Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

KPK Diduga Peras Mentan

Polda Metro Jaya Dalami Laporan SYL Diperas Pimpinan KPK, Syahrul: Jangan Hakimi Saya Dulu

Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai Menteri Pertanian (Mentan) RI, Kamis (5/10/23) sore.

|
Editor: Sudirman
DOK TRIBUNNEWS.COM
Mentan, Syahrul Yasin Limpo. Beredar kabar jika oknum pimpinan KPK memeras Menteri Pertanian pada Kabinet Indonesia Maju. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyerahkan surat pengunduran dirinya sebagai Menteri Pertanian (Mentan) RI, Kamis (5/10/23) sore.

Ditemani Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, SYL menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno.

SYL ke Istana Negara satu mobil dengan Siti Nurbaya yang juga rekannya di Partai NasDem.

Keduanya kemudian masuk ke gedung Kementerian Sekretariat Negara untuk bertemu dengan Mensesneg Pratikno.

Setengah jam berselang, SYL dan Siti Nurbaya keluar dari gedung itu. 

Kepada awak media, SYL mengaku telah menyerahkan surat pengunduran diri untuk Presiden Jokowi lewat Pratikno.

"Saya sore ini datang meminta waktu Pak Presiden dan diberi kesempatan melalui Mensesneg, Pak Praktikno untuk menyampaikan usul dan pengunduran diri saya sebagai menteri," kata SYL.

"Alasan saya adalah ada proses hukum yang saya hadapi dan saya harus siap hadapi secara serius. Walaupun saya berharap jangan ada stigma menghakimi saya dulu, karena tentu biarkan proses hukum berlangsung dengan baik dan saya siap hadapi," tambah SYL.

Pratikno membenarkan sudah menerima surat pengunduran diri SYL. Dia akan segera menyerahkan kepada Jokowi. "Nanti kami akan sampaikan ke presiden," ucapnya.

Penyerahan surat pengunduran diri sebagai Mentan itu dilakukan SYL setelah bertemu dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh di NasDem Tower, Kamis (5/10) siang. 

Jumpa Pers

Dalam konferensi pers di NasDem Tower, Paloh mengatakan dirinya sudah menerima laporan dari SYL yang dikabarkan menjadi tersangka di KPK.

Dalam pertemuan itu, Paloh meminta SYL segera menghadap Presiden Jokowi untuk mengajukan pengunduran diri.

"Saya sudah menerima laporan daripada Bung Syahrul. Atas nama DPP saya menyatakan segera menghadap Presiden, sampaikan surat pengunduran diri sebagai Menteri Pertanian," kata Paloh.

Bukan tanpa alasan Paloh meminta SYL mundur. Ketua Umum Partai NasDem itu ingin SYL fokus menghadapi proses hukum yang menjeratnya.

"Agar apa, agar sekali lagi memberikan penghormatan terhadap upaya penyidikan yang sedang berlangsung terhadap dirinya agar dia penuh konsentrasi," imbuh dia.

Paloh memastikan hanya SYL yang diminta mundur. Sementara Menteri LHK Siti Nurbaya tidak ikut ditarik dari Kabinet Indonesia Maju.

Menurut Paloh, dugaan korupsi yang ditujukan kepada SYL tak ada kaitannya dengan Siti Nurbaya.

"Tentu seperti apa saya katakan Mbak Baya sudah bekerja sebagaimana mestinya, dengan kemampuan profesionalisme yang ada pada dirinya menjalankan tugas dalam kabinet. Apakah Mbak Baya akan ditarik? Nggak ada kaitannya," kata Paloh.

Paloh berharap tidak ada kejadian serupa di kemudian hari. Dia mengatakan Siti Nurbaya tetap menjadi Menteri LHK sebagaimana mestinya.

"Kita berdoa mudah-mudahan tidak terjadi ini. Mbak Baya jalan sebagaimana mestinya," ujarnya.

Diperiksa Polda

Sebelum bertemu Paloh di NasDem Tower, SYL mendatangi Polda Metro Jaya untuk menjalani pemeriksaan terkait dugaan pemerasan yang dialaminya.

"Salah satu yang saya selesaikan hari ini adalah mendatangi atau diminta Kapolda (Metro) Jaya untuk menyampaikan keterangan-keterangan dan tentu berbagai hal yang berkait dengan dinas 12 Agustus 2023. Jadi, dinas 12 Agustus 2023 terkait dengan hal-hal yang dilaporkan oleh masyarakat berkaitan dengan hal-hal seperti apa laporan itu terkait dengan terjadinya pemerasan," ujar SYL.

SYL menyebut pemeriksaan terhadap dirinya berlangsung cukup lama, hampir 3 jam.

Pemeriksaan panjang itu membuatnya kelelahan karena sehari sebelumnya ia baru pulang dari kunjungan kerja luar negeri.

"Semua yang saya tahu sudah saya sampaikan, secara terbuka saya sampaikan apa yang dibutuhkan oleh penyidik, dihadapi oleh banyak banget tadi dan prosesnya berlangsung cukup panjang hampir 3 jam, saya capek banget, sementara saya baru pulang," lanjutnya.

Dugaan pemerasan yang dialami SYL mencuat setelah beredar gambar surat pemeriksaan bernomor B/10339/VIII/Res.3.3./2023/Ditreskrimsus yang berisikan pemanggilan terhadap sopir Menteri Pertanian bernama Heri.

Kasus yang dimaksud dalam surat pemanggilan itu yakni soal penanganan perkara di Kementerian Pertanian Republik Indonesia Tahun 2021.

Dalam surat itu tertulis Heri diminta untuk datang pada 28 Agustus 2023 lalu ke ruang pemeriksaan Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya sekitar pukul 09.30 WIB.

Belum diketahui pasti dugaan pemerasan apa yang disebutkan dalam kasus itu.

Di sisi lain sejumlah kabar menyampaikan bila salah satu Pimpinan KPK diduga melakukan pemerasan pada Mentan SYL sebelum perkara dugaan korupsi sang menteri diusut KPK yaitu tahun 2022.

Kapolri, Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo berjanji akan mengecek terlebih dahulu ke Polda Metro Jaya mengenai kasus tersebut.

"Ya nanti akan kita cek di Polda," kata Sigit di kawasan Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (5/10).

Sigit menyebut pihaknya akan segera memberikan rilis terkait kasus tersebut. "Nanti kita setelah itu akan memberikan rilis," tuturnya.

Di sisi lain Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengaku tak mengetahui mengenai kasus pemerasan itu. "Saya tidak tahu," kata Ghufron saat dikonfirmasi, Kamis (5/10).

Hal senada dikatakan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata. Ia juga mengaku tidak tahu-menahu mengenai koleganya diduga memeras SYL. "Saya enggak tahu-menahu," kata Alex.

Begitu pula anggota Dewan Pengawas KPK Albertina Ho yang mengaku belum menerima laporan mengenai dugaan pemerasan itu.

"Dewas belum terima info ini. Saya pribadi baru tahu dari berita," kata Albertina saat dikonfirmasi.

Senada dengan Albertina, anggota Dewas KPK Syamsuddin Haris juga tidak mengetahui informasi dugaan pemerasan itu.

Haris juga menyebut Dewas KPK belum menerima laporan terkait hal itu.

"Saya belum tahu. Belum ada laporan ke Dewas terkait dugaan pemerasan," katanya.(tribun network/fik/riz/abd/ham/dod)

“Saya Orang Bugis Makassar, Harga Diri Lebih Tinggi dari Jabatan”
 
USAI menyerahkan surat pengunduran dirinya kepada Mensesneg, Syahrul Yasin Limpo memberi keterangan kepada wartawan yang mencegatnya di Kantor Kemensesneg, Jakarta Pusat, Kamis (5/10/23) petang.

