Kedai Kopi Nam Jong Sajikan 100 Porsi Tangyuan Gratis ke Pengunjung
Penawaran itu diberikan Kedai Kopi Nam Jong kepada pengunjung yang datang pada pukul 16.00 hingga 21.00 Wita, Kamis (22/12/2022).
Penulis: Rudi Salam | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kedai Kopi Nam Jong di Jl Kumala, Kota Makassar menyajikan lebih 100 porsi Tangyuan gratis ke pengunjung.
Penawaran itu diberikan Kedai Kopi Nam Jong kepada pengunjung yang datang pada pukul 16.00 hingga 21.00 Wita, Kamis (22/12/2022).
Pantauan Tribun-Timur.com, sejumlah pengunjung tampak mencicipi Tangyuan dan menu-menu lainnya dari Kedai Kopi Nam Jong.
Owner Kopi Nam Jong, Moeh David Aritanto mengatakan, penawaran itu diberikan khusus untuk memperingati tradisi makan onde-onde bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia.
Tradisi ini dilakukan sebulan sebelum perayaan Tahun Baru Imlek.
“Jadi semua bisa merayakan, karena ini tradisi,” kata David, saat ditemui Tribun-Timur.com.
Davi, yang juga merupakan budayawan Makassar ini menjelaskan, Tangyuan terbuat dari tepung beras yang dibulatkan bagai kelereng dan terdiri dari dua warna, takni merah dan putih.
Adonan tersebut kemudian dicampur dengan air gula yang telah dimasak dengan jahe geprek untuk hangatkan badan.
“Warna merah merah dan putih sebagai simbol keseimbangan dan pasangan yang serasi. Merah melambangkan kemakmuran. Merah simbol api atau matahari,” jelas David.
David juga menjelaskan, sifat tepung ketan yang menjadi bahan utama lengket dan liat saat ditarik, menunjukkan betapa eratnya ikatan yang bisa dibangun antar anggota keluarga atau kerabat.
Bentuknya yang bulat, sambung dia, melambangkan kesempurnaan atau lengkap.
“Ini dengan harapan sampai berakhirnya musim dingin dan menyongsong musim semi dengan lengkap pula,” kata David.
Lebih lanjut, David mengatakan, cikal bakal penganan musim dingin TangYuan ratusan tahun lampau di Tiongkok, dibawa oleh perantau masuk ke Indonesia.
Dari hasil asimilasi dan sinergi, kata dia, maka Tangyuan dikenal sebagai Wedang Ronde bagi suku Jawa atau umumnya tersebut onde-onde. Wedang artinya cairan minuman. Ronde artinya bulat mengapung.
David menuturkan, tiap daerah bahkan tiap suku di Indonesia telah berbeda beda penamaannya.
Meski berbeda penamaannya, tetapi tetap memakai bahan dasar yang sama yakni tepung beras ketan, air gula dan jahe.
“Hari tradisi makan Tangyuan selalu dilaksanakan oleh suku Tionghoa di suluruh dunia sebulan sebelum memasuki musim semi atau musim panen raya yang dikenal sebagai tahun baru Imlek,” jelas David.