Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

G30S PKI

Sosok Mertua SBY Kakek AHY Berjuluk 'Jenderal Pembantai' PKI tapi Karier Militer Dibunuh Perlahan

Sarwo Edhie, saat menjabat sebagai komandan RPKAD saat itu, berhasil dengan tegas menghancurkan PKI setelah terjadinya peristiwa G30S PKI.

|
Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Jenderal TNI (Hor) (Purn) Sarwo Edhie Wibowo, sosok yang ikut menumpas G30S PKI. 

Jabatan ini dianggap sebagai jabatan terakhir bagi Sarwo Edhie, yang tidak memiliki peluang untuk naik pangkat lagi.

Kenapa bisa begitu?

Sejumlah pengamat politik meyakini bahwa Soeharto takut kepada Sarwo Edhie. Ia tidak mau ada "matahari kembar" di pemerintahannya.

Maklum saja, kala itu nama Sarwo Edhie begitu viral dan harum karena kesuksesannya mengganyang PKI.

Menurut sejarawan Salim Said dalam buku Menyaksikan 30 tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto (2016), nasib Sarwo senahas dua "king maker" (sosok yang membuat orang lain jadi raja) lainnya, yakni Letnan Jenderal Kemal Idris dan Mayor Jenderal HR Dharsono.

“Cerita yang beredar waktu itu adalah bahwa dalam penyingkiran Sarwo, Ali Moertopo memainkan peranan besar,” tulis Salim.

Salim bercerita bahwa ia mendengar dari Sarwo yang baru pulang dari menjenguk Soeharto di Cendana.

Sarwo, yang pernah menjadi Panglima Kodam Bukit Barisan (1967-68), dirumorkan berkeinginan untuk menggulingkan Soeharto.

Sarwo menanyakan hal ini kepada Soeharto saat bertemu dengannya, tapi Soeharto hanya tersenyum dan tidak menjawab.

Salim mengungkapkan bahwa sumber tuduhan itu adalah Ali Moertopol, seorang perwira intelijen yang dekat dengan Soeharto.

Selain itu, Soeharto juga tidak menyukai Sarwo karena alasan mistis.

Menurut Soeharto, Sarwo memiliki aura kembar matahari yang menandakan ambisi untuk menjadi penguasa dan mengancam posisinya.

Hal ini membuat karir Sarwo di militer terhambat.

Belum lagi, pada awal-awal penumpasan PKI, Soeharto pernah sangat marah dan curiga kepada Sarwo.

Pasalnya, Sarwo sempat bertemu dengan Presiden Soekarno di Istana Bogor tanpa sepengetahuan Soeharto.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved