Tahun Baru 2023
Nurdin Halid: Tahun 2023 Gelap Tapi Harus Selalu Optimis
Nurdin Halid mengajak masyarakat bersyukur, tahun 2022 dapat dilewati dengan baik di tengah berbagai krisis global yang berdampak pada kehidupan
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -- Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar HAM Nurdin Halid menilai, tahun baru 2023 harus dihadapi dengan optimis meski diwarnai isu resesi.
Hal itu disampaikan Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia atau Dekopin itu menyambut tahun baru 2023.
Nurdin Halid mengajak masyarakat bersyukur, Tahun 2022 dapat dilewati dengan baik di tengah berbagai krisis global yang berdampak pada kehidupan masyarakat dan Bangsa Indonesia.
Ia mencontohkan, seperti krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19, krisis energi, krisis pangan, krisis lingkungan alam akibat bencana alam di mana-mana yang dipicu perubahan iklim ekstrim akibat pemanasan global.
Meski dilanda krisis multi-dimensi, Nurdin Halid menilai banyak pencapaian yang berhasil diraih, meski banyak pula yang belum tercapai.
"Salah satu pencapaian yang paling penting ialah bahwa wabah atau pandemi Covid-19 akhirnya bisa ditekan dan dikendalikan dengan baik berkat kesigapan pemerintah dan kerjasama nasional lintas sektor dalam semangat kebersamaan dan gotong-royong," kata Nurdin Halid kepada wartawan Minggu (29/12/2022).
Nurdin Halid mengajak masyarakat bersyukur karena kehidupan sosial ekonomi dan politik nasional berjalan stabil dan dinamis berkat berbagai kebijakan sosial-ekonomi Pemerintah dalam mengatasi gejolak ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Terutama beberapa program bantuan untuk masyarakat ekonomi lemah.
Menurutnya, indikatornya, pertumbuhan ekonomi tahun 2022 relatif stabil di angka 5,2 persen - 5,7 % .
Inflasi masih sangat terkendali di angka 5 % di tengah ancaman resesi ekonomi dunia akibat inflasi sangat tinggi di sejumlah negara.
Dengan stabilitas ekonomi itu, maka berbagai agenda pembangunan nasional di berbagai bidang tetap bisa berjalan dinamis, termasuk ratusan proyek strategis nasional, tetap berjalan meski harus ada penyesuaian di sana-sini.
Nurdin Halid mengatakan, stabilitas kehidupan sosial ekonomi menjadi modal sekaligus pondasi yang kokoh bagi terciptanya kehidupan sosial politik.
Meski diwarnai polemik tajam tentang beberapa isu sentral seperti soal perpanjangan masa jabatan presiden dan amandemen UUD1945, secara umum kehidupan sosial politik nasional berjalan baik dan dinamis.
Apalagi Pemerintah dan DPR bersama KPU sudah menyepakati beberapa agenda penting terkait Pileg, Pilpres, dan Pilkada serentak tahun 2024.
"Di balik rasa syukur itu, kita tentu saja prihatin dengan beragam masalah seperti kenaikan harga-harga komoditas dan barang kebutuhan pokok akibat terganggunya rantai pasok," katanya.
Nurdin mengingatkan, berbagai krisis energi, krisis pangan, krisis keuangan (infaliasi), dan krisis lingkungan akibat bencana alam telah memukul sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama masyarakat ekonomi kurang mampu yang tergolong miskin dan rentan miskin.
Masalah lain yang mengkuatirkan, kata Nurdin, ialah terjadinya bencana alam di berbagai daerah di Indonesia, baik karena gempa bumi dan letusan gunung api maupun bencana alam akibat perubahan iklim ekstrim.
Hal itu jadi dampak dari pemanasan global seperti banjir bandang, angin putting beliung, tanah longsor, banjir rob yang memakan banyak korban jiwa dan harta benda.
"Kita juga prihatin dengan berlarut-larutnya perang Rusia – Ukraina yang menjadi pemicu utama kenaikan harga energi dan pangan global yang berujung pada inflasi yang tinggi di berbagai negara. Puluhan negara saat ini sudah masuk menjadi ‘pasien’ Bank Dunia dan IMF akibat inflasi yang tak terkendali," kata Nurdin.
Di tengah situasi dan kondisi global yang memprihatinkan itu, Nurdin menilai, bangsa Indonesia patut bersyukur dan bangga karena telah berhasil menggelar KTT G20 15-16 November sebagai puncak kepemimpinan atau presidensi G20 Indonesia tahun 2022.
Kepemimpinan Indonesia yang kuat dan kredibel berhasil mengumpulkan 17 dari 20 kepala negara anggota G20, termasuk Menteri Luar Negeri Rusia yang mewakili Presiden Putin. Lebih dari itu, disepakati dan disahkan sejumlah kesepakatan dan dan komitmen bersama yang tertuang dalam Deklarasi G20 Bali.
"Sebuah dokumen bersejarah terkait ketegangan geopolitik global (termasuk mengutuk perang di Ukraina dan menolak senjata nuklir), soal krisis pangan, perubahan iklim, kesehatan global, dan transformasi digital," katanya.
Hasil konkrit KTT G20 2022 Bali ialah terbentuknya ‘Pandemic Fund’ yaitu dana untuk penanganan pandemi dengan dana yang terkumpul sebesar USD 1,5 miliar; Kedua, Indonesia mendapat dana untuk transisi energi sebesar sebesar USD 20 miliar; dan kesepakatan untuk melindungi 30