Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Inflasi Sulsel

Sulsel Inflasi 5,65 Persen di Februari 2023, Harga Telur dan Beras Penyumbang Utama

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dibandingkan nasional yang tercatat 5,47 persen.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
YouTube BPS Sulsel
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Suntono saat press release berita resmi statistik bulanan melalui YouTube BPS Sulsel, Rabu (1/3/2023). Pada Februari 2023, Inflasi Sulsel tercatat 5,65 persen. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pada Februari 2023, inflasi year on year (yoy) gabungan lima kota di Sulawesi Selatan (Bulukumba, Watampone, Makassar, Parepare, dan Palopo) sebesar 5,65 persen.

Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan dibandingkan nasional yang tercatat 5,47 persen.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Suntono saat press release berita resmi statistik bulanan melalui YouTube BPS Sulsel, Rabu (1/3/2023).

Suntono menjelaskan, inflasi tahun kalender Februari 2023 terhadap Desember 2022 tercatat 0,41 persen.

“Inflasi secara bulanan month to month (mtm) terjadi deflasi 0,22 persen,” ujarnya.

Dari lima kota IHK yang ada di Sulsel, Makassar tercatat sebagai kota dengan inflasi tertinggi, tercatat 5,72 persen.

Sementara inflasi terendah yakni Bulukumba yang berada di angka 4,53 persen.

Suntono memaparkan deflasi terjadi karena adanya penurunan indeks harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,60 persen.

Lalu kelompok transportasi sebesar 0,57 persen, kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen, dan kelompok rekreasi, budaya dan olahraga sebesar 0,03 persen.

Adapun tujuh kelompok pengeluaran lainnya mengalami inflasi yaitu, kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,09 persen.

Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,01 persen.

Baca juga: Tekan Laju Inflasi, Pemkot Makassar Gelar Operasi Pasar di Kelurahan Buntusu

Baca juga: Harga Cabai di Pasar Karisa Jeneponto Naik dua Kali Lipat

Selanjutnya kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,11 persen.

Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,08 persen.

Serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,14 persen. 

Suntono menyebut, komoditas utama penyumbang inflasi yoy pada Januari 2023, antara lain bensin, beras, angkutan udara, telur ayam ras, rokok kretek filter.

“Lalu kue kering berminyak, minyak goreng, ikan bandeng atau ikan bolu, tarif kendaraan roda 2 online, dan ikan cakalang atau ikan sisik,” sebutnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved