Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gempa Bumi

Gempa Bumi 3.2 SR Baru Saja Guncang Sulawesi Utara, Kedalaman 10 Km, 40 Kilometer dari Melonguane

Harap diingat bahwa informasi ini disampaikan dengan kecepatan untuk memastikan aksesibilitas masyarakat.

Editor: Ansar
BMKG
Gempa bumi baru saja terjadi di Sulawesi Utara (Sulut), Selasa 7 November 2023. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Gempa bumi baru saja terjadi di Sulawesi Utara (Sulut), Selasa 7 November 2023.

Gempa bumi magnitudo 3.2 tersebut terjadi pada pukul 14.28  WIB.

Lokasi: 3.97 lintang utara, 126.31 bujur timur atau 40 kilometer Barat Daya Melonguane.

Kedalaman 10 Km. Informasi ini disediakan oleh BMKG.

Harap diingat bahwa informasi ini disampaikan dengan kecepatan untuk memastikan aksesibilitas masyarakat.

Namun, hasil pengolahan data masih dalam tahap stabilisasi dan dapat berubah seiring dengan kelengkapan data yang diperoleh.

"#Gempa Mag:3.2, 07-Nov-2023 14:28:12WIB, Lok:3.97LU, 126.31BT (40 km BaratDaya MELONGUANE-SULUT), Kedlmn:10 Km #BMKG. Disclaimer:Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data," tulis BMKG di Twitter.

Informasi Keselamatan Gempa Bumi

Keselamatan selama gempa bumi adalah hal yang sangat penting. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan keselamatan Anda selama gempa bumi:

- Tetap Tenang: Pertama-tama, cobalah untuk tetap tenang. Usahakan untuk tidak panik agar dapat berpikir dengan jernih dan mengikuti langkah-langkah keselamatan.

- Cari Perlindungan: Jika Anda berada di dalam gedung atau rumah, segera cari perlindungan di bawah meja, tempat tidur, atau benda berat lainnya yang dapat melindungi Anda dari reruntuhan dan barang yang jatuh. Hindari kaca jendela dan dinding yang mungkin roboh.

- Jangan Keluar: Jangan mencoba keluar dari gedung selama gempa berlangsung. Gempa bumi sering diikuti oleh goncangan sekunder yang dapat berbahaya. Tunggu sampai getaran berhenti sebelum mencoba keluar.

- Hindari Elevator: Jangan gunakan elevator selama gempa. Elevator dapat terjebak atau berhenti bekerja akibat gempa.

- Lindungi Kepala dan Leher: Jika tidak ada benda berat untuk berlindung di bawahnya, cobalah untuk melindungi kepala dan leher Anda dengan tangan atau benda lunak, seperti bantal.

- Tetap Jauh dari Jendela: Jauhi jendela dan perabotan yang dapat jatuh, seperti rak buku atau televisi.

- Jika Anda Berada di Luar Ruangan: Jauhi gedung, tiang listrik, dan pohon yang dapat roboh. Cari tempat terbuka dan hindari tempat-tempat yang dapat menjadi sasaran benda jatuh.

- Kendaraan: Jika Anda berada dalam kendaraan, berhenti di tempat yang aman dan hindari berada di bawah jembatan atau jalan layang. Setelah gempa berakhir, waspada terhadap kerusakan jalan dan infrastruktur lainnya.

- Setelah Gempa: Setelah gempa berakhir, periksa diri Anda sendiri dan orang lain di sekitar Anda untuk cedera.

Matikan sumber api jika ada kebocoran gas. Jika Anda berada di gedung yang terlihat rusak, segera evakuasi. Ikuti instruksi dari otoritas setempat.

- Sistem Peringatan Dini: Jika ada sistem peringatan dini gempa bumi di wilayah Anda, pelajari cara menggunakannya dan tetap waspada terhadap peringatan.

- Pertolongan Pertama: Jika Anda memiliki pelatihan dalam pertolongan pertama, gunakan keterampilan tersebut untuk membantu cedera ringan. Tapi ingat, selalu prioritaskan keselamatan diri Anda sendiri.

Selalu penting untuk memahami risiko gempa bumi di wilayah Anda dan mengikuti pedoman keselamatan yang disarankan oleh pemerintah dan lembaga meteorologi setempat.

Pendidikan tentang keselamatan gempa bumi dan persiapan darurat juga sangat dianjurkan untuk meminimalkan risiko selama peristiwa ini. 

Tentang Melonguane

Dikutip dari Wikipedia Melonguane adalah sebuah kecamatan yang juga menjadi pusat pemerintahan atau ibukota dari kabupaten Kepulauan Talaud, provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.

Pada tahun 2020, penduduk kecamatan ini berjumlah 11.920 jiwa, dengan kepadatan penduduk 154 jiwa/km⊃2;.

Nama Melonguane memiliki sebuah cerita, ketika masyarakat lokal melihat birunya warna pada air laut yang tenang dan dangkal.

Pada saat itu sebagian besar dari mata pencaharian dari masyarakat lokal adalah nelayan atau sesuatu yang berhubungan dengan laut.

Ketika air laut mengalami pasang naik sehingga menutupi tepian pantai maka seakan-akan pantainya berwarna biru.

Itulah sebabnya nama melonguane diambil dari kata "Ma'elom" dan "Anne" yang artinya Biru dan Pantai (Pantai Biru).

Kemudian cara bacaannya terkikis oleh perubahan cara baca sehingga sekarang dibaca dengan Melonguane.

Demografi

Penduduk asli kabupaten Kepulauan Talaud adalah suku Talaud.

Kebudayaan orang Talaud memiliki banyak kesamaan dengan negara Filipina, karena faktor wilayah yang berbatasan langsung dengan Filipina.

Demikian juga bahasa, memiliki kesamaan dengan Filipina.

Sebagai ibukota kabupaten, mata pencaharian penduduk Melonguane sangat beragam, ada yang sebagai buruh, PNS, Polisi atau TNI, tenaga medis, guru, karyawan swasta, pedagang, nelayan dan juga petani.

Berdasarkan agama yang dianut, data Kementerian Dalam Negeri 2020 mencatat penduduk Melonguane memiliki beragama agama yang dianut.

Adapun persentasi penduduk berdasarkan agama yang dianut ialah Kristen sebanyak 94,62 persen dimana Protestan 91,76

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved