3 Dekade MAPK, Pesantren Negeri yang Telorkan 51 Professor, 5 Diantaranya Rektor, Ini Daftarnya
Dari 116 guru besar itu, tujuh diantaranya adalah alumnus ‘Pesantren Negeri”, Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) se-Indonesia.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Ansar
Untuk masuk di MAPK di empat tahun awal 1988, awalnya calon siswa harus mendapat rekomendasi dari departemen agama kabupaten/kota.
Desainnya, mereka adalah utusan dari kabupaten di lima provinsi; Sumbar (MAPK Padang Panjang), MAPK Ciamis (Jawa Barat), MAPK Jogyakarta (DIY), MAPK Ujungpandang/ Makassar (Sulsel).
Tahun 1990, unit MAPK bertambah; MAPK Surakarta, MAPK Jakarta, MAPK Banda Aceh, MAPK Martapura, dan MAPK Nusa Tenggara Barat.
Kini setelah 38 tahun, jumlah MAPK/MAN-PK atau MAKN di Indonesia berjumlah 11 unit.
Input santri MAPK dari pesantren dan madrasah tsanawiyah di regional MAPK.
Seleksi untuk masuk MAPK amat ketat, harus bisa berbahasa Arab dan membaca kitab kuning (gundul), hapal Alquran dan sejumlah hadis, bisa berbahasa Inggris.
MAPK adalah project 'calon cendikiawan Muslim moderat. Bahasa Arab dan Bahasa Inggris adalah bahasa pengantar wajib di kelas dan asrama.
Santrinya diasramakan, mendapat beasiswa, jatah buku mata pelajaran dan kitab, serta gurunya juga hasil seleksi dari pesantren.
Tiap bulan, santrinya tanda-tangan terima jatah beasiswa dan jatah akomodasi.
Model belajar klasikal dan sorongan pengajian ba'da shalat rawatib ala pesantren tradisional.
Setiap MAPK ada laboratorium bahasa Inggris-Arab dengan fasilitas modern di masanya.
Di tahun 1992, almarhum Munawir Sjadzali (1925-2004), merancang IAIN program khusus di Surakarta, sebagai institusi lanjutan para alumnus MAPK seluruh Indonesia.
Lokasinya kampusnya tak jauh dari kampung kelahiran Sang Menteri, Delanggu, Klaten, Jawa Tengah
Seleksi masuk di IAIN Plus ini juga mirip pendahulunya, MAPK, ketat.
Dosennya juga pilihan, dosen terbang dari UGM, UI, Unair, UNS, dan kampus ternama lain di Pulau Jawa.
MAPK
Pesantren Negeri
Professor
Madrasah Aliyah (MA)
MANPK
Madrasah Aliyah Program Khusus
Burhanuddin Muhtadi
Halim Talli
Munawir Sjadzali
Sosok Professor Klaim Jokowi Pernah di Drop Out UGM Gegara IPK, Dulu Sindir Keras Natalius Pigai |
![]() |
---|
Swing Voters Penentu di Pilwali Makassar, Mulia, INIMI, Sehati Bersaing Ketat |
![]() |
---|
Prof Burhanuddin Muhtadi: Mulia Selisih 3 Kali Margin of Error dari Pesaing |
![]() |
---|
Survei Pilwali Makassar 2024, Indikator Tantang LSI Denny JA soal Validitas Data |
![]() |
---|
11 Alumni MANPK Makassar Dilepas ke Universitas Timur Tengah, Dua Penerima Beasiswa Penuh |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.