Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Strategi Bank Indonesia Bina UMKM Eceng Gondok Sebelum Ekspor Produk, Sumber Penghasilan Warga

Melihat eceng gondok yang terus bertumbuh subur, pasangan suami istri di Rawa Pening kemudian berinisiatif untuk mengolahnya.

Editor: Ansar
Tribun-Timur.com/Ansar Lempe
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia atau BI di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah berhasil ekspor produk. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Bank Indonesia atau BI di Desa Kesongo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah berhasil ekspor produk.

UMKM binaan BI adalah Bengok Craft yang berada di area Rawa Pening, Kecamatan Tutang.

Rawa Pening adalah kampung penghasil eceng gondok terbesar di Jawa Tengah.

Melihat eceng gondok yang terus bertumbuh subur, pasangan suami istri di Rawa Pening kemudian berinisiatif untuk mengolahnya.

Pasangan suami istri sekaligus pemilik Bengok Craft adalah Firman Setyaji dan Astaria Eka Santi.

Firman sendiri menjabat sebagai Onwer Bengok Craft, sementara Astaria Eka Santi sebagai Bisnis Deveplement Co Owner.

Firman dan Astaria menceritakan perjalanan bisnisnya hingga menjadi produk ekspor, saat rombongan Jurnalis Sulsel dan BI bertandang ke tempat produksinya, Sabtu (22/7/2023).

Berawal saat keduanya melihat kondisi kampungnya yang terus ditumbuhi eceng gondok.

Hal itu membuatnya mencari cara mengubah gulma menjadi sumber perekononian warga setempat.

Keduanya pun mencoba untuk memproduksi kerajinan tangan dengan bahan dasar eceng gondok.

Hari demi hari, usahnya mulai berkembang, hingga menjadikan warga di kampungnya sebagai pekerja.

"Rawa Pening adalah penghasil eceng gondok terbesar. Jika hanya dibiarkan, maka akan terus memperluas kerusakan," kata Astaria.

Untuk memulai usahanya, pasangan tersebut hanya butuh biaya sekira Rp5 juta.

Bengok Craft produksi berbagai produk, di antaranya, sendal, topi hingga tas berkat dukungan BI.

Kini pasangan tersebut menciptakan lapangan pekerjaan di kampungnya yang terkenal dengan Desa Eduwisata itu.

"Usaha kami mulai berjalan dengan baik. Kami jadikan warga sebagai pengrajin," kata dia.

Supaya warga terus bersemangat untuk produksi, Bengok Craft langsung membayar hasilnya.

Warga bahkan menjadikan kerajinan atau olahan eceng gondok sebagai pekerjaan utama atau penunjuang perekonomian.

Sementara, Bengok Craft juga berusaha menjual produknya lewat sosial media maupun offline.

Meski baru berdiri pada tahun 2019 lalu, namun Bengok Craft sudah mulai ekspor produk.

Bengok Craft terus dibina BI, mulai dari produksi hingga akhirnya cara untuk ekspor.

"Kami terus disupport oleh BI (Jateng). BI tempat kami belajar. Di situ (BI) jadi jalan kami untuk ekspor," kata dia.

Hingga kini, Bengok Craft juga aktif ikuti pameran dengan target produknya cepat dikenal diberbagai wilayah Indonesia, termasuk luar negeri.

"Ekosistem eceng gondok, lebih cepat pertumbuhannya di Rawa Pening, membawa dampak perekonomian bagi kami. Biasanya gulma itu dibasmi. Tapi kami jadikan perekonomian," kata dia.

Ukuran eceng gondok

Ternyata tak semua batang eceng gondok yang tumbuh subur di Rawa Pening dijadikan bahan dasar produk.

Ternyata, ada juga klasifikasi eceng gondok yang dinilai layak untuk dijadikan produksi.

Terutama soal ukuran dan warna. Ukuran panjang batang eceng gondok yang layak kisaran 50 sampai 60 sentimeter.

Jika panjangnya kurang dari 50 senti, maka pengrajin akan kewalahan untuk mengayam.

Pasalnya, anyaman akan terus disambung-sambung dan hasilnya kurang memuasakan.

Soal warna juga jadi penentu. Warna tak boleh hitam, harus kekuning-kuningan.

Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, batang eceng gondok yang baru diambil dari rawa, dikeringkan dulu sekira tiga pekan.

Proses pengeringan juga harus ekstra hati-hati.

Batang diletakkan di atas jerami padi, supaya tak bersentuhan langsung dengan tanah.

Jika tersentuh tanah, maka hasilnya akan hitam-hitam.

"Jadi ukuran eceng gondok harus 50 sampai 60 senti meter. Proses pengeringan juga sampai tiga minggu, jika cuaca bagus," kata dia.

Cara itulah diterapkan Bengok Craft untuk menjaga kualitas produk.

Target Bengok Craft

Bengok Craft target jadikan Rawa Pening jadi pusat pengolahan eceng gondok di Indonesia.

Apalagi pertumbuhan eceng gondok di Rawa Pening mendukung. Eceng gondok tumbuh dengan cepat, beda daerah lain, termasuk Makassar.

"Kami target jadi pusat pengelohan enceng gondok di Indonesia. Harus mulai dari pemetikan, pengeringan hingga pembuatan atau pengolahan," katanya.

Selain beredar di Semarang, prodk Bengok Craft juga sudah terjual di berbagai wilayah Indonesia, termasuk Jakarta.

Sementara, soal ekspor produk, Bengok Craft sudah menjual produk di Italia.

Selain fokus pada penjualan dalam negeri, Bengok Craft juga mengarah pada ekspor produk dengan kapasitas yang lebih besar.

"Kita mengarah ke kapasitas ekspor lebih besar. Kita akomodir 20 perajin. Kolaborasi dengan anak muda untuk prnjualan.

Kita juga sedang latih difabel. Kita terus berinovasi. Seperti ada variasi tas," kata dia.

Omzet penjualan Bengok Craft dalam sebulan sudah mencapai Rp30 juta.

Bengok Craft apresiasi BI yang telah memberikan perhatian penuh terhadap pengembangan UMKM.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved