Puasa Syawal
Hukum Puasa Syawal Digabung Puasa Ganti atau Utang Ramadan Menurut Ulama, Kapan Bayar Fidyah?
Namun, apakah menggabungkan puasa Syawal dengan pembayaran utang puasa Ramadhan diperbolehkan?
TRIBUN-TIMUR.COM - Puasa Syawal adalah salah satu puasa sunah yang sangat dianjurkan karena memiliki pahala dan keutamaan yang besar.
Puasa ini dilakukan dengan berpuasa enam hari pada bulan Syawal. Jika dilakukan, maka seseorang akan mendapatkan pahala puasa selama satu tahun penuh.
Namun, apakah menggabungkan puasa Syawal dengan pembayaran utang puasa Ramadhan diperbolehkan?
Menurut Syekh Ali Jum'ah Muhammad dari Lembaga Fatwa Mesir, para ulama fiqih memperbolehkan menggabungkan puasa Syawal dengan pembayaran utang puasa Ramadhan.
Namun, niat untuk membayar utang puasa Ramadhan yang wajib harus didahulukan daripada niat puasa Syawal yang sunah.
Baca juga: Kapan Mulai Puasa Syawal 6 Hari? Simak Niat Puasa Syawal Bahasa Arab Lengkap Terjemahan
Baca juga: Kumpulan Nama Bayi Perempuan Islami Lahir Bulan Syawal, Wanita Bersih dan Penuh Kasih Sayang
Dalam hal ini, seseorang yang ingin membayar utang puasa Ramadhan diperbolehkan untuk menggabungkannya dengan puasa enam hari bulan Syawal.
Dalam hal ini, mereka akan mendapatkan pahala sunah dari puasa Syawal, namun tidak secara sempurna seperti yang didapatkan dari puasa enam hari bulan Syawal yang diikuti setelah puasa Ramadhan.
Pendapat Imam as-Suyuthi dalam al-Asybah wa an-Nadhairi menyatakan bahwa jika seseorang mengganti puasa Ramadhan atau puasa kafarat pada bulan Syawal dan menggabungkannya dengan niat puasa Syawal, maka hal itu sah dan mereka mendapatkan pahala dari keduanya.
Namun, umat Islam tetap hanya mendapatkan pahala kesunahan dari puasa enam hari Syawal dan tidak mendapatkan keutamaannya secara sempurna.
Adapun batas qadha puasa adalah bulan Ramadhan selanjutnya, sehingga seseorang yang sengaja mengakhirkan qadha puasa hingga belum melunasi utang puasanya saat memasuki bulan Ramadhan berikutnya akan berdosa.
Selain itu, mereka tetap harus menggantinya dan membayar fidyah berupa memberi makan orang miskin satu orang setiap satu hari puasa.
Besaran fidyah yang harus dibayarkan adalah memberi makan fakir miskin sebesar 1 mud atau 0,6 kilogram beras untuk satu hari puasa.
Keutamaan puasa Syawal
Keutamaan puasa Syawal didasarkan pada hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Abu Ayyub Al-Anshari:
"Barangsiapa berpuasa pada bulan Ramadan kemudian diikuti dengan enam hari pada bulan Syawal, maka ia seperti berpuasa sepanjang tahun."
Dalam hadis tersebut, Nabi Muhammad SAW menyatakan bahwa puasa Syawal memiliki keutamaan setara dengan puasa sepanjang tahun.
Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang berusaha untuk melaksanakan puasa ini setelah bulan Ramadan berakhir.
Selain itu, puasa Syawal juga memiliki keutamaan lainnya seperti membersihkan diri dari dosa-dosa selama bulan Ramadan.
Dengan berpuasa selama enam hari pada bulan Syawal, seseorang dapat memperbaiki dirinya dan mendapatkan pengampunan dari Allah SWT.
Selain itu, puasa Syawal juga dapat membantu seseorang untuk memperkuat keimanan dan kekuatan spiritualnya.
Selain mendapatkan keutamaan dari Allah SWT, puasa Syawal juga memiliki manfaat kesehatan bagi tubuh.
Puasa dapat membantu menurunkan berat badan, meningkatkan metabolisme, dan meningkatkan kekebalan tubuh.
Selain itu, puasa Syawal juga dapat membantu membersihkan tubuh dari racun dan meningkatkan fungsi organ dalam tubuh.
Dalam Islam, puasa Syawal merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Dengan melaksanakan puasa Syawal, seseorang dapat mendapatkan keutamaan besar dari Allah SWT dan juga manfaat kesehatan bagi tubuh.
Oleh karena itu, banyak umat Muslim yang berusaha untuk melaksanakan puasa Syawal setelah selesai bulan suci Ramadan.
Niat puasa Syawal
Berikut ini adalah lafal niat puasa Syawal:
"نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى"
(Arab latin: Nawaitu shauma ghadin 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.)
Artinya: "Aku berniat puasa sunnah Syawal esok hari karena Allah SWT."
Bagi orang yang tidak sempat melafalkan niat pada malam harinya, namun ingin melaksanakan puasa Syawal keesokan harinya, maka diperbolehkan baginya untuk berniat pada saat itu juga.
Hal ini dikarenakan kewajiban untuk melafalkan niat pada malam hari hanya berlaku untuk puasa wajib.
Sedangkan untuk puasa sunnah, niat dapat dilakukan di siang hari sepanjang belum makan, minum, atau melakukan hal-hal lain yang membatalkan puasa sejak subuh.
Adapun lafal niat puasa Syawal yang dapat diucapkan di siang hari, yaitu:
"نَوَيْتُ صَوْمَ هَذَا اليَوْمِ عَنْ أَدَاءِ سُنَّةِ الشَّوَّالِ لِلهِ تَعَالَى"
(Arab latin: Nawaitu shauma hâdzal yaumi 'an adâ'i sunnatis Syawwâli lillâhi ta'âlâ.)
Artinya: "Aku berniat puasa sunah Syawal hari ini karena Allah SWT."(*)
Keutamaan Puasa Syawal Enam Hari Setara 12 Bulan |
![]() |
---|
Kapan Waktu yang Tepat Melaksanakan Puasa Syawal Setelah 1 Bulan Puasa Ramadan? |
![]() |
---|
Kapan Mulai Puasa Syawal 6 Hari? Simak Niat Puasa Syawal Bahasa Arab Lengkap Terjemahan |
![]() |
---|
Puasa Syawal atau Qadha Ramadan Mana yang Harus Didahulukan? Simak Penjelasan Ustaz Abdul Somad |
![]() |
---|
Puasa Syawal Apa Harus 6 Hari Berurutan? Ini Penjelasan Ulama Beserta Tata Cara dan Niat Berpuasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.