Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prof Muammar Dilantik Jadi Rektor UIM

Sosok Prof Muammar Bakry Rektor Baru UIM, Alumnus DDI Mangkoso Lalu Sekampus UAS di Kairo

Prof Muammar menggantikan Prof Dr Ir H Andi Majdah M Zain yang sebelumnya telah memimpin UIM dari tahun 2007 hingga 2023.

|
Penulis: Rudi Salam | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Prof Muammar Bakry saat memberikan sambutan usai dilantai sebagai Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) periode 2023-2027 di Auditorium KH Muhyiddin Zain, Kampus UIM, Jl Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar, Rabu (2/8/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Prof Dr H Muammar M Bakry Lc MAg resmi menjadi nakhoda baru Universitas Islam Makassar (UIM) periode 2023-2027.

Pelantikan berlangsung di Auditorium KH Muhyiddin Zain, Kampus UIM, Jl Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar, Rabu (2/8/2023).

Prof Muammar menggantikan Prof Dr Ir H Andi Majdah M Zain yang sebelumnya telah memimpin UIM dari tahun 2007 hingga 2023.

Lantas, siapa sosok Muammar Bakry?

Muammar Bakry lahir di Ujung Pandang, 22 November 1973 dari pasangan Drs Muh Bakri Kadir dan Dr Hj Nurlailah.

Baca juga: JK Singgung Unhas, ITB dan UI saat Prof Muammar Dilantik Jadi Rektor UIM: Kurang Pintar Jadi Pintar

Baca juga: Deretan Program Prof Muammar Setelah Dilantik Jadi Rektor UIM, Klaim Bisa Jadi Rujukan Umat

Ia mengenyang pendidikan selama 7 tahun lamanya di DDI Mangkoso untuk mendapatkan ilmu-ilmu dasar keislaman.

Di tahun 1993, ia kemudian melanjutkan studinya di Al Azhar.

Dalam kurang waktu empat tahun, Muammar dapat menyelesaikan S1 Lc di Fakultas Studi Islam dan Bahasa Arab pada 1997.

Ia kemudian melanjutkan program magisternya di IAIN Alauddin (kini UIN Alauddin).

Pilihan kuliah di IAIN Alauddin karena keinginannya untuk bisa mengabdi di almamater kedua orangtuanya.

Selain itu, IAIN Alauddin juga dipilih karenaingin membantu ayahnya di beberapa pesantren di Makassar yang dirintis beberapa tokoh.

Seperti Pesantren Datik Ribandang, Pondok Madinah beesama H Sape, dan Nahdlatul Ulum bersama almarhum AG KH Sanusi Baco.

Menjelang akhir penyelesaian di program magisternya, Muammar mempersunting adik kelasnya di Pesantren Mangkoso, Hj Radiyah Sa’ad.

Dalam suka duka ditempuh bersama hingga menyelesaikan S2, M.Ag. 

Ia kemudian hijrah melanjutkan program S3 Doktor di UIN Syarif Hidayatullah.

Baru semester satu di tahun 2000, ia mengikuti tes CPNS dosen.

Muammar pun diterima dengan dua pilihan, Syarif Hidayatullah dan UIN Alauddin.

Pilihannya pun jatuh pada UIN Alauddin, alamamater kedua orangtuanya.

Hal itulah membuatnya betah dan berlama-lama menyelesaikan program doktornya dalam waktu lima tahun, tepatnya 11 Maret 2006.

Di tahun yang sama, ia merintis Pesantren Al Fakhriyah yang alumninya sudsh ribuan dan terbesar di berbagai perguruan tinggi.

Kesenangannya mengurus lembaga pendirikan menarik hatinya membangun Sekolah Islam Terpadu Ma’arif tahun 2012.

Muammar aktif di berbagai organisasi Islam dan masyarakat.

Seperti menjadi dewan pengawas perbankan syariah di beberapa lembaga keuangan syariah.

Lalu menjadi imam besar Masjid Al Markas, PWNU, DDI.

Kemudian Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme hingga Sekertaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulsel.

Muammar mendapat SK Guru Besar yang ditetapkan pada 1 Agustus 2022 dan diterima secara resmi pada Hari Amal Bakti Kementerian Agama pada 3 Januari 2023.

Guru besar yang diterimanya adalah Bidang Hukum Islam Kontemporer.

Kini, Muammar diamanahi menjadi Rektor UIM periode 2023 hingga 2027.

Jadikan UIM Pusat Rujukan

Prof Muammar ingin membawa UIM sebagai rujukan dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan sains sesuai tututan zaman.

Hal itu disampaikan Prof Muammar saat memberikan sambutan dalam pelantikannya sebagai Rektor UIM periode 2023-2027.

Pelantikan berlangsung di Auditorium KH Muhyiddin Zain, Kampus UIM, Jl Perintis Kemerdekaan, Kota Makassar, Rabu (2/8/2023).

Prof Muammar mengatakan, Universitas Islam Makassar atau yang disebut UIM dijadikan suatu visi. Yakni Umat, Iptek, dan Modern.

“Kita haraokan menjadi rujukan umat dalam ilmh pengetahuan, teknolohi dan sains sesuai tuntutan zaman,” katanya.

Imam Besar Masjid Al Markaz Al Islami ini menjelaskan, untuk misi ke depan, ia menyebutnya dengan ‘Kemilau Bintang Sembilan’.

Kemilau Bintang Sembilan diawali dengan keilmuan yang integratif, berbasis aswaja dalam membentuk manusia yang berilmu dan berkarakter.

Kemudian ekosustem akademik yang inovatif dan pelayanan yang efektif, serta pengelolaan tepat guna dalam lingkungan asri.

Lanjut madani sebagai referensu peradaban yang berciri local wisdom.

Lalu integrasi data berbasis digital atau digitalisasi data dalam mewujudkan smart campus.

Ada juga luarab yang kompetitif, membangun jaringan yang mendatangkan maslahat.

Dan aktif pubkikasi penelitian dakam meningkatjan sitasi ilmiah sebagai referensi akademik, serta media sosial yang massif.

Serta upgrading SDM dan kelembagaan dalam mewujudkan kampus yang kompetitif, baik tingkat lokal maupun tingkat global.

“Selain bintang sembilan, untuk menjadikan perguruan tinggi ini Unggul, maka pasti harus berjuang supaya akreditasi sembilan kita bisa wujudkan secara terencana,” jelas Prof Muammar. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved