Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Stafsus Tandingan Pj Gubernur Sulsel

Sosok Hasan Sulaiman, Mantan Anak Buah Danny Pomanto Kini Perkuat Formasi Tim 8 Pj Gubernur Sulsel

Beredar kabar Hasan Sulaiman masuk dalam Stafsus Tim Delapan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin. 

Editor: Saldy Irawan
HANDOVER
Camat Tamalate, Hasan Sulaiman. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Stafsus Pj Gubernur Sulsel, Hasan Sulaiman yang merupakan ASN Pemkot Makassar ternyata serius mengawal Bahtiar Baharuddin di Pemprov Sulsel. 

Hasan bahkan rela meninggalkan Pemkot Makassar demi mengawal Sang Pj.

Beredar kabar Hasan Sulaiman masuk dalam Stafsus Tim Delapan Pj Gubernur Sulsel Bahtiar Baharuddin

Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Makassar Akhmad Namsum mengatakan pemindahan Hasan Sulaiman ke Pemprov Sulsel saat ini sudah berproses. 

"Betul, Pak Hasan mengajukan pindah, sekarang administrasi kepegawaiannya sudah diproses," kata Akhmad Namsum, Sabtu (14/10/2024).

Terkait dengan keputusan Hasan meninggalkan Pemkot Makassar, belum diketahui persis oleh Akhmad. 

Secara normatif lanjut dia, Hasan memilih beranjak ke Pemprov Sulsel dengan alasan karir. 

 "Belum ada alasan yang yang disampaikan, saya belum tahu apakah beliau (Hasan) sudah ijin ke Pak Wali (Danny Pomanto) atau belum. Tapi saya rasa beliau (Hasan) sudah temui bapak, karena suratnya sudah masuk ke BKD," katanya. 

Sekedar diketahui, Hasan Sulaiman tercatat sebagai pamong senior di Pemkot Makassar.

Sejumlah jabatan strategis telah diduduki Hasan saat era Danny Pomanto

Jabatan terakhir, Hasan menjabat sebagai Camat Tamalate hingga akhirnya dicopot oleh Danny Pomanto gegara diduga terlibat dalam politik praktis.

Danny Pomanto copot massal Camat hingga Ketua RT

Sebelumnya, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto alias Danny Pomanto telah melakukan perombakan pada sejumlah pejabat di wilayahnya, termasuk camat, lurah, ketua rukun warga (RW), dan ketua rukun tetangga (RT). 

Satu di antara mereka yang dicopot yakni Hasan Sulaiman

Keputusan pencopotan tersebut diambil karena para pejabat tersebut dituduh masih terlibat dalam suasana kontestasi politik Pilkada 2020.

Danny Pomanto menyatakan alasan pencopotan tersebut dengan mengatakan, "Mereka sebelumnya terlibat dalam mendukung lawan politik saya. Seharusnya setelah Pilkada, mereka seharusnya beradaptasi dengan pemerintahan yang baru. Saya telah memberikan kesempatan selama satu bulan setengah untuk berubah, namun mereka tidak menunjukkan perubahan. Kalau perlu, mereka perlu untuk bertaubat."

Danny juga menjelaskan, "Ini alasan mengapa saya ingin melakukan perombakan besar-besaran, untuk menyegarkan tata kelola pemerintahan. Karena saat ini, ada ketidakselarasan antara RT/RW dengan pemerintah daerah."

Selain itu, Danny juga mengungkapkan bahwa satu lkurah yakni Lurah Pandang Muhammad Nawir telah dicopot dari jabatannya karena komentarnya di media sosial.

Nawir dituding telah menghasut ketua RT, ketua RW, dan warganya untuk membenci Danny. Danny menyebut, "Dia telah diberhentikan karena perilaku yang tidak pantas, termasuk penggunaan kata-kata kasar dan penghinaan di media sosial."(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved