Dulu Merugi 400 Juta Dollar, Mengapa Perusahaan Jusuf Kalla Tetap Eksis : Bisa Bertahan 100 Tahun
Berikut cerita lengkap Jusuf Kalla terkait jatuh bangunnya Kalla Group yang merupakan salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia saat ini.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dibalik tetap eksisnya Kalla Group, yang merupakan grup bisnis milik Jusuf Kalla dan keluarga ada cerita menarik di baliknya.
Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla menerangkan bahwa salah satu perusahaannya sempat merugi.
Jumlah kerugian perusahaan Jusuf Kalla ini tidak main-main, angkanya mencapai 400 juta dollar.
Namun dengan berbagai upaya dan keputusan tepat yang diambil Jusuf Kalla mampu membuat lini bisnisnya tetap eksis.
Dan berikut cerita lengkap Jusuf Kalla terkait jatuh bangunnya Kalla Group yang merupakan salah satu grup bisnis terbesar di Indonesia saat ini.
Kesuksesan Jusuf Kalla dalam mengelola bisnis keluarga tidak lepas dari berbagai pengalaman pahit. Selama perjalanan karirnya, JK, panggilan akrabnya, menghadapi berbagai tantangan yang melibatkan sejumlah kegagalan.
Baca juga: Tak Sukses Melulu, Jusuf Kalla Ungkap Deretan Kegagalan Bisnisnya Salah Satunya Soal Telepon
Baca juga: Kalla Group Bangun Jalan Aspal di Mako Ditsamapta Polda Sulsel
Selama hidupnya, Jusuf Kalla mengakui telah menjalankan 35 jenis bisnis yang beragam.
Rentang bisnisnya melibatkan sektor otomotif, listrik, pabrik, peternakan sapi, bahkan hingga usaha tukang cukur.
Menjalankan berbagai macam bisnis seperti itu tentu memerlukan keberanian seorang pemimpin.
"Hidup ini penuh dengan keputusan, kalau anda tidak punya keputusan ya namanya peragu, peragu mengambil keputusan, leadershipnya kurang," kata JK saat menjadi pembicara Makassar Leadership Summit (LSM) di Hotel Claro Makassar, Jl AP Pettarani, Selasa (28/11/2023).
Mantan Wakil Presiden RI dua periode ini menjelaskan bahwa pada tahun 90an, dirinya meraih kesuksesan sebagai pemimpin Telkom di Indonesia Timur.
Pada masa tersebut, Telkom menjadi penyedia layanan telekomunikasi utama yang banyak digunakan oleh masyarakat.
Kalla Group berhasil memperoleh keuntungan yang signifikan setelah beroperasi selama 5 tahun.
Namun, pada dekade tahun 2000, perkembangan teknologi telekomunikasi mengalami kemajuan pesat dengan munculnya telepon genggam tanpa kabel.
Keberadaan handphone sebagai alat komunikasi baru membuat masyarakat beralih dari penggunaan telepon rumah, sehingga bisnis ini akhirnya meredup.
Meskipun perusahaan telah menginvestasikan sekitar USD 400 juta untuk mengembangkan jaringan kabel hingga mencakup wilayah Indonesia Timur.
"Mendekati tahun 2000 sudah mulai muncul handphone. Saya sudah dikasi tahu ini bahaya, ini kesalahan saya, masa kita tinggalkan Indonesia timur, masa berhenti beroperasi, akhirnya (bisnis) telepon mati," ungkapnya.
"Investasi USD 400 juta habis, orang tidak pake (telepon) lagi, tapi ada hikmahnya, teknologi paling cepat berubah adalah komunikasi, begitu berubah, habis kabel-kabel yang kita pasang tidak ada gunanya," sambungnya.
Meskipun menghadapi kegagalan di sektor telekomunikasi, JK dan saudaranya tetap berpikir tentang bisnis baru yang memiliki peluang dan keberlanjutan hingga 100 tahun ke depan.
Akhirnya, JK memutuskan untuk mengambil langkah berani dengan menanamkan investasi saham di PT PLN..
"Setelah diskusi, kita ambil kesimpulan, listrik air, pakai teknologi, investasi besar tapi hasilnya tidak perlu banyak biaya. Bisa bertahan 100 tahun kenapa? Karena mungkin belum ada listrik wireless," ujarnya.
"Yang mengalahkan tadi kabel-kabel yang kita pasang adalah wireless. Kita pasang kabel, tiba-tiba orang pakai telepon yang tidak pakai kabel. Kita bangunan lah listrik dan alhamdulilah jalan," bebernya.
Dalam forum MLS ini, JK berharap agar SDM di Sulawesi bisa melihat peluang besar di masa mendatang.
Ia sangat menginginkan jika pengusaha-pengusaha ternama lahir dari tanah Sulawesi.
"Dari semua pemikiran kita tentang kepemimpinan harus dipraktekkan, bukan hanya didengarkan. Tujuan akhir dari pertemuan ini spirit untuk maju," harapnya.
Sejarah Kalla Group
Hadji Kalla dan Hajjah Athirah Kalla memulai bisnis di bidang perdagangan tekstil, yang kemudian meluas ke bidang transportasi dengan menyediakan bus antar kota, Cahaya Bone.
