi abon tempe dan nasi kempal isi abon tempe memberikan dampak perubahan keterampilan pada ibu balita dan kader Posyandu.

Hasil uji organoleptik (tingkat kesukaan) produk olahan abon tempe menunjukkan bahwa produk dalam kategori disukai oleh ibu balita dan kader Posyandu dengan nilai skor 4.78.

Kekurangan gizi pada anak disebabkan oleh kurangnya pengetahuan ibu balita dan kurangnya sumber daya finansial.

Pengabdian berikutnya disarankan adanya pemberian tambahan pengetahuan gizi balita pada anak usia sekolah dan perlu diberikan makanan tambahan lain dari olahan produk pertanian yang merupakan produk lokal yang melimpah seperti olahan ubi jalar.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved