Prabowo Subianto Primadona Warga Nahdliyin

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi bakal calon Presiden 2024 dengan keterpilihan teratas di basis pemilih Nahdlatul Ulama (NU) pada survei Litbang Kompas.

Elektabilitas Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menyalip Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang menempati posisi puncak dalam survei sebelumnya.

Merujuk hasil survei Litbang Kompas pada Mei 2023, elektabilitas mantan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat ini mencapai 25,8 persen di kalangan Nahdliyin.

Tingkat keterpilihan Prabowo Subianto naik sekira 7 persen dari hasil survei pada Januari 2023.

Prabowo Subianto meninggalkan Ganjar Pranowo yang berada di posisi kedua dengan elektabilitas sebesar 24,9 persen.

"Ganjar yang sebelumnya di survei Januari 2023 berada di posisi paling atas, menurun di survei Mei 2023 ini dengan 24,7 persen, turun 3 persen dari survei Januari 2023," demikian hasil survei Litbang Kompas dikutip dari Kompas.id, Minggu (4/6/2023).

Sementara itu, mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berada di urutan ketiga dengan elektabilitas 12,3 persen.

Sosok lain turut dipertimbangkan warga Nahdliyin untuk dipilih sebagai calon presiden antara lain Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (7,1 persen).

Selanjutnya, Menparekraf Sandiaga Uno (1,3 persen), Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (1,3 persen), Menko Polhukam Mahfud MD (0,9 persen), dan Mensos Tri Rismaharini (0,7 persen).

Kemudian Menteri BUMN Erick Thohir (0,7 persen), dan mantan Panglima TNI Andika Perkasa (0,5 persen).

Masih ada 22,1 persen responden survei Litbang Kompas yang tidak tahu atau tidak menjawab.

"Dari data ini bisa ditarik benang merah bahwa aspirasi politik warga NU relatif menyebar ke banyak partai politik dan calon presiden," katanya.

"Artinya, secara umum postur pemilih di Indonesia akan lebih banyak dicerminkan oleh bagaimana aspirasi politik dari warga nahdliyin ini," tulis lagi Litbang Kompas.

Dengan demikian, menurut survei tersebut, tidak berlebihan jika siapapun yang berkontestasi pada pemilu 2024, terutama di pemilihan presiden, suara pemilih Nahdlatul Ulama (NU) akan menjadi penentu.(*)