Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Haji 2023

Kala Irjen Kemenag Terpaksa Shalat Isya di Koridor Terminal Bus Shalawat Masjidil Haram

Kenapa dan bagaimana alur ceritanya hingga pejabat eselon II kementerian penyelenggara ibadah haji itu bisa menunaikan shalat farldu di antara deru

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Ansar
Tribun-timur.com/Thamzil Thahir
SHALAT DI TERMINAL - Inspektur Jenderal Kementerian Agama RI Dr H Faisal Ali Hasyim saat sholat jamaah Isya di koridor Terminal Syb Amir, Masjidil Haram, Mekkah, Kamis (22/6/2023) malam. Irjen memantau operasi bus shalawat bagi jamaah haji Foto Courtesy ADC Rayyan 

MADINAH, TRIBUN - Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI), Dr Faisal Ali Hasyim (48), Kamis (22/6/2023) malam, terpaksa menunaikan shalat jamaah Isya di koridor Terminal Syb Amir, timur Masjidil Haram, Kota Makkah, Arab Saudi.

Kenapa dan bagaimana alur ceritanya hingga pejabat eselon II kementerian penyelenggara ibadah haji itu bisa menunaikan shalat farldu di antara deru mesin bus, dan debu terminal?

"Saya banyak dapat laporan tertulis dan lisan soal operasi bis shalawat, dan layanan ke jamaah. Jadi saya mau cek bukti langsung dari lapangan," ujar mantan direktur sumber daya alam Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) itu.

Nah, kala pria kelahiran Pidie, Nanggoe Aceh Darussalam ini, tengah bekerja, iqamah shalat Isya dari Masjidil Haram, berkumandang.

Untuk bergegas masuk ke pelataran utama Baitullah sangat tidak memungkinkan.

Jarak masjid tersuci di dunia ini dengan terminal Syb Amir, bukan selangkah, dua belas langkah.

Luas keseluruhan masjid ini mencapai 3.8 juta kaki persegi, atau setara 356.800 m2.
Meski kapasitas muat terpasangnya 890 ribu jamaah, namun empat hari menjelang puncak musim haji, jumlah orang bisa mencapai 1.2 juta orang.

Pun, untuk jalan masuk ke pelataran Thawaf di lingkatan Kabbah, juga kecil kemungkinan.
Selain, proyek ekpansi ketiga Masjidil
Haram masih berlanjut, akses perlintasan dari terminal ke Masjid sudah disesaki puluhan ribu jamaah.
Tribun sendiri menunaikan shalat Isya di jalan raya, sekitar 200 meter dari koridor terminal, venue shalat Pak Irjen.
"Ya., sudah kita shalat disini." kata Faisal,
Beruntung, Rayan, staf ADC Pak Irjen, membawa sajadah.
Sekadar diketahui, lantai koridor terminal Syb Amir, bukan airport departure terminal yang mengkilap.
Lantai koridor itu hanya lapisan cor beratap, berdebu dan tak berdinding.

Kalaulah itu bukan waktu shalat Isya, misalkan shalat Lohor atau Ashar, hembusan angin panas 45 derajat celcius Jazirah Arab, serasa membakar.

Beruntung lainnya, karena waktu shalat, maka semua mesin bus transit harus dimatikan, supir dan awak bus, juga harus sholat.

Pergerakan bus di 4 terminal lain di kawasan Masjidil Haram di waktu shalat jamaah, masuk kategori "pelanggaran berat."

Sekitar 10 menit usai bubaran jamaah, Tribun pun tanpa sengaja menemukan "Pak Irjen."
Dia lagi meladeni permintaan "foto selfi" dari petugas dan jamaah.
Sambil berjalan ke pelataran antrean bus Syb Amir, Pak Irjen banyak bercerita soal temuan lapangannya.

"Pemantauan ini penting, sebab Jumat besok, masa istirahat bus shalawat di semua terminal," ujarnya.

Di bagian lain, temuan lapangannya, Pak Irjen juga menemukan fakta, bahwa banyak petugas PPIH non-kloter dan piket petugas kloter yang tidak sempat sarapan, makan siang, dan malam selama 12 jam bertugas.

"Ya, betul tadi saya banyak dapat masukan petugas disini. Kasihan mereka tak dapat jatah makan, karena katerimg drop di hotel."

Guna memfollow up, temuan soal jatah makan petugas itu, dia langsung mengirim pesan ke kepala Kadaker Mekkah.

"Nah, ini kan kau lihat WA saya ke Kadaker Mekkah," ujarnya sambil memperlihatkan screen pesannya ke kadaker.

Dia juga mengkonfirmasikan cerita saat bertemu Kiai Haji Husein Muhammad Lc, Ketua Mustasyar PB NU yang mengaku kesasar di terminal Syb Amir. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved