Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Lorong Wisata Disebut sebagai Pusat Ketahanan Iklim

Program-program yang dimaksud adalah Ketahanan Pangan melalui penanaman tanaman pangan dan budidaya ikan termasuk lobster.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Ina Maharani
Pemkot Makassar
Potret Lorong Wisata andalan Kota Makssar 

 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemerintah Kota Makassar telah menghadirkan 2.077 lorong wisata di 153 Kelurahan.

Lorong wisata menjadi salah satu program prioritas Pemerintah Kota Makassar.

Selama satu periode kepemimpinan, Danny-Fatma menarget sebanyak 5 ribu lorong wisata.

Di berbagai kesempatan, Danny Pomanto juga telah memperkenalkan program ini kepada dunia.

Misalnya pada 26 September lalu, Danny berkesempatan memaparkan strategi Makassar menuju kota layak huni, berketahanan iklim yang berkelanjutan di acara World Cities Summit Mayor Forum 2023, Seoul, Korea.

Danny menyampaikan, Makassar menjalankan Program Tourism Alley atau Lorong Wisata dengan dua pendekatan, yakni keterlibatan publik dan perbaikan ruang kota.

"Pengembangan kota kita mulai dari sel kota atau yang kami sebut lorong. Yang mana 47 persen penduduknya tinggal di 8.000 lorong itu. Dari situ, kami menyatukan inisiatif masyarakat dan kebijakan pemerintah kota dengan program," ucap Danny Pomanto belum lama ini.

Program-program yang dimaksud adalah Ketahanan Pangan melalui penanaman tanaman pangan dan budidaya ikan termasuk lobster.

Kedua, Memperbaiki Pengelolaan Sampah di lorong-lorong dengan mengaktifkan bank sampah.

Ketiga, mendorong ekonomi sirkular di lorong dengan memotivasi warga untuk menjadikan lokasinya hijau, produktif, dicat dengan coretan bagus dan bersih, serta meningkatkan usaha kecilnya.

"Kemajuan kami hari ini, kami telah mengubah 2.077 lorong menjadi lorong yang lebih bagus dan sebagai tempat wisata dari target 5.000 lorong," ucapnya.

Danny mengungkap, Pemerintah Amerika dan Australia, juga telah berkontribusi terhadap program lorong wisata ini

Melalui konsep itu pihaknya berharap ketahanan iklim dan dekarbonisasi dapat dipercepat melalui ketahanan ruang perkotaan dan ketahanan sosial.

Lorong wisata disebut bis mendorong inklusivitas dan pemberdayaan sosial dalam pembangunan, integrasi dan harmonisasi sosial

Kemudian partisipasi publik dan akses yang merata terhadap hasil pembangunan untuk mewujudkan Makassar sebagai kota leveable (layak huni) and sustainable city (kota berkelanjutan). (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved