Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Makassar

Pelatih PSM Semprot Pelatih Timnas Indonesia-U20, Tak Ada Laporan Perkembangan Pemain

Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares menyemprotkan jajaran pelatih Timnas Indonesia U-20.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Sukmawati Ibrahim
PSM MAKASSAR
Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares menyemprotkan jajaran pelatih Timnas Indonesia U-20 karena tak menerima laporan perkembangan anak asuhnya di Timnas Indonesia U-20.     

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pelatih PSM Makassar, Bernardo Tavares menyemprotkan jajaran pelatih Timnas Indonesia U-20.

Pasalnya, juru taktik berkebangsaan Portugal ini tak menerima laporan perkembangan anak asuhnya di Timnas Indonesia U-20.

Dua punggawa PSM Makassar, Muhammad Dzaky Asraf dam Sulthan Zaky memang dipanggil pemusatan latihan tim Garuda untuk Piala Asia U-20.

Tavares sangat menyesalkan tidak adanya komunikasi yang dibangun jajaran pelatih Timnas dengannya.

"Selama ini saya tidak ada komunikasi sedikit pun dengan tim teknis dari Timnas, saya tidak mendapatkan apa yang mereka lakukan di sana, apa yang mereka makan di sana, apa program mereka di sana," katanya saat konferensi pers usai pertandingan PSM Makassar vs Barito Putera pada Kamis (9/2/2023).

Juru taktik berkebangsaan Portugal ini membandingkan, ketika melatih di Finlandia.

Kala itu anak asuhnya dipanggil ke Timnas, tapi pelatih memberi data apa saja yang pemain lakukan.

Sehingga, tim bisa mengontrol para pemainnya di Timnas.

"Saya berikan contoh, ada pemain saya ketika kerja di Finlandia, pemain saya dipanggil U-19nya. Di sana pelatih mereka, tim mereka memberikan kita data, memberikan apa yang mereka lakukan pemain ini, memberikan data dari GPS Sport Vest, apa program mereka, apa yang mereka makan selama di Timnas. Jadi kita bisa cek perkembangan mereka," ucapnya.

Tavares juga soroti jiwa kompetitif pemain jika hanya latihan terus-menerus tidak dibarengi pertandingan.

Padahal, pertandingan kompetitif bisa ditemukan ketika di klub, karena bersaing di Liga 1.

"Kalau mereka hanya latihan, latihan di sana, harus diberikan motivasi. Tapi kalau di klub mereka punya pertandingan, Liga 1 dan ini yang mengembangkan mereka," ujarnya.

"Saya terus bertanya-tanya yanga mana paling penting, mengembangkan pemain atau latihan di sana," tanya Bernardo Tavares.

Dia mengaku, selama pemanggilan anak asuhnya ke Timnas Indonesia-20, tak ada apa pun didapatkan 

Contohnya, ketika tiga pemain di awal musim, M Rafli Asrul, Ricky Pratama dan Edgard Amping selalu dipanggil ke Timnas Indonesia U-20.

Mereka lebih lama berada di Timnas Indonesia daripada di klub.

"Kita tidak bisa menggunakan tiga pemain kita, Rafli, Ricky dan Edgard. Kita tidak bisa gunakan di awal musim di beberapa pertandingan. Kita tidak tahu apa perkembangan mereka dan mereka akan tertinggal dari pemain lain di klub," terangnya.

Sekarang, pemusatan latihan kembali dilaksanakan Timnas Indonesia U-20. Namun, Rafli, Ricky dan Edgard tidak dipanggil.

Justru pemain lain dipanggil, lantaran mereka tampil kompetitif.

"Sekarang Timnas kembali TC, mereka memanggil yang lain, karena apa mereka memanggil ini? Karena mereka bermain, mereka kompetitif. Sementara tiga pemain sebelum kenapa mereka tidak dipanggil," ucap Bernardo Tavares dengan nada kesal.

Pelatih berlisensi UEFA Pro ini berharap, komunikasi bisa dibangun ke depannya. Serta pemain diberi motivasi untuk bermain kompetitif. 

"Saya berharap komunikasi bisa dibangun ke depannya, karena pemain akan mendapatkan motivasi ekstra saat main di pertandingan kompetitif. Mereka akan berkembang cepat bukan cuma latihan," pungkasnya. (*)

 


 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved