Indosat
Cara Indosat dan GSMA Tangani Dampak Perubahan Iklim Lewat Teknologi Digital
Program berkelanjutan ini juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ)..
Penulis: Rudi Salam | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Indosat Ooredoo Hutchison (Indosat) berkolaborasi Global System for Mobile Communication Association (GSMA) meningkatkan ketahanan lingkungan dan ekonomi Indonesia dengan pengembangan mitigasi berbasis seluler.
Kolaborasi ini merupakan salah satu inisiatif untuk menangani dampak perubahan iklim dunia dituangkan ke dalam program Digitalisasi Konservasi Mangrove di Kalimantan Utara.
Program berkelanjutan ini juga mendapatkan dukungan dari Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (BMZ).
Program ini juga mendaptkan dukungan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ), Universitas Borneo Tarakan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara, dan Pemda Sebatik Barat.
President Director and CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, mengatakan bahwa isu perubahan iklim dunia telah menjadi perhatian global dan berdampak signifikan bagi kelestarian ekosistem makhluk hidup.
“Kolaborasi Indosat dengan GSMA merupakan langkah nyata untuk mengatasi isu perubahan iklim lewat pemanfaatan teknologi digital,” katanya, via rilis, Selasa (23/5/2023).
Menurut Vikram, upaya bersama yang sejalan dengan komitmen Pemerintah Indonesia ini akan meningkatkan ketahanan lingkungan.
“Sekaligus meningkatkan perekonomian yang tidak hanya bagi masyarakat sekitar, tapi juga mempercepat pertumbuhan ekonomi bangsa,” jelasnya.
Head of Asia Pasific Global System Mobile Communications Association (GSMA), Julian Gorman, menambahkan bahwa GSMA memperkuat komitmennya dalam mengatasi tantangan iklim global melalui dukungan program digitalisasi untuk mengatasi dampak buruk dan iklim ekstrim.
Kolaborasi antara Indosat dan GSMA Mobile Innovation Hub, kata dia, merupakan bukti komitmen kami terhadap lingkungan mengenai bagaimana seluler dapat berkontribusi penting dalam menghubungkan komunitas melalui solusi digital.
“Apalagi, konservasi mangrove merupakan kebutuhan global di banyak komunitas pesisir. Kemitraan strategis ini tentunya membawa produktivitas dan ketahanan lingkungan di masa yang akan datang,” kata Julian.
Program Digitalisasi Konservasi Mangrove ini merupakan kelanjutan dari penandatangan nota kesepahaman di Barcelona pada Maret 2023 lalu yang akan dilakukan dalam dua bentuk kegiatan.
Pertama adalah pemetaan wilayah laut dan pesisir dengan menggunakan Open-source & Geospatial Mapping di wilayah pesisir dan laut Kalimantan Utara khususnya di Desa Setabu, Kecamatan Sebatik Barat.
Kegiatan ini akan melibatkan warga serta tokoh masyarakat sekitar dengan menggunakan aplikasi Qfiled yang dapat diperbarui secara berkala.
Dengan aplikasi Qfield tersebut, Indosat bersama GSMA, BMZ dan GIZ juga memberikan pelatihan pemetaan untuk memetakan area wilayah pesisir dan pantai, serta memproduksi digital map untuk kegiatan selanjutnya.
Indosat: Gowa dan Parepare Puncaki Lalu Lintas Data Tertinggi di Sulsel Selama Libur Tahun Baru |
![]() |
---|
Cara Indosat dan Huawei Dorong Kebangkitan Digital Indonesia |
![]() |
---|
Indosat: Lonjakan Trafik Data Capai 8,9 Persen saat Libur Tahun Baru 2024 |
![]() |
---|
Trafik Data Indosat Naik 25 Persen saat Lebaran, Bone dan Parepare Berkontribusi Tinggi |
![]() |
---|
Indosat Ooredoo Hutchison Catat Kinerja Positif di 2021 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.