Pencabutan Status Darurat Covid-19 Dinilai Tak Beri Pengaruh Besar Terhadap Hunian di Sulsel

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan berakhirnya era pandemi Covid-19.

Pencabutan status darurat kesehatan global untuk Covid-19 itu disampaikan Jumat (5/5/2023).

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulawesi Selatan (Sulsel) pun menanggapi hal tersebut.

Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga, menilai pencabutan status darurat Covid-19 itu tidak memberi pengaruh besar terhadap hunian.

“Pencabutan kedaruratan Covid tidak beri pengaruh lagi,” kata Anggiat, saat dihubungi Tribun-Timur.com, Senin (8/5/2023).

Anggiat menuturkan alasannya, karena jauh sebelum pengumuman tersebut, kondisi perhotelan sudah berjalan seperti biasanya.

Begitupun dengan pelaksanaan event di hotel yang telah berjalan dengan normal.

“Jauh sebelumnya semua sudah normal, baik dari sisi keterbukaan usaha, penyelenggara event dan turis pun sudah normal masuk,” tuturnya.

Kendati demikian, CEO Phinisi Hospitality Indonesia itu menilai kebijakan ini menjadi sebuah kepastian terkait kenormalan.

“Tapi dari sisi efek bisnis tidak ada beri pengaruh,” tegas Anggiat.

Anggiat menjelaskan bahwa kondisi perhotelan perlahan mulai membaik.

Seperti misalnya event libur lebaran beberapa waktu lalu, berbagai event nasional dilaksanakan di hotel Makassar.

Event tersebut seperti Pertemuan Saudagar Bugis Makassar (PSBM) hingga Peringatan Hari Otonomi Daerah.

“Event ini sangat berdampak karena semakin banyak event pasti beri efek signifikan,” tuturnya.

“Kami dari industri mengucapkan terima kasih ke pak wali dan jajarannya yang tak henti gebyar event di Makassar,” tutupnya.(*)