Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pengakuan Lengkap Amin Usai Pamerkan Uangnya Rp500 Triliun di Rekening, Ini Pekerjaan Sesungguhnya

Viral warga Kalimantan Selatan, Amin, memamerkan uang di rekeningnya sebesar Rp500 triliun.

Editor: Sudirman
Youtube
Amin kini menjadi sorotan setelah memamerkan isi saldo tabungan di ATM-nya dengan nominal fantastis, yakni Rp 500 Triliun. Amin merupakan warga Kalimantan Selatan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Sosok Amin pria asal Kalimantan Selatan atau Kalsel kini viral di media sosial.

Amin viral di media sosial setelah memamerkan isi rekeningnya sebesar Rp500 triliun.

Nominal detail isi rekening Amin sebesar Rp500.025.000.005.500.

Sebelumnya hanya Rp 249.683.680.000, Rp 1.033.033.680, dan terakhir Rp 33.680.

Menurut Amin saldo yang ia miliki sebesar Rp500 T sudah disahkan pemerintah setempat bahkan dari konsorsium lain.

Bahkan Amin mengajak siapapun yang ingin bertemu, termasuk Presiden Jokowi.

Siapa Amin?

Amin merupakan Doktorandus Haji Muhammad Amin selaku Presiden Direktur Bertuah Antek Indonesia, Asia, Dunia.

Muhammad Amin mengaku berprofesi sebagai buyer (penjual) barang-barang yang disebutnya bertuah atau barang antik.

Pria ini mengaku kelahiran Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai Hulu Sungai Utara (HSU), Kalimantan Selatan

Muhammad Amin lahir pada 6 Juni 1972 lalu.

Pria yang mengaku sebagai Presiden Barang Tua Indonesia.

Ia memburu barang antik asli.

Bukan yang abal-abal atau palsu.

"Saya bertindak sebagai buyer, bertindak sebagai pemberantas baraang antik yang palsu," kata Muhammad Amin.

Pengakuan Amin

Amin mengakui bahwa orang di video tersebut merupakan dirinya.

“Waktu itu saya dapat telepon dari penjual samurai (senjata tradisional Jepang), katanya ingin bertemu di salah satu hotel yang ada di Bekasi,” katanya, Kamis (5/1/2023).

Dirinya yang sering berbisnis barang-barang antik itu pun mengaku mendatangi penjual samurai tersebut.

Namun, sesampainya di hotel yang dimaksud, Amin malah tidak bertemu dengan penjual pedang tradisional Jepang itu.

“Saya tunggu, malah tidak ada. Kemudian si penjual ini menelepon lagi dan minta bukti rekening uang saya, apa memang sanggup membeli barang antik,” ujarnya.

Alhasil, dirinya pun membuat video tersebut dengan maksud meyakinkan si penjual samurai agar mau melanjutkan transaksi.

“Ternyata, penjualnya malah tidak datang juga. Malah tidak disangka-sangka, video saya tiba-tiba tersebar dan menjadi viral,” ujar Amin.

Amin mengaku sebagai Presiden Barang Tua Indonesia itupun ramai ditemui oleh orang-orang.

“Kemarin ada pihak kepolisian yang datang, minta penjelasan terkait video tersebut. Sudah saya jelaskan ke polisi,” jelasnya.

Terkait dengan kebenaran uang tersebut, Muhammad Amin tak ingin memberitahunya.

Menurutnya, hal ini dilakukannya untuk membasmi penipu-penipu yang berkedok menjual barang antik.

“Kalau ingin tahu terkait kebenarannya itu, bisa langsung tanyakan ke pihak kepolisian saja. Saya sudah memberikan penjelasan ke pihak berwajib,” tambah Amin.

Heboh di medsos

Unggahan Amin di atas juga sempat menghebohkan publik di media sosial Instagram, Twitter bahkan Tiktok.

Video pamer itu menuai beragam reaksi dari warganet.

Pemilik akun bernama @gerry_seloow mengatakan "Alhamdulillah... Ingat pak, uang gak dibawa sampe ke kuburan... Buatlah masjid, pondok pesantren, yayasan anak yatim, atau membantu saudara kita yang kena bencana... Itu baru panutan," tulisnya.

Sedangkan akun lain bernama @vier.veer menuliskan "Alhamdulillah banyak rezeki bapaknya, semoga nukar ke teman2 yg lagi membutuhkan. Aamiin," kata dia.

Di sisi lain, ada komentar warganet yang justru menyita perhatian.

Sebab, dia mengingatkan pemilik rekening akan dilihat oleh Kantor Pajak.

Akun itu bernama @tantieadinda_prelove, "Ditunggu surat cintanya dari kantor pajak yah pak...," tulisnya.

@nurfauzyiqbal menuliskan, "Petugas pajak: something smell's good," kata dia.

Penjelasan LPS

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, pihaknya menjamin saldo hingga Rp 2 miliar.

"LPS menjamin uang nasabah sebesar Rp 2 miliar per nasabah per bank," ujarnya melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, Kamis (5/1/2022).

Purbaya menjelaskan, pelaporan data penjaminan simpanan berbasis nasabah atau Single Customer View (SCV) tercatat di LPS yang bersifat sangat rahasia.

Sehingga tidak diketahui secara detil terkait misalnya saldo terbanyak dari nasabah di Indonesia.

"Data nasabah individual tercatat pada data SCV yang dikirimkan bank kepada LPS. Namun, data ini sifatnya sangat rahasia," katanya.

Meskipun demikian, publik dapat mengakses data distribusi nominal simpanan dan jumlah rekening secara agregat di setiap kelompok tier simpanan.

"Termasuk yang simpanannya lebih besar dari Rp 5 miliar di website LPS, www.lps.go.id," pungkas Purbaya.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul SOSOK Pria di Kalsel yang Mengaku Punya Tabungan Hingga Rp 500 Triliun, Apa Motif Sebenarnya?

 

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved