Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Sunah Islam

Dokter Aisyah Dahlan Ungkap Alasan Istri Lebih Banyak Curhat Dibanding Suami, Pria Harus Dengar

Fenomena telah menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang karena dianggap sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Editor: Ansar
YouTube Pecinta dr Aisah Dahlan CHt
Dokter Aisyah Dahlan jelaskan soal fenomena curhat yang telah menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang karena dianggap sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Dokter Aisyah Dahlan mengungkap alasan mengapa wanita sering curhat soal permasalahan yang dihadapinya.

Fenomena telah menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang karena dianggap sebagai solusi atas permasalahan yang dihadapi.

Namun, menariknya, aktivitas curhat ini cenderung lebih identik dan sering dilakukan oleh kaum perempuan dibandingkan kaum laki-laki.

Dokter Aisyah Dahlan, seorang praktisi keterampilan Neuroparenting, menyatakan perbedaan utama antara perempuan dan laki-laki terletak pada otak bicara atau bahasa.

Menurutnya, hal ini telah diteliti pada tahun 1999 dalam penelitian di Institute Of Psychiatry, London yang mengungkapkan perbedaan lokasi pengendalian bicara dan bahasa pada otak laki-laki dan perempuan.

Baca juga: Daftar Dosa Besar Istri ke Suami Menurut Aisyah Dahlan, Istri yang Kerja Harus Waspada

Baca juga: Kata-kata Istri Dianggap Sepele Bikin Hati Suami Hancur, Dokter Aisyah Dahlan Jelaskan Dampaknya

"Ilmu pengetahuan tersebut menunjukkan, pada laki-laki, otak bicara yang mengatur perbendaharaan kata hanya terletak di bagian otak sebelah kiri," jelasnya saat mengisi acara seminar perempuan berdaya pada Senin (5/11/2023) di Koba, Bangka Tengah.

Sementara pada perempuan, otak bicara terdapat di kedua sisi otak, yaitu sebelah kiri dan kanan.

Hal inilah yang mendasari mengapa perempuan lebih suka dan cenderung lebih banyak berbicara daripada laki-laki.

"Perempuan memang suka berbicara, tetapi ketika sedang curhat, mereka hanya ingin didengarkan," ungkapnya.

Aisah memberikan perumpamaan, jika seorang perempuan sedang curhat karena sakit kepala kepada pasangannya, maka curhatan yang didengarkan oleh pasangannya tersebut sudah menjadi pengobatannya.

"Sementara bagi laki-laki, setelah mendengar curhatan tersebut, mereka langsung merasa bertanggung jawab untuk menawarkan solusi," jelasnya.

Lebih lanjut, Aisah menjelaskan bahwa otak perempuan tidak menyimpan masalah seperti otak laki-laki.

Masalah bagi perempuan cenderung berputar-putar di dalam pikirannya.

Dr. Aisah mengungkapkan bahwa cara efektif bagi perempuan untuk melepaskan masalah dari pikirannya adalah dengan membicarakannya dan mengungkapkannya.

"Oleh karena itu, ketika seorang perempuan berbicara pada akhir harinya, tujuannya adalah untuk melepaskan beban emosionalnya, bukan untuk mencari kesimpulan atau penyelesaian masalah," tambahnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved