Kondisi Sambo dan Putri Saat Sama-sama Rayakan Natal Sebagai Tahanan, Samuel Hutabarat Merana
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J merayakan Natal di tahanan masing-masing.
TRIBUN-TIMUR.COM - Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi pertama kali merayakan Natal secara terpisah.
Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi terdakwa kasus pembunuhan Brigadir J merayakan Natal di tahanan masing-masing.
Kondisi Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi diungkap oleh pengacaranya Arman Hanis.
"Kegiatannya ibadah dan dapat kunjungan keluarga dan tim PH (penasihat hukum)," kata rman Hanis, Minggu (25/12/2022).
Kini Sambo ditahan di Rutan Mako Brimob. Sementara Putri Candrawathi ditahan di Rutan Kejaksaan Agung.
Arman Hanis memastikan Putri dan Sambo merayakan Natal 2022 tanpa bertemu.
"Mana bisa bareng, Bu PC (Putri Candrawathi) di Rutan Kejagung. Pak FS (Ferdy Sambo) di Mako Brimob," kata Arman.
Sebelumnya Ferdy Sambo meminta didoakan saat mengetahui dirinya akan merayakan Natal di tahanan.
"Mohon doanya ya," kata Ferdy Sambo di Pengadilan Jakarta Selatan, Kamis (22/12/2022).
Kondisi ayah Brigadir J
Orangtua Brigadir Yoshua atau Brigadir J, Rosti Simanjuntak dan Samuel Hutabarat merasa momen natal di tahun 2022 ada yang kurang.
Pasalnya natal kali ini mereka merayakannya tanpa kehadiran Brigadir J yang tewas dibunuh di rumah dinas Ferdy Sambo, pada 8 Juli 2022 silam.
Samuel Hutabarat hanya bisa mengenang momen natal bersama Brigadir J melalui foto dan video yang tersimpan di ponselnya.
Samuel Hutabarat merasa sangat merana.
Ia dan keluarga kini tak lagi bisa merasakan suasana natal yang hangat dan ceria seperti saat Brigadir J masih ada.
"Natal dan tahun baru di keluarga kita, dia membawa suasana dengan guraannya," kata Samuel Hutabarat.
Samuel Hutabarat mengaku kepergian Brigadir J membuat perayaan natal di keluarganya menjadi tak sama lagi.
"Saya merasakan ada sesuatu yang kurang lengkap di tengah keluarga kami," ucap Samuel Hutabarat.
"Merasa ada yang hilang tanpa Yoshua,"
"Merasa ada yang tidak lengkap, ternyata karena meninggalnya Yoshua," imbuhnya.
Samuel Tanggapi Putri Candrawathi yang Mengaku Dilecehkan
Samuel Hutabarat menanggapi argumen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang menjadi Yosua Hutabarat lakukan pelecehan seksual.
Diketahui, bahkan di persidangan Putri Candrawathi mengaku jadi korban perkosaan oleh Yosua Hutabarat.
Dugaan pemerkosaan itu terjadi di rumah Magelang, Jawa Timur, Kamis (7/7/2022) atau sehari sebelum peristiwa penembakan Brigadir J.
Selain diperkosa, Putri menyebut Brigadir J juga mengancam dan membantingnya sebanyak tiga kali.
"Mohon izin, yang terjadi memang Yosua melakukan kekerasan seksual, pengancaman, dan penganiayaan membanting saya tiga kali ke bawah. Itu yang memang benar-benar terjadi," tutur Putri saat bersaksi di ruang sidang utama Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Senin (12/12/2022) siang.
Kata Samuel, apa yang dikatakan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi soal pelecehan itu hanyalah alibi mereka untuk menutupi motif yang sebenarnya terjadi.
"Tentu (soal pelecehan) hanya untuk menutupi kasus yang sangat berat di dalamnya. Pasti orang itu ada yang disembunyikan," kata Samuel dilansir dari Kompas TV, Jumat (23/12/2022).
Ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat menanggapi argumen Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi yang menjadi Yosua Hutabarat lakukan pelecehan seksual.
Bahkan, Samuel dengan tegas menyebut isu pelecehan seksual itu adalah rekayasa.
"Rekayasa saja pelcehan seksual ini soalnya tidak ada visum," kata Samuel.
Ferdy Sambo Heran
Di persidangan pada Kamis (22/12/2022), Ferdy Sambo kembali menegaskan bahwa pemerkosaan terhadap istrinya, Putri Candrawathi, memang benar terjadi.
Menurut Sambo, dugaan pemerkosaan yang dialami istrinya juga diperkuat dengan keterangan ahli psikologi forensik Reni Kusumowardhani.
"Itu kan sudah disampaikan di persidangan, bahwa keterangan psikolog sudah jelas ada peristiwa di Magelang, perkosaan kepada istri saya," kata Ferdy usai menjalani sidang sebagai terdakwa kasus pembunuhaan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Kamis (22/12/2022).
Mantan Kadiv Propam Polri itu pun merasa heran jika masih ada orang yang menganggap pemerkosaan terhadap Putri Candrawathi tidak terjadi.
"Kalau ada orang yang tidak percaya, ya, saya berdoa itu semoga tidak terjadi pada istri atau keluarganya," ujar dia.
Putri terpaksa bohong
Putri Candrawathi mengaku terpaksa berbohong soal pelecehan seksual yang dilakukan oleh Nofriansyah Yoshua Hutabarat (Brigadir J) di Duren Tiga.
Putri terpaksa berbohong karena harus mengikuti skenario dari Ferdy Sambo, suaminya.
Hal tersebut terungkap ketika Ahli Psikologi Forensik dari Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apisfor) menjadi saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus pembunuhan Brigadir J di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan pada Rabu (21/12/2022).
Berawal dari hakim yang menanyakan kepada Reni terkait informasi pelecehan seksual yang diceritakan Putri Candrawathi ketika asesmen psikologi.
Dari hasil asesmen psikologi tersebut, Putri mengakui kebohongannya itu kepada Reni Kusumowardhani.
Saat asesmen psikologi, Reni menyampaikan bahwa Putri mengatakan sebenarnya pelecehan seksual yang dialaminya tersebut terjadi di Magelang pada 7 Juli 2022.
Dari asesmen psiklogi Putri itu, Reni memetakan bahwa ada tiga tempat yang berkaitan dengan peristiwa pembunuhan Brigadir J.
"Iya Yang Mulia, kami melakukan proses wawancara sehingga dapat kami simpulkan ada tiga peristiwa di Magelang, di Saguling, dan di Duren Tiga, termasuk pada ibu Putri Candrawathi," ungkap Reni.
Kemudian hakim bertanya kembali, ketika asesmen psikologi, apakah Putri Candrawathi menceritakan skenario awal pelecehan seksual di Duren Tiga sambi menangis.
Lantas Reni pun menyampaikan bahwa Putri menceritakan pelecehan yang terjadi di Duren Tiga tidak benar dan terdapat tangisan dari Putri.
"Ibu Putri mengatakan bahwa 'peristiwa (pelecehan seksual) di Duren Tiga itu tidak benar, tapi saya takut pada suami saya. Saya dipaksa untuk menandatangani BAP dan saya percaya pada suami saya". ungkap Reni menirukan jawaban Putri ketika menjalani asesmen psikologi.
"Itu ada tangisan," imbuh Reni, dikutip dari Kompas.tv, Rabu (21/12/2022).
"Namun, respons tangisannya secara fisiologis dan emosional itu intensinya berbeda dengan pada saat menceritakan peristiwa yang ada di Magelang,” imbuhnya.
Dalam pandangan psiklogis, Reni mengatakan bahwa tangisan Putri tersebut bisa terjadi karena akibat dari respons Putri yang takut kepada Ferdy Sambo dan mengenai kebohongan yang ia sembunyikan.
Mengenai tangisan Putri saat berkata jujur, Reni mengatakan bahwa kemungkinan ada perasaan trauma karena Putri mengingat peristiwa pemerkosaan yang dialaminya di Magelang.
"Semuanya memang membuat takut bagi ibu Putri. (Tangisan) yang pertama, takut karena sebetulnya tidak seperti (skenario) itu kejadiannya."
"Sementara (tangisan) yang satunya menyatakan kejadian yang sebenarnya itu (kekerasan seksual) yang di sini (Magelang)," ungkap Reni.
"Respons tangisan betul ada pada dua-duanya Yang Mulia, hanya saya sampaikan terobservasi berbeda intensitasnya,” imbuhnya, Rabu (21/12/2022).
Ahli Psikologi Forensik, Reni Kusumowardhani mengatakan bahwa keterangan dari Putri Candrawathi soal pelecehan seksual di Magelang dapat dipercaya.
"Di dalam laporan (asesmen psikologi) kami ada simpulan yang berbunyi bahwa keterangan Ibu Putri Candrawathi terkait dengan peristiwa kekerasan seksual yang dialami di Magelang itu bersesuaian dengan indikator keterangan yang kredibel," ungkap Reni dalam sidang, dikutip dari Kompas.com, Rabu (21/12/2022).