Menurut Syahrul, keputusan mundur sebagai menteri pertanian dia ambil karena tidak ingin mengganggu kinerja Jokowi dan ingin fokus dengan masalah hukum yang dihadapi.

"Saya harap tidak akan sedikit pun mengganggu kinerja Pak Presiden. Lebih baik saya ambil sikap seperti ini," kata SYL.

Meski siap menghadapi proses hukum, SYL mengaku baru kali ini menghadapi kejadian seperti ini. Apalagi, ia telah berada di pemerintahan selama puluhan tahun.

"Saya meniti karier mulai dari lurah, camat. Saya 25 tahun jadi kepala daerah. 10 tahun jadi bupati, wakil gubernur 5 tahun, 10 tahun jadi gubernur dan baru saya merasa hal-hal seperti ini," ungkapnya.

Sebagai orang Bugis Makassar, SYL menyebut harga dirinya jauh lebih tinggi dari jabatan.

“Saya orang Bugis Makassar dan rasanya harga diri jauh lebih tinggi daripada pangkat atau jabatan. Biarkan saya hadapi ini. Dan beri saya kesempatan membuktikan bahwa saya terbiasa urus rakyat,” ujar SYL.

Ia menegaskan, siap bertanggung jawab atas proses hukum yang sedang dihadapi.

"Dan saya berharap nasihat-nasihat orang tua saya, nasihat budaya saya dari sana, kalau berani berbuat berani bertanggung jawab, dan saya siap bertanggung jawab," pungkasnya.

Sebelum mengantarkan surat pengunduran dirinya kepada Mensesneg, SYL, lebih dulu melakukan jumpa pers di Nasdem Tower, Gondangdia, Jakarta Pusat.

Dalam jumpa pers itu dia menyampaikan perjalanan dinas ke Roma, Italia, dan Spanyol dilakukan atas nama negara dan buat kepentingan rakyat.

"Perjalanan saya untuk kepentingan rakyat. 280 juta orang saya harus kasih makan, dan saya sudah kerja dengan itu," kata Syahrul dalam jumpa pers.

Selepas menyampaikan kalimat itu, Syahrul nampak terdiam sesaat sambil mengatupkan bibir. Raut wajahnya nampak menyiratkan menahan emosi sambil melihat ke arah awak media.

Dia kemudian melanjutkan lagi pernyataannya. Dia meminta supaya persoalan lainnya, seperti laporan pemerasan di Polda Metro Jaya, ditanyakan kepada pihak terkait. 

Syahrul juga mengaku lelah usai melakukan perjalanan dinas dari luar negeri, dan menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya terkait laporan dugaan pemerasan.

"Saya capai banget. Sementara saya baru pulang," ujar Syahrul. Syahrul mengatakan, dia sedang melakukan kunjungan kerja atas nama dan mewakili negara, tetapi langsung diperhadapkan dengan masalah. 

Pagi harinya, sekitar pukul 10.00 Wita, SYL menyempatkan ke Kementerian Pertanian untuk berpamitan dengan seluruh pegawai kantor berlokasi di Jalan Raya Ragunan, Jakarta Selatan itu. 

Kedatangan SYL disambut para pejabat dan puluhan pegawai kementan.

SYL tidak lagi menggunakan mobil dinas mentan. Dia datang menggunakan mobil pribadi Toyota Alphard  B 1169 ZZH sekira pukul 10.16 WIB.

Setelah bersalaman dengan pejabat dan para pegawai kementan, SYL memberikan salam kepada wartawan yang telah menunggu. “Assalamu alaikum,” ucap SYL sambil memberi hormat kepada awak media.

Setelah itu, SYL langsung masuk ke dalam gedung kementan.

SYL meninggalkan kantor kementan sekitar pukul 12.20 WIB. Namun, dia tidak bicara banyak kepada wartawan yang masih menunggu.

“Pada saatnya saya akan beri penjelasan, saya sekarang akan menyelesaikan semua proses-prosesnya,” kata SYL kepada wartawan.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved