Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

JK Motivasi Pengusaha Sulsel

Tiga Ketua Asosiasi Usaha Sulsel Minta Nasihat ke Jusuf Kalla

Kadin, Hipmi, dan Apindo meminta nasihat kepada Jusuf Kalla, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 di Kota Makassar.

Editor: Ari Maryadi
Muhammad Abdiwan/Tribun Timur
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla didampingi Tiga ketua asosiasi pengusaha di Sulawesi Selatan dalam jumpa pers seusai silaturahmi pengusaha bertema dari Pengusaha ke Pengusaha untuk Masa Depan Indonesia di Wisma Kalla Kota Makassar Senin (30/1/2023) siang. 

Jusuf Kalla memang jadi tokoh utama di sesi dialog itu.

Ibarat stadium general di kampus, Kalla jadi keynote speakers sekaligus kuliah umum.

Selain Kalla, hadir dalam acara itu Mufidah Jusuf, Andi Idris Manggabarani, CEO Kalla Group Solihin Jusuf, Ketua Umum Ikatan Alumni Unhas Andi Amran Sulaiman,
Andi Iwan Darmawan Aras (Ketua Kadin Sulsel), Andi Rahmat Manggabarani (Ketua HIPMI Sulsel), Suhardi Ketua Apindo Sulsel

Cerita Jatuh Bangun Pengusaha Sejak 1950

Jusuf Kalla (JK) berbagi kisah perjalanan panjang dunia bisnis di Sulawesi Selatan (Sulsel).

Cerita ini dibagikan Jusuf Kalla dalam talkshow 'Pengusaha ke Pengusaha untuk Masa Depan Indah' di Soaraja Ballroom Wisma Kalla, Makassar, Senin (30/1/2023).

Mantan wakil presiden dua periode ini bercerita kemajuan perdagangan Sulsel bermula di tahun 1950.

"Di tahun 50-an, saya tinggal di Jl Sulawesi. Saya lihat Pelabuhan Makassar ramai, saat itu Sulsel masih hub perdagangan ekspor impor," jelas Jusuf Kalla.

"Hampir semua kebutuhan pokok itu diimpor mulai dari semen, tekstil, susu dan banyak lagi," sambungnya.

Disebutnya, ada empat pelabuhan yang menjadi pusat perdagangan.

Pelabuhan Belawan di Medan, Pelabuhan Tanjung Priuk di Jakarta Utara, Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya serta Pelabuhan Soekarno Hatta di Makassar.

Pelabuhan di Makassar menjadi pusat distribusi barang di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Di era 50-60-an, Makassar pun berjaya dengan aktivitas ekspor dan impor.

Namun, memasuki tahun 70-80-an, JK menyebut Makassar mulai tidak menjadi pusat distribusi.

"Di tahun 70-80an industri berkembang di jawa. Semua ada pabrik di Jawa, maka impor hilang. Adanya hanya perdagangan antar pulau yang biasa diekspor kayu, rotan dan lainnya," jelas JK

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved