Proyek Jalan Rp8 Miliar di Moncongloe Rusak Sebelum Rampung, Warga Tak Temukan Papan Bicara
Pasalnya proyek pengaspalan dengan anggaran Rp8 Miliar dari APBD Maros 2022 tersebut sudah rusak sebelum rampung.
TRIBUN-TIMUR.COM - Proyek pengerjaan jalan di Moncongloe, Kabupaten Maros, menuai sorotan warga.
Pasalnya proyek pengaspalan dengan anggaran Rp8 Miliar dari APBD Maros 2022 tersebut sudah rusak sebelum rampung.
Sejumlah lubang mulai muncul di sepanjang proyek peningkatan jalan Moncongloe- Makassar.
Berdasarkan LPSE Kabupaten Maros, Dinas Pekerjaan Umum Tata Ruang Perhubungan dan Pertanahan, tender dilakukan pada 25 Agustus.
Namun fakta di lapangan, pengaspalan dan betonisasi baru dilakukan diawal Desember saat hujan mengguyur.
Bukan hanya itu, keberadaan papan proyek juga jadi pertanyaan. Selama ini, warga tak pernah tahu anggaran yang tertera di papan proyek.

Hal tersebut dikatakan oleh seorang warga, Alhak kepada Tribun-Maros.com, Jumat (23/12/2022).
"Pekerja masih berada di lokasi proyek, tapi sudah muncul lubang di jalanan.," kata Alhak.
Ia mengaku prihatin dengan kondisi pengaspalan jalan-jalan di Moncongloe.
Seharusnya, pekerja mengaspal pada saat kondisi cuaca memenuhi syarat. Tapi pekerja baru mengaspal saat malam hari.
Tak peduli dengan kondisi cuaca, mereka tetap berkerja.
"Aspal itu ada suhu panas tertentunya. Jadi jika pengaspalan dilakukan saat dasar jalan belum kering, pasti kualitasnya jelek," kata dia.
Ada sejumlah lubang yang bermunculan, diantaranya sekitar kantor desa Moncongloe Lappara.
Aspal mulai terbongkar hingga muncul batu kerikil di badan jalan.
"Kenapa terkesan kerja asal-asalan. Kenapa mengaspal saat musim hujan. Apakah hanya kejar target," kata dia.
Selain berlubang, cara pengerjaan jalan aspal tersebut disebut tak rapi.
Muncul gelombang-gelombang di sepanjang jalan yang telah diaspal.
"Jadi kentara sekali itu, jika pengaspalan dikerja setengah-setengah. Harusnya bagian tengah yang biasanya ditempati garis itu rapi. Tapi ini bergelombang," ujar dia.
Warga lain, Ride menambahkan, kondisi jalan dekat jembatan Ballapati juga perlu dipertanyakan.
Pasalnya, sebelum mengaspal area jembatan, pekerja lebih awal membeton.
Namun baru berselang beberapa hari setelah dibeton, pekerja sudah mengaspalnya.
Ride tak yakin dengan kualitas beton yang telah ditutupi aspal.
"Saya tak yakin kualitas jalan di Moncongloe bisa bertahan lama. Paling satu tahun kemudian, sudah banyak rusak. Terutama dekat jembatan," kata dia.
Ia menyebut pekerja kontraktor ternama di Sulsel sebagai pemenang tender jalan tersebut terkesan asal-asalan lanataran kurangnya pengawasan.
Ia curiga Dinas PU Maros ikut menikmati keuntungan dari pengaspalan jalan tersebut.
"Yang jadi pertanyaan, dimana pengawasan Dinas PU. Kenapa ada pengaspalan di musim hujan," kata dia.
Ride juga membongkar dugaan kecurangan para pekerja dan oknum Dinas PU.

Ada sejumlah badan jalan yang tak dibersihkan dan disirami aspal curah sebelum diaspal.
Penyiraman aspal curah dilakukan di daerah tertentu.
"Itu sudah jelas, kemana anggaran penyiraman aspal curah. Pasti itu masuk dalam syarat proyek," kata dia.
Penyiraman aspal curah harus dilakukan karena sebagai perekat dasar jalan.
Sementara Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Maros, Muetazim Mansyur yang dikonfirmasi pada pukul 19.28 Wita, tapi tidak merespon hingga berita ini diturunkan. (*)