Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sunah Islam

Benarkah Berhubungan Suami Istri saat Malam Jumat Dapat Pahala? Buya Yahya Jelaskan Soal Niat

Ustaz Buya Yahya menjelaskan soal kebenaran kabar pahala bermalam Jumat yang kini beredar di kalangan masyarakat.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Ustaz Buya Yahya jelaskan soal pahala berhubungan suami istri saat malam Jumat 

TRIBUN-TIMUR.COM - Benarkah pahala berhubungan suami istri di malam Jumat seperti membunuh Yahudi?.

Ustaz Buya Yahya menjelaskan soal kebenaran kabar pahala bermalam Jumat yang kini beredar di kalangan masyarakat.

Pernikahan merupakan perbuatan yang sangat mulia bagi manusia yang menjalankannya.

Apalagi menikah adalah sunnah rasul yang termasuk ibadah paling lama di antara ibadah lainnya.

Sehingga memang tujuan menikah bagi umat muslim tak lain ialah untuk beribadah kepada Allah Subhanahuwata'ala.

Baca juga: Suami dan Istri Tersangka Dalam Kasus KDRT di Depok, Wanita Ditangguhkan, Penjelasan Buya Yahya

Baca juga: Ternyata Mandi Wajib Bisa Berujung Dosa dan Siksaan Menurut Buya Yahya, Doa Mandi Wajib Dalam Islam

Di antara ibadah setelah menikah yang tidak disukai setan ialah keharmonisan suami istri.

Bahkan hubungan suami istri yang dilakukan setelah menikah ialah sunnah rasul.

Bahkan di tengah masyarakat muncul anggapan jika berhubungan suami istri di malam jumat itu sunnah rasul.

Lantas, benarkah pahala berhubungan suami istri di malam jumat seperti membunuh Yahudi?

Berikut ini penjelasan Buya Yahya yang dibagikan melalui kanal YouTube Buya Yahya.

Terkait pahala hubungan suami istri di malam jumat dianggap sunnah rasul diawali dari pertanyaan seorang jemaah berikut ini.

"Di masyarakat banyak mengatakan sunnah rasul di malam jumat berhubungan suami istri, bahkan ada yang mengaitkan dengan membunuh yahudi, jadi apakah itu pantas diucapkan? Karena marak sekali ucapan itu sebelum malam jumat?," tanya seorang jemaah.

Maka dalam hal ini, Buya Yahya memberikan tanggapannya perihal suatu hal yang dikaitkan dengan sunnah Nabi hendaknya ditelusuri terlebih dahulu kebenarannya.

"Kalo ingin menisbatkan sesuatu kepada Baginda Nabi, apalagi kepada sunnah harus jelas dulu, kalo tidak masuk wilayah dusta kepada Baginda Nabi," terang Buya Yahya.

Sehingga Buya Yahya menegaskan jika riwayat-riwayat seperti itu tidak diketahui sumbernya dari mana.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved