Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2023

Usai Melempari Batu Iblis di Mina, Jamaah Haji Saling Gundul Menggunduli

Ratusan jamaah haji Indonesia rame-rame saling gundul menggunduli kepala mereka setelah jamarat di Mina.

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM / THAMZIL THAHIR
Jemaah haji Indonesia ramai-ramai saling menggunduli kepala setelah jamarat di Mina. Saling menggunduli kepala dilakukan Rabu (28/6) hingga Kamis (29/6) siang waktu Arab. 

MAKKAH, TRIBUN -- Ratusan jamaah haji Indonesia, sepanjang Rabu (28/6) hingga Kamis (29/6) siang waktu Arab, rame-rame saling gundul menggunduli kepala mereka, setelah jamarat di Mina.

Jamarat adalah ritual wajib haji. Ritus Nabi Ibrahim AS ini, dengan simbol melontarkan 7 kerikil ke tugu tiga tugu batu besar, sebagai simbol melempar Iblis dan setan, penggoda manusia.

Ibadah ini adalah salah satu bentuk tahallul (menghalalkan) 12 larangan ihram, setelah selama masa wuquf di Arafah.

Jamarat hari pertama adalah Aqabah, lalu hari kedua dan ketiga berururutan jamarat Uwlaa, wusta dan ketiga Aqobah.

Suwakna, jamaah dari embarkasi Solo, Jawa Tengah, kemarin misalnya, menggunduli teman sekloternya di Maktab 69.

Sebelumnya, dia digunduli jamaah semaktabnya, sebelum mandi san bersuci di Daura Miyah (WC) Maktab 69.

"Proses rangkaian haji sudah selesai, maka kita tahalul atau mencukur rambut," kata jemaah haji asal embarkasi Jakarta kloter 57 (JKS 57) Zaid Abdullah di maktab 50 Mina, Rabu (28/9/2023).

Dia mengatakan jemaah haji melakukan wukuf di Arafah pada Selasa (27/6/2023).

Setelah itu dia bersama jemaah di kloternya bergeser ke Muzdalifah untuk mabit (berhenti sejenak) mengambil batu untuk lempar jumrah aqabah di Jamarat, Mina.

Dia mengatakan proses tahalul merupakan sunah Rasulullah SAW sehingga dianjurkan memotong rambutnya hingga gundul setelah lempar jumrah.

Setelah tahalul, kata dia, jemaah bisa mengambil opsi nafar awal dengan melempar jumrah pada 11-12 Dzulhijjah (28-29 Juni).

Opsi lain nafar tsani melakukan lempar jumrah pada 11-13 Dzulhijjah (28-30 Juni).
Setelah itu bisa dilanjutkan dengan tawaf ifadah di Masjidil Haram.

Lempar jamarat adalah bagian dari rangkaian prosesi ibadah haji sebagai perlawanan terhadap setan.

Hal ini merupakan tindakan yang mencontoh Nabi Ibrahim ketika dia dan putranya, Nabi Ismail, mendapatkan godaan setan.

Lontar jumrah dilakukan dengan melempari batu ke tiang-tiang jamarat.

Penjagaan dan pengawasan terus dilakukan oleh tim petugas haji di berbagai pos Mina.

 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved