Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gegara Kasus Ferdy Sambo 'Guru Dianggap Salah Didik'

Haji Herman begitu dia disapa, mengaku masih belum percaya muridnya di SMA Negeri 1 Makassar, Ferdy Sambo terlibat kasus pembunuhan berencana.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Ari Maryadi
zoom-inlihat foto Gegara Kasus Ferdy Sambo 'Guru Dianggap Salah Didik'
Tribun Timur
Drs Haji Herman Hading (71), guru dan wali kelas Ferdy Sambo (49) di SMAN 1 Makassar (1989-1991).

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Gegara kasus pembunuhan Ferdy Sambo terhadap ajudannya Brigadir J alias Brigadir Joshua Hutabarat, guru dianggap salah didik.

Begitulah cerita Drs Haji Herman Hading (71), guru dan wali kelas Ferdy Sambo (49) di SMAN 1 Makassar (1989-1991).

Haji Herman begitu dia disapa, mengaku masih belum percaya muridnya, terlibat kasus pembunuhan berencana.

Sebab, di mata Herman, Ferdy Sambo yang menjadi siswanya di SMANsa Makassar, 32 tahun lalulalu adalah sosok murid yang jujur, bersahaja, cerdas dan disiplin.

"Pepi (sapaan Ferdy Sambo) itu, murid jujur, saya ini tahu betul karakternya. Kalau ketemu saya, dia pasti masih cium tangan saya, seperti 30 tahun lalu," ujar Herman Hading kepada Tribun.

Cerita itu disampaikan Herman, usai menunaikan solat jamaah Magrib di Masjid Nurul Qiraat, Kompleks BPG, Jl Adhyaksa, Panakkukang, Makassar, Kamis (26/1/2023) petang.

Herman menjawab pertanyaan Tribun, sepekan menjelang vonis Ferdy Sambo, terdakwa dua kasus.

Pak Herman, sapaan guru olahraga terlama di SMA negeri tertua di Makassar itu, mengaku tak pernah membayangkan perbuatan kriminal muridnya itu justru saat menjelang puncak karier di kepolisian.

"Saya tak pernah bayangkan itu, bahwa orang yang sabar, orang yang penurut, orang yang pintar, di (pangkat) bintang dua dia begitu. Ini (kapasitas) saya sebagai guru," bebernya.

Bahkan Gegara, kasus itu, Herman sebagai guru mengaku sempat mendapat candaan, 'dianggap salah didik'.

"Sampai-sampai banyak itu  anak-anak (murid-murid SMANsa lain) kalau saya ketemu dia bilang, bapak, salah didikki Ferdy Sambo," ucapnya menirukan candaan itu.

Di sekolah Jl Gunung Bawakaraeng itu, Pak Herman termasuk ‘The Legend’. Posturnya kekar, tinggi sekitar 176 cm, muka jarang tersenyum, namun ramah saat bertutur kata.

Pak Herman mulai menjadi guru olahraga dan merangkap guru wali kelas di tahun 1971 hingga 1998.

"Pepi itu ketua kelas. Saya ingat, saat masih kelas 2, dia sudah biasa jadi pemimpin upacara di depan 1.000 siswa," ujar Herman yang kini menjadi pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel.

Pak Herman diangkat jadi Kepala Sekolah SMA 1 Makassar (2004-2011) dan pensiun sebagai kepala SMA 2 Makassar (2014) ini.

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved