Masih Ingat? Kala Legislator asal Jeneponto Mukhtar Tompo Minta Amerika Hengkang dari Freeport Papua

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Anggota DPR RI periode 2014-2019, Mukhtar Tompo pernah menggemparkan senayan.

Sebab, dia bersitegang dengan bos perusahaan tambang terbesar di Indonesia, PT Freeport Indonesia.  

Pria kelahiran Kabupaten Jeneponto, 10 Juni 1981 ini kembali maju bakal calon legislatif (bacaleg) DPR RI di Pemilu 2024 mendatang.

Lewat Partai Amanat Nasional (PAN), Mukhtar Tompo bakal bertarung di Daerah Pemilihan (Dapil) Sulsel I yang meliputi Kabupaten Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng, Kepulauan Selayar, dan Kota Makassar.

Pemilu 2019 lalu, Mukhtar Tompo harus mengakui keunggulan sesama rekan partainya.

Kala itu, Ashabul Kahfi yang menempati nomor urut satu berhasil memperoleh sebanyak 57.221 suara.

Sementara, Mukhtar Tompo hanya meraih sebanyak 33.969 suara. Ashabul Kahfi unggul 23.252 suara.

Kini, Mukhtar Tompo kembali memberanikan diri menantang Ashabul Kahfi yang sekaligus Ketua PAN Sulsel.

Mantan staf khusus MENPAN-RB 2014-2015 ini percaya diri bisa merebut kembali kursi wakil rakyat yang pernah ia duduki.

Mukhtar Tompo mengawali karir politiknya di organisasi kepemudaan Islam Nahdlatul Ulama (NU) dan juga Muhammadiyah. 

Mukhtar pernah menjadi Ketua lkatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan juga Ketua lkatan Remaja Muhammadiyah.

MT, singkatan namanya, berproses dari 2 organisasi besar di Indonesia yang beda kultur. 

Politisi berkarakter yang pernah menggegerkan publik hingga mancanegara dan menjadi pemantik lahirnya divestasi saham 51 persen untuk Indonesia.

Ketika itu, ia secara tegas meminta Freeport mematuhi UU Minerba dan berseteru dengan direktur PT. Freeport saat itu Jenderal (purn) Cappy Hakim.

Sikapnya yang tegas ketika dengan lantang meminta Amerika hengkang dari tanah papua dan meminta pengelolaan Freeport dikelola oleh bangsa sendiri.