Danny Pomanto
Kadis Dalduk KB Tak Pernah Laporan, Danny Pomanto: Saya Tidak Tahu Apa Dia Bikin di Situ
Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengungkap ada kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tak pernah menyampaikan progres kinerjanya.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Sakinah Sudin
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Danny Pomanto mengungkap ada kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang tak pernah menyampaikan progres kinerjanya.
Sosok yang dimaksud Danny Pomanto yakni Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB (Dalduk KB), Chaidir.
"Saya melihat tidak pernah ada laporan, saya tidak tahu apa dia bikin disitu," ungkap Danny Pomanto kepada awak media, Rabu (28/12/2022) malam.
Meski agendanya padat sebagai orang nomor satu di Kota Makassar, namun Danny mengaku aktif mengontrol kinerja pejabatnya.
Baik secara langsung maupun tidak langsung seperti pantauan di grup whatsapp.
"Saya ini mengontrol semua, lihat satu-satu grup WhatsApp apa yang dibikin," kata Danny.
"Saya jelang tidur, pukul 01.00 atau 02.00 WITA, dan setelah salat subuh saya pasti periksa itu (grup), dan saya jawab di sela-sela ( waktu lowong) artinya terlihat itu, kita kontrol semua," lanjutnya.
Karenanya, lanjut Danny, koordinasi Chaidir yang minim menjadi salah satu penilaian Danny untuk menentukan kinerja OPD.
Dinas Dalduk KB menjadi salah satu OPD dengan kinerja terendah.
Hal tersebut telah diumumkan Danny lewat agenda Refleksi Akhir tahun beberapa waktu lalu.
Sayangnya, ia belum bisa mengevaluasi pejabat terkait.
Pasalnya, masa jabatan Chaidir sebagai kepala Dinas Dalduk KB belum cukup setahun.
Chaidir diketahui dilantik pada 2 Juni 2022 lalu.
Karena itu, ia belum bisa ikut dalam agenda job fit yang digelar 22 Desember lalu.
"KB belum bisa saya evaluasi, belum cukup satu tahun," tuturnya.
Sebelumnya, Danny mengaku akan menilai kinerja pejabat Pemkot selama dua tahun berturut-turut, mulai 2021 hingga 2022.
Penilaian SKP ini menjadi senjatanya untuk menyingkirkan pejabat yang tidak berkinerja baik
"Karena mereka tidak bisa dilengserkan melalui job fit," kata Danny.
Job fit hanya dilakukan untuk menilai kecocokan karekteristik pejabat sesuai posisinya sekarang ini.
Jika dianggap tidak cocok, mentok-mentoknya hanya dilakukan pergeseran posisi, bukan non job.
"Job fit tidak untuk non job, tapi saya lagi cari cara (melakukan non job), kalau terlalu rendah sekali (SKP) kenapa tidak, tapi lewat pemeriksaan inspektorat pasti," ujarnya. (*)