Stadion Barombong
Kilas Balik Stadion Barombong Pernah Dirancang Jadi Venue Piala Dunia, Gagal Jadi Markas PSM
Pemprov mengklaim bahwa Stadion Barombong dikonsep dengan standar internasional atau berkelas FIFA.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Siapa sangka, Stadion Barombong pernah dipersiapkan menjadi venue atau lokasi gelaran Piala Dunia tahun 2022.
Data yang dihimpun tribun-timur.com, melalui website Pemprov Sulsel, Stadion Barombong dengan kapasitas 40 ribu penonton layak menjadi lokasi pelaksanaan Piala Dunia.
Wacana ini dicetukan Gubernur Sulsel tahun 2017 kala itu masih dijabat oleh Syahrul yasin Limpo.
Pemprov mengklaim bahwa Stadion Barombong dikonsep dengan standar internasional atau berkelas FIFA.
Stadion Internasional Barombong sangat layak menjadi tempat pelaksanaan event sepak bola empat tahun sekali ini, karena memenuhi persyaratan secara internasional.
Baca juga: Kala Danny Berjuang untuk Akses Stadion Barombong, Kadispora Sulsel Justeru Pilih Bungkam, Ada Apa?
"Stadion Internasional Barombong yang saat ini masih dalam tahap pembangunan sangat layak menjadi tempat pelaksanaan piala dunia, karena memenuhi syarat secara internasional,"ungkap Syahrul kala itu.
Syahrul juga mengaku yakin pembangunan Stadion Internasional Barombong dilakukan dengan kwalitas terbaik sesuai aturan yang ditetapkan dan biarkan masyarakat khususnya orang teknik yang dapat menilanya.
Meski kala itu Stadion Internasional Barombong ditarget selesai pada tahun 2018, namun hal tersebut rupanya tak sesuai harapan.
Hingga tahun 2023 ini, stadion terbesar di Sulsel itu belum juga dioperasikan.
Belum lama ini, stadion terbesar itu kembali dilirik pemerintah.
Stadion Barombong, yang terletak di Poros Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan direncakan segera dibangun kembali.
Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo mendorong Pempov Sulsel untuk segera menyelesaikan pembangunan stadion terbesar terbesar berkapasitas 40.000 orang tersebut.
Baca juga: Menpora Dito Dalam Pantauan Khusus KPK, Stadion Barombong Terancam Tak Beroperasi 2024?
Menurutnya stadion terbesar yang konstruksinya dimulai tahun 2011 itu sangat disayangkan jika didiamkan begitu saja.
Dito mengharapkan Pemprov Sulsel melanjutkan pembangunan stadion terbesar di Sulsel tersebut, dan memanimalisir agar stadion yang lokasinya tak jauh dari Pantai Losari itu tidak mangkrak alias tak kunjung selesai hingga saat ini.
Apalagi kata Menteri termuda di era Jokowi ini, PSM Makassar berhasil keluar sebagai juara dalam ajang BRI Liga 1 2022/2023, stadion terbesar tersebut tentu semakin dibutuhkan.
Menpora Dito mendukung pembangunan stadion terbesar di Sulsel untuk mengapresiasi perjuangan tim PSM Makassar yang berhasil jadi juara Liga 1.
Mengingat, PSM yang tidak memiliki stadion di kota sendiri yakni Makassar sehingga mendorong pembangun Stadion Barombong.
"Kemenpora akan berupaya mendorong Pemprov Sulsel untuk melanjutkan pembangunan Stadion Barombong," katanya.
Seperti diketahui Stadion Barombong ini digadang-gadang akan jadi markas bagi PSM Makassar.
Namun hal tersebut tidak juga terjadi lantaran pembangunnya yang macet dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Sumardji Tuding PSM Makassar Halangi Pemain Bela Timnas, Bernardo Tavares : Saya hanya Bekerja
Sejak dibangun, sebagian konstruksi bangunan Stadion Barombong telah selesai, seperti tribun dua tingkat hingga atap stadion.
Pembangunan stadion terbesar di Sulsel itu diestimasi telah menghabiskan biaya pembangunan kurang lebih sebesar Rp240 miliar.
Dan setidaknya masih membutuhkan tambahan dana kurang lebih Rp500 miliyar sehingga pembangunannya selesai 100 persen.
Pembangunan yang masih perlu dilanjutkan antara lain finishing tribun penonton dan pemasangan kursi single seat.
Juga perbaikan lapangan utama, pembuatan lintasan ateletik, hingga pencahayaan di stadion tersebut.
Tentu saja, pembangunan stadion ini diharapkan sesuai dengan standar stadion internasional seperti stadion lainnya.
Stadion yang dirintis di era Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, kemudian berlanjut di era Pj Gubernur Soni Sumarsono, Gubernur Nurdin Abdullah, hingga Andi Sudirman Sulaiman belum juga dioperasikan karena persoalan hukum.
Di Sulsel, stadion yang berada di Poros Barombong, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar ini dianggap sebagai yang termegah, bahkan lagi letaknya sangat strategis berada di perbatasan Makassar-Maros, dengan pemandangan tepi pantai selat Makassar.
Stadion ini dibangun di atas lahan seluas 11 hektar, dengan area konstruksi stadion sendiri mencakup 4 hektar.
Menariknya, stadion termegah di Sulawesi Selatan ini juga terletak dekat dengan Pantai Losari, dengan jarak hanya sekitar 7 kilometer.
Rencananya, stadion berkapasitas 400 ribu orang ini bakal menjadi home base skuad ramang, PSM Makassar.
Pembangunan stadion di bangun sejak tahun 2011 kala itu dirintis Syahrul Yasin Limpo.
RSementara target perampungannya, itu diharapkan selesai pada tahun 2018.
Namun sayang, hingga saat ini proyek pembangunan stadion ini belum mencapai titik penyelesaian.
Terjadi beberapa permasalahan yang menyebabkan pembangunan stadion termegah di Sulsel ini kandas.
Padahal, anggaran yang telah dialokasikan untuk membangun stadion ini telah menghabiskan dana sebesar Rp100 miliar.
Pada tahun 2017, lantai dua tribun selatan dari Stadion Barombong mengalami keruntuhan akibat hujan lebat yang melanda Kota Makassar.
Beruntung, dalam kejadian tersebut tidak ada korban jiwa, dan pembangunan stadion masih berlanjut.
Namun, pada tahun 2019, pembangunan stadion di Sulawesi Selatan ini harus dihentikan karena masalah kepemilikan lahan.
Lahan tersebut diklaim PT GMTD, sebuah perusahaan swasta ternama di Makassar.
Baca juga: Kajari Ingatkan Komisioner KPU Kawal Pemilu Luwu Timur Adil dan Independen
Selain itu, saat dilakukan audit oleh Pemerintah Provinsi Sulsel, ditemukan bahwa struktur tribun yang ada dianggap lemah.
Akibatnya, Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah kala itu memutuskan untuk lebih fokus pada renovasi Stadion Andi Mattalatta Mattoanging.
Keputusan ini diambil karena membangun kembali Stadion Barombong diperkirakan akan memerlukan dana yang lebih besar.
Namun, kenyataannya, baik pembangunan Stadion Barombong maupun renovasi Stadion Andi Mattalatta Mattoanging yang telah dirobohkan, keduanya masih terhenti hingga saat ini.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Barang Milik Daerah Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Pemprov Sulsel, Murniati mengatakan, hingga sekarang belum ada kabar dari PT GMTD ihwal penyerahan hibah lahan tersebut.
"Mereka (GMTD) mau (menyerahkan) tetapi sampai sekarang tidak ada (bukti) kan," ucap Murniati kepada Tribun-Timur.com via telepon, Selasa (4/4/2023).
Padahal perjanjian penyerahan lahan sudah diteken sejak 2019 lalu.
"Kalau perjanjian kan sudah dari awal ditandatangani, hanya kan kalau belum di BASTkan dianggap belum diserahkan,"
Pemprov menunggu penyerahan hibah yang ditandai dengan penandatanganan dan penyerahan berita acara serah terima (BAST).
"Sudah ada hibahnya hanya BASTnya belum, sudah ada naskah hibahnya hanya BASTnya belum ditandatangani, ituji," terangnya.
Komunikasi terakhir dengan PT GMTD kata Murni dilakukan pada akhir tahun 2022.
Namun sekarang ini belum ada tindak lanjut dari pertemuan tersebut.
"Janji terusji, dari kita (Pemprov) tinggal menerima, terakhir waktu rapat akhir tahun lalu (komunikasi)," ungkapnya.(*)
Prof Zudan Desak GMTD Selesaikan Hibah Lahan 3,5 Hektar untuk Stadion Barombong |
![]() |
---|
13 Tahun Terbengkalai Gegara Ribut soal Lahan, Pemprov Sulsel-GMTD Akhirnya Bertemu, Bocor Misinya? |
![]() |
---|
12 Tahun Stadion Barombong Terbengkalai, Bos GMTD: Tunggu Arahan Gubernur Sebelum Pelebaran Jembatan |
![]() |
---|
Pesan untuk Suporter PSM! Dispora Sulsel: Sabar, Tahun Depan Kami Anggarkan Stadion Markas 'Ramang' |
![]() |
---|
Kala Danny Berjuang untuk Akses Stadion Barombong, Kadispora Sulsel Justeru Pilih Bungkam, Ada Apa? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.