Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Viral Latihan Tawuran Antarkelompok, 8 Bocah di Makassar Dapat Pelajaran dari Polisi

Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Parinring Raya, Kecamatan Manggala, dekat kantor KPU Kota Makassar, Sabtu pekan lalu.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib saat pidato di Balla' Barakka Jl Abdullah Dg Sirua, Makassar, Sulsel, Sabtu (29/7/2023) sore. Dia menceramahi 8 remaja main perang-perangan, pekan lalu. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Delapan bocah di bawah umur di Makassar, Sulawesi Selatan, dibina polisi setelah viral di media sosial (medsos) melakukan aksi kejar-kejaran laiknya tawuran.

Peristiwa tersebut terjadi di Jalan Parinring Raya, Kecamatan Manggala, dekat kantor KPU Kota Makassar, Sabtu pekan lalu.

Mereka terekam CCTV, ada yang membawa celurit dari bahan material plastik, dan juga senjata tajam lain dari bahan kardus.

Kedelapan bocah yang diamankan polisi, pun dibina personel binmas Polsek Manggala di rumah singgah Balla Barakka, Jl Abdullah Dg Sirua, Makassar, selama sepekan terakhir.

Sebelum dibina, personel Polsek Manggala memanggil para orangtua bocah itu.

Mereka lalu dibuatkan surat perjanjian untuk tidak mengulangi lagi perbuatannya. 

Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Mokhamad Ngajib mengatakan, pihaknya memberikan pembinaan kepada para bocah tersebut agar lebih baik kedepannya.

"Awalnya (Mereka) latihan perang-perang, latihan tawuran antar kelompok," kata Kombes Pol Mokhamad Ngajib saat menutup pembinaan, Sabtu (29/7/2023) sore 

"Pastinya anak-anak ini kita ambil, kita lakukan pembinaan di rumah singgah Balla Barakka," sambungnya.

Ngajib menjelaskan, ke delapan bocah diberi materi pembinaan keagamaan, kedisiplinan dan pelajaran umum semacam 'ekstrakurikuler'.

"Mereka juga tetap sekolah seperti biasa, tapi setelah sekolah mereka kembali ke rumah singgah," ucapnya. 

Tujuannya lanjut Ngajib, para bocah tersebut dibina untuk diberikan pemahaman terkait bahaya dan resiko perang antar kelompok.

"Ini punya tujuan, membina anak-anak ini supaya yang tadinya punya pemahaman terkait dengan perang antar kelompok supaya mereka bisa kembali mentalnya, supaya mereka tidak lagi melakukan perang antar kelompok," imbuhnya.

Ngajib berharap, dengan adanya pembinaan yang diberikan, para bocah itu bisa menjadi agen perubahan di tengah masyarakat.

"(Bisa) Mengajak kepada teman-teman yang lain supaya tidak melakukan perang antar kelompok atau perbuatan-perbuatan yang lain melanggar aturan," tuturnya 

Salah satu dari orangtua bocah mengaku sangat legah dengan penanganan polisi dengan jalur pembinaan.

"Kami tentu merasa legah, karena polisi memilih membina anak-anak kami untuk lebih baik," ucapnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved