LPG Langka
Warga Bajeng Ngaku Kesal Tabung Gas Langka, Plt Kadis Perdastri Gowa Klaim Stok Masih Aman
Plt Kadis Perdagangan dan Perindustrian (Perdastri) Gowa Taufik Mursad angkat bicara menyoal isu kelangkaan dan kenaikan harga gas elpiji 3 kg..
Penulis: Sayyid Zulfadli Saleh Wahab | Editor: Sukmawati Ibrahim
Keluhan warga.
Sejumlah petani di Dusun Binabbasa, Desa Tanabangka, Kecamatan Bajeng Barat, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan (Sulsel), kesal karena kelangkaan gas elpiji 3 kg.
Akibatnya, para petani yang kesal pun melempar tabung gas mereka sebagai rasa kekecewaan mereka.
Elpiji berukuran tiga kilogram diketahui sebagai bahan bakar pompa air.
Salah seorang petani di Bajeng Barat, Daeng Nai, mengaku resah karena susahnya mencari gas elpiji 3kg.
"Iye susah sekali karena kelangkaan gas elpiji 3kg," katanya, Selasa (10/10/2023)
Apalagi baginya, tabung gas elpiji dijadikan para petani sebagai bahan bakar pompanisasi untuk mengairi areal persawahan.
Menurutnya, akibat susahnya mendapatkan tabung gas elpiji 3 kg bisa terancam kelaparan akibat tanaman padi mereka mati karena tidak teraliri air.
"Di pengecer harganya sudah 30 ribu gas elpiji 3 kg, itupun susah didapat," katanya.
Sementara itu, salah seorang warga Bajeng Barat, Agus mengaku mengeluhkan gas elpiji tiga kilogram.
Demi memastikan dapurnya tetap mengepul, Agus Barumbung keliling mencari gas elpiji tiga kilogram.
Tak dapat di sekitar rumahnya, Agus Barumbung mencoba mencari hingga ke Kecamatan Gelesong Kabupaten Takalar.
"Tapi hasilnya tetap nihil. Kita sudah keliling ini kasihan tapi belum dapat," kata Agus Barumbung.
Dia menyebut, harga standar gas elpiji 3 kg sekira Rp 17 sampai 18 ribu.
Tetapi dia menduga karena langkahnya gas elpiji 3 kg sehingga harga melonjak hingga 30 ribu.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.