NV Hadji Kalla Trading Company didirikan pada tahun 1952.
Tahun 1967, Hadji Kalla menyerahkan kepemimpinan bisnisnya ke Jusuf Kalla.
Perusahaan mulai menjadi importir Toyota dan menjadi salah satu Founder Dealer Toyota di Indonesia serta meraih pangsa pasar tertinggi di Indonesia.
NV. Hadji Kalla memperluas cakupan bisnis ke Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara.
Pada tahun 1970 mendirikan PT Bumi Karsa untuk menangani jasa konstruksi seiring meningkatnya kebutuhan jasa konstruksi di masyarakat sekitar.
Pada tahun 1984, Perusahaan mendirikan Yayasan Pendidikan dan Kesejahteraan Islam Hadji Kalla untuk khusus menangani kegiatan-kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan.
Beberapa perusahaan baru juga didirikan, diantaranya; PT Bumi Sarana Utama (agen aspal curah PT Pertamina), PT Bumi Sarana Agro (perdagangan hasil pertanian) dan PT Makassar Raya Motor (dealer Daihatsu).
Tahun 1990 PT. Baruga Asrinusa Development lahir sebagai jawaban atas tingginya kebutuhan masyarakat akan perumahan.
Perusahaan juga mendirikan PT. Bumi Lintas Tama (Transportasi Laut) dan PT. Sahid Makassar Persada (Bisnis Perhotelan).
Perusahaan membentuk PT. Kalla Inti Karsa sekaligus membangun Pusat Perbelanjaan Modern, Mal Ratu Indah.
Perusahaan juga mendirikan PT. Bumi Sarana Beton (jasa konstruksi, penyedia ready mix, precast dan bata ringan) dan PT. Kalla Electrical System (Penyedia Trafo Listrik).
Fatimah Kalla melanjutkan kepemimpinan Jusuf Kalla pada tahun 1999.
PT. Hadji Kalla mengalami transformasi dan berubah menjadi Kalla Group.
Pada tahun 2003 melalui PT Bumi Jasa Utama, Kalla Group melakukan ekspansi bisnis di sektor penyewaan mobil untuk korporasi.
Mendirikan PT Poso Energy (PLTA Poso, Sulawesi Tengah) dan PT Malea Energy (PLTA Malea, Tana Toraja) guna membantu Pemerintah menyediakan pembangkit listrik bagi masyarakat.
Berdirinya PT. Bumi Sarana Migas yang mengelola Gas Alam.
Melalui PT. Trans Kalla Makassar, Kalla Group juga membangun Trans Studio Makassar, pusat belanja dan taman rekreasi keluarga terbesar di Indonesia.
PT. Haka Sarana Investama ditetapkan menjadi Perusahaan Induk (Holding) Kalla Group.
Per Januari 2010, Kalla Group memindahkan seluruh kegiatan operasional ke Wisma Kalla Office Building, di Makassar.
Menambah bisnis baru di bidang otomotif dengan menjadi main dealer untuk produk KIA, Jeep, Dodge, Alfa Romeo, Fiat, Chrysler melalui pembentukan PT Kars Inti Amanah.
Kalla Group mengoperasikan PT Kalla Kakao Industri yang bergerak dibidang usaha pengelolaan biji cokelat menjadi bubuk coklat, coklat cair dan butter.
Hasilnya diekspor ke sejumlah negara di Eropa dan Amerika.
Lalu di tahun 2015 Kalla Group melalui PT Bumi Mineral Sulawesi mendirikan pabrik pengelolaan mineral bumi (smelter) di Belopa, Sulsel.
Kalla Group juga membentuk Perusahaan Sub-holding untuk meningkatkan sinergi antara bisnis sejenis seperti Sub-holding Kalla Automotive, Transportation and Logistics dan Sub-holding Kalla Development & Construction, Energi dan Manufaktur.
Solihin Jusuf Kalla menggantikan Fatimah Kalla sebagai President Director Kalla Group.
Rebranding menjadi Kalla A Group of Companies dengan tampilan logo dan supergrafis terbaru.
Kalla Group mendirikan Saoraja Hub, sebagai ekosistem startup di Indonesia Timur.
Kalla Group mendirikan Institut Teknologi & Bisnis Kalla.
Foto: Jusuf Kalla jadi pembicara Makassar Leadership Summit 2023 di Hotel Claro Jl AP Pettarani Makassar, Selasa (28/11/2023)
Gandeng Komunitas Samaturu EduCircle, YBM PLN UIP3B Sulawesi Perkuat Literasi & Pendidikan di Sinjai |
![]() |
---|
PLN UIP3B Sulawesi Dorong Pendidikan dan Literasi Digital Desa Arabika Sinjai |
![]() |
---|
PLN UIP3B Sulawesi Gencar Edukasi Bahaya Layang-layang Dekat Jaringan Listrik |
![]() |
---|
Kolaborasi PLN dan Kejati Sulteng Dorong Pembangunan Listrik Berkelanjutan di Sulawesi Tengah |
![]() |
---|
Sinergi Wujudkan Energi Berkeadilan, PLN dan Pemprov Sultra Gelar Diseminasi RUPTL 2025–2034 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.