Ida Dayak
Terungkap Alasan Ida Dayak Pulang Kampung, Bukan Gegara Tukang Urut Saingan Bermunculan
Ida Dayak dikabarkan sudah pulang kampung ke Desa Pasir Belengkong, Kalimantan Timur.
TRIBUN-TIMUR.COM - Bukan karena saingan bermunculan, terungkap alasan Ida Dayak pulang kampung.
Ida Dayak dikabarkan sudah pulang kampung ke Desa Pasir Belengkong, Kalimantan Timur.
Kabar kepulangan Ida Dayak ke kampung halamannya muncul di media sosial saat tukung urut lain mulai bermunculan.
Ternyata, alasan Ida Dayak pulang kampung untuk merayakan Lebaran Idul Fitri 1444 Hijriyah.
Ida Dayak dikabarkan pulang kampung saat saingan dan 'senior' sudah menampakkan diri.
Informasi tersebut didapat dari postingan akun @Helo Denim di media sosial Helo yang memposting video momen penyambutan Ida Dayak saat pulang ke Kalimantan.
Baca juga: Ida Dayak Pulang Kampung saat Saingan Menampakkan Diri Disambut Bak Ratu, Punya Rencana Lain
Baca juga: Pekerjaan Anastasya Gadis Cantik Disebut Keponakan Ida Dayak, Sering Bagikan Kegiatan di Medsos
Menurut narasi yang tertulis di postingan tersebut, Ida Dayak kembali ke Kalimantan setelah mendapatkan banyak hujatan dari orang-orang.
Namun, kabarnya kepulangan Ida Dayak ke Kalimantan ini disambut dengan sambutan luar biasa dari masyarakat.
Baca juga: Muncul Sosok Pria Ngaku Guru Pesulap Merah, Ingatkan Pesan Ini ke Murid Tapi Dilanggar, Lihat Video
Baca juga: Pekerjaan Anastasya Gadis Cantik Disebut Keponakan Ida Dayak, Sering Bagikan Kegiatan di Medsos
Ida Dayak disambut dengan berbagai tarian sambut yang dilakukan oleh para laki-laki dan perempuan Dayak.
Konon, ada sambutan meriah bak pahlawan karena Ida Dayak dianggap telah mengangkat derajat suku Dayak yang selalu diremehkan.
Postingan tersebut juga menuliskan terima kasih kepada Ida Dayak atas jasanya dan ucapan panjang umur.
Dalam video yang diposting oleh akun @Helo Denim terlihat ribuan orang berpakaian Dayak bersiap-siap menyambut kepulangan Ida Dayak ke kampung halaman.
Tampak pula seseorang yang diduga merupakan sosok Ida Dayak diangkat oleh sejumlah pria dengan menggunakan peralatan yang terbuat dari rangkaian bambu untuk keliling desa dengan berjalan kaki.
Namun, informasi ini belum dapat dipastikan kebenarannya karena dalam video tersebut hanya menampilkan ribuan orang Dayak yang sedang berkumpul.
Tidak tampak sosok Ida Dayak seperti yang dinarasikan akun tersebut.
Postingan akun @Helo Demi ini telah ditonton 212.400 ribu lebih, mendapatkan 6.000 like, serta dikomentari oleh 628 pengguna.
Meskipun belum diketahui informasi yang sebenarnya, postingan ini telah mendapatkan beragam komentar dari warganet.
Seorang pengguna dengan akun @Nur ***** menuliskan, dirinya orang Dayak dan bangga memiliki Ida Dayak.
Meskipun ia tinggal di Sumatra, ia mengirimkan doa terbaik untuk orang baik seperti Ida Dayak.
Akun @Sop** ********** menyampaikan pendapatnya.
"Pesulap Merah apa pernah di sambut kayak gini. Saya rasa tidak perna.karena pesulap Merah hanya ke banyakan bacot aja," kata dia.
Saingan Ida Dayak muncul
Keahlian pengobatan tulang secara tradisional yang dimiliki oleh Ida Dayak bukanlah sesuatu yang asing bagi masyarakat Aceh.
Jauh sebelum Ida Dayak muncul dan menggemparkan jagat media sosial, masyarakat Aceh sudah mengenal sejumlah nama legenda tukang urut yang sangat mumpuni.
Ada banyak sekali nama ahli tulang tradisional yang namanya melegenda di Aceh, dari Doto Ali Kuta Binje, Tgk Tu Idi Cut, hingga yang terakhir Bang Man di Geureugok.
Doto Ali Kuta Binje dan Tgk Tu Idi Cut telah almarhum dan kini ilmunya diteruskan oleh anak-anaknya.
Namun, kemampuan anak-anaknya dianggap belum setara dengan apa yang dimiliki oleh ayah mereka.
Saat ini, satu nama ahli pengobatan tulang secara tradisional di Aceh yang terkenal ke publik adalah Bang Man di Geureugok, Kabupaten Bireuen.
Selain Bang Man di Bireuen, dipastikan ada sejumlah ahli pengobatan tulang tradisional yang tersebar di berbagai daerah di Aceh.
Hanya saja, seperti Bang Man, kebanyakan ahli pengobatan tulang tradisional di Aceh enggan diekspos, dan kebanyakan pekerjaan itu bukan profesi utama, melainkan hanya sampingan untuk membantu sesama.
Selain itu, para ahli pengobatan tulang tradisional di Aceh juga tidak melakukan ritual apapun, termasuk tari tarian, sebelum mengobati pasien, sehingga tidak menarik untuk dijadikan konten video.
Namun, setelah Ida Dayak viral di medsos, warga Aceh pun mulai membicarakan sosok-sosok ahli pengobatan tulang tradisional di Bumi Serambi Mekkah.
Salah satu yang paling banyak diperbincangkan adalah Bang Man Urut yang tinggal di Geureugok Kabupaten Bireuen.
Beberapa warga Aceh pun berbagi pengalaman mereka berobat pada ahli pengobatan tulang tradisional.
Juga Ampuh Atasi Batu Ginjal
Zakaria, mantan kombatan GAM wilayah Peureulak, yang kini tinggal di Pekanbaru adalah salah satu yang memberikan komentarnya tentang kemampuan Bang Man Geureugok dan Ida Dayak dalam mengobati pasien, khususnya keluhan tulang.
Menurutnya, ini adalah kemampuan khusus atau keahlian yang merupakan anugerah Allah kepada orang-orang tertentu.
Sebagian besar para ahli pengobatan tulang tradisional ini memiliki kemampuan itu dari ayah, kakek, hingga buyutnya.
“Saban lagee doto Ali di Kuta Binjai awai. Sampoe meurumpok gelar doto ahli ortopedi. Padahai sikula Meu SD Hana tamat (Sosok Bang Man maupun Ida Dayak ini sama seperti almarhum doto Ali di Kuta Binjai).
Beliau sampai mendapatkan gelar dokter ahli ortopedi. Padahal sekolahnya SD pun tak tamat),” tulis Zakaria dalam grup WA Pehtemsoh, Minggu (9/4/2023) malam.
“Meunan cit di Idi cut na Tgk Tu. Gobnyan ureung harus operasi lagee batu ginjal, bengkak ka meulabo, dll, seulesoe laju ji teubiet keudroe jih.
(Begitu juga di Idi Cut, ada Tgk Tu. Beliau ini bahkan mampu mengobati pasien batu ginjal, ke luar batunya tanpa harus operasi),” lanjut pria asal Idi Aceh Timur yang akrab disapa Bang Zack ini.
Ibrahim Berdan, rekan Zakaria yang kini bermukim di New York, Amerika Serikat ikut berkomentar.
“Nyo doto Ali (di amerika dijok gelar sah doto) atas dasar kemanusiaan. (Jika di Amerika, Doto Ali (ahli pengobatan tulang di Kuta Binjai) diberikan gelar sah sebagai dokter atas dasar kemanusiaan),” ujarnya.
Pengalaman Dokter Spesialis Kandungan
Jika dulu ada Doto Ali di Kuta Binje dan Tgk Tu di Idi Cut (keduanya di Aceh Timur), saat ini ada nama Bang Man Urut di Geureugok, Kabupaten Bireuen.
Dokter spesialis kandungan di RSUD Tgk Chi Ditiro Sigli, dr Rahmat Akbar SPOG juga ikut berkomentar dalam grup WA Pehtemsoh.
Ia menceritakan pengalamannya berobat ke Bang Man saat mengalami gangguan terkilir pada kakinya.
Kepada Serambinews.com, dr Rahmat mengatakan bahwa kondisi kakinya langsung membaik setelah mendapat sentuhan dari Bang Man.
"Lon ka lheuh Jak Meu urot keunan, meukilah aki, geu mat siat, ka Mangat... Dari arah bireun, ban troh geurugok belok kiri.. (Saya sudah pernah berobat urut ke sana (tempat Bang Man Urut). Kaki terkilir, dipegang-pegang sebentar, langsung membaik. Dari arah Bireuen, begitu sampai di Geurugok belok kiri)," ujarnya.
"Lon bersaksi,,memang hebat, ka 3 droe tukang urot di Sigli tetap hana glah aki, diba le Ngon lon keunan, langsong jeut dong operasi 2 jeum.
(Saya bersaksi, memang hebat. Sudah 3 orang tukang urut di Sigli (kaki saya) tetap tidak membaik. Begitu dibawa oleh teman saya ke sana ( Bang Man di Geureugok), saya langsung sanggup berdiri 2 jam untuk operasi (sebagai dokter ahli kandungan)" lanjut dr Rahmat.
“Hana meu troh siminet ka lheuh, jioh dari Sigli tajak, Hana meusiminet. (Enggak sampai semenit sudah selesai, padahal jauh-jauh datang dari Sigli),” ujarnya lagi.
Sigli, tempat dr Rahmat tinggal dan bertugas, berjarak sekira 120 kilometer.
“Hahaha. Nyan sengaja dokter, supaya na watee pajoh sate bak Apa Leh. Bek meukarat karat jak woe (Mungkin itu supaya dokter punya waktu menikmati sate Apa Leh),” ungkap temannya bercanda, menanggapi cepatnya Bang Man dalam menangani pasien.
“Lon pikee kok lagee mayang2 geumeu urot, ureung meusak keuing, geutarek2 badan siminet, ka jeut keu Jak Mangat.
(Macam orang main-main saat melihat beliau menangani pasien. Orang yang bermasalah di pinggang, ditarik-tarik badannya, hanya satu menit sudah bisa berjalan dengan normal),” pungkas Dr Rahmat.
Geureugok, tempat Bang Man Urut ini tinggal, adalah ibu kota Kecamatan Gandapura, Kabupaten Bireuen.
Geureugok, selama ini terkenal sebagai salah satu pusat kuliner di lintas Banda Aceh - Medan.
Sate Apa Leh dan mi kocok adalah dua kuliner yang paling terkenal di Geureugok.
Sudah Terkenal Sebelum Ida Dayak
Nama Bang Man ini sudah lama terkenal di Aceh, jauh sebelum viralnya Ida Dayak di medsos.
Namun nama Bang Man terkenal hanya sebatas di kalangan orang-orang yang berurusan dengan tulang belulang.
Bang Man juga tidak mau beratraksi, apalagi menari, sebelum mulai beraksi.
Setiap hari, tangan dinginnya melayani puluhan hingga ratusan pasien yang memenuhi halaman rumahnya.
Ia juga tidak pernah melihat, berapa uang yang dimasukkan oleh pasien yang ditanganinya ke dalam kantong bajunya.
Kemampuan Bang Man dalam menangani pasien keluhan tulang ini sudah mulai diasah sejak berumur 13 tahun, karena kerap membantu ayahnya yang juga ahli pengobatan tulang tradisional.
Bang Man, yang di Aceh sudah jauh lebih duluan terkenal dibandingkan Ida Dayak, sering menjadikan hasil rontgen sebelum memulai pengobatan.
Ia juga tetap mendengarkan diagnosis medis dari dokter yang disampaikan oleh pasiennya.
Bagi Bang Man tetap menganggap dokter medis sebagai mitra kerjanya.
"Dokter adalah mitra kerja dan bukan lawan, orang lain yang mengurut atau mengobati, bukan saingan, tapi mitra kerja," ujar Bang Man.
Lokasi atau rumah Bang Man yang melayani urut terkilir/patah dan sejenisnya ini sekitar 2 Km arah utara SPBU Simpang Leubu.
Dijumpai Serambinews.com di lokasi praktiknya, Sabtu (8/4/2023), Bang Man mengaku hanya menjalan habluminannas (hubungan baik dengan manusia) dan kesembuhan pasien adalah habluminallah (hubungan yang baik dengan Allah).
"Intinya melakukan upaya mengurut sesuai kemampuan, sedangkan yang menyembuhkan hanya Allah," ujarnya singkat.
Salah seorang keluarga dekat Salman kepada Serambinews.com mengatakan, Salman menjalankan pekerjaannya mengurut sudah turun temurun dari orang tuanya almarhum Tgk M Nur.
Salman kecil sudah mulai mendampingi orang tuanya mengurut warga terkilir dan sejenisnya itu sejak berusia 13 tahun, sejak itu ia mulai membantu mengurut bersama orang tuanya.
Setelah orang tuanya meninggal dunia beberapa tahun lalu, pekerjaan tersebut dilanjutkan olehnya.
Maka setiap hari, Salman melayani warga yang datang ke rumahnya untuk diminta bantu urut, dan dia melakukan semampunya.
Ada pasien yang disarankan untuk diperiksa di rumah sakit dulu, ada juga pasien yang belum bisa diurut.
Biasanya, kata keluarga dekat, setiap orang yang akan diurut tetap ditanyakan sebab musababnya, setelah diketahui penyebab sakit maka ia mengurut, ada juga pasien yang dianjurkan berobat ke rumah sakit dulu sebelum diurut.
Tak ada obat, tak ada penginapan
Dalam pengobatan tempat Salman tidak ada obat apapun dan tidak ada penginapan untuk pasien.
“Pasien datang ke rumah, ditanyakan kenapa sakit, kemudian diurut, Salman tidak menyediakan obat, obatnya banyak di apotek atau rumah sakit,” ujar keluarga dekat.
Pekerjaan mengurut yang dilakukan Salman atau bang Man, artinya tidak memerlukan tempat khusus di kompleks rumah.
Begitu pasien datang dan ada waktu mengurut, maka ia sambil keliling langsung mengurut.
“Misalnya, anak dalam gendongan ibunya, sambil berbicara langsung diurut,” ujar keluarga dekat.
Pekerjaan yang dilakukan untuk membantu warga yang sakit, tidak ada aturan dan tidak ada patokan harga.
Ia menjalankan pesan orang tua dulu, bila tidak mungkin diurut, maka jangan diurut.
Bang Man kembali disela-sela melayani pasien kembali menimpali bahwa praktik urut yang dijalankannya tidak ada jadwal khusus.
Kadang-kadang dilakukan pagi, siang atau sore dan lebih sering sore hari, tidak ada waktu tertentu mengurut karena takut tidak dapat ditepati nantinya.
Ilmu mengurut ulangnya, adalah turun temurun dari orang tua, waktu kecil ia mendampingi ayahnya mengobati orang.
Bang Man mengaku tidak belajar di tempat lain, tetapi murni mendampingi orang tua dan orang tua menurunkan ilmu, cara urut dan juga mengandalkan perasaan dan juga kata hati.
Dalam mengurut, kata Bang Man, semua saling menjaga.
"Dokter adalah mitra kerja dan bukan lawan, orang lain yang mengurut atau mengobati, bukan saingan, tapi mitra kerja," ucapnya. (*)
Tak Hanya Mampu Luruskan Tulang Bengkok, Ida Dayak Juga Punya Kelebihan Lain, Berkaitan Agama |
![]() |
---|
Ida Dayak Dikabarkan Berada di India untuk Obati Pendeta Terkena Kutukan Dewa, Lihat Videonya |
![]() |
---|
Modus Penipu Catut Ida Dayak dan Jual Mahal Minyak Bintang, Daerah Ini Jadi Sasaran |
![]() |
---|
Waspada Penipuan Catut Ida Dayak saat Rencana ke Pangkalpinang, Dua Cara Pelaku Ambil Uang Korban |
![]() |
---|
Kabar Terbaru Ida Dayak Setelah Diprotes Pasien Lalu Menghilang, Putuskan Ikut Suami |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.