Setia! Seumur Hidup Lebih 20 Tahun Pakai Nomor Indosat, dari Satelindo Hingga Kini IOH
Ia mengunakan nomor Indosat seumur hidupnya. Sejak pertama kali menggunakan telepon selular di periode awal 2000-an lalu,
Penulis: Ina Maharani | Editor: Ina Maharani
Laporan Wartawan Tribun Timur Ina Maharani
Makassar, Tribun - Seberapa setia kah Anda menggunakan nomor selular? Hobi gonta-ganti operator?
Tidak demikian dengan Soeprapto Budisantoso, almarhum.
Ia mengunakan nomor Indosat seumur hidupnya. Sejak pertama kali menggunakan telepon selular di periode awal 2000-an lalu, nomor Indosat sudah menjadi pilihan.
Ia menggunakan nomor tersebut puluhan tahun, hingga ia meninggal dunia di tahun 2020 lalu karena pandemi Covid-19.
Setelah ia berpulang, nomor Indosat miliknya tetap terjaga, digunakan oleh istrinya, Dewi Yulia.
Saat ini, di tengah perayaan 100 juta pelanggan Indosat, Soeprapto yang puluhan tahun setia dengan Indosat, pas untuk dikisahkan.
100 Juta Pelanggan Indosat
PT Indosat Ooredoo Hutchison merayakan 100 juta pelanggan pengguna kartu IM3 dan Tri di Galeri Indosat Jl Slamet Riyadi, Kelurahan Gading, Kota Makassar, Jumat (9/12).

District Operation Head Kalimantan Sulawesi Indosat Ooredoo Hutchison Rusdi Mardan dalam kesempatan terseut menuturkan momentum pencapaian 100 juta pelanggan Indosat Ooredoo merupakan hal yang disyukuri.
"Salah satu komitmen merger kami adalah menjangkau 100 juta pelanggan dan hari ini kita berkumpul untuk merayakan komitmen ini," tuturnya.
Merayakan 100 juta pelanggan akan menjadi momentum bagi perusahaan Indosat Ooredoo Hutchison untuk bisa melangkah lebih jauh lagi.
"Ini menjadi jadi titik awal untuk bisa membuat bisnis lebih besar, dengan menyambung tali silaturahmi yang dibangun pelanggan kita," ujarnya.
Rusdi menyampaikan terima kasih dari seluruh managemen Hutchison Tri Indonesia kepada semua stakeholder mulai dari pelanggan.
Sementara itu Head of region Kalimantan & Sumapa IOH Prio Sasongko menjelaskan produk Indosat bisa membantu pelanggan dalam mencari informasi seputar hal bisnis dan lain-lain.
"Niat kami selama bekerja di Indosat Ooredoo adalah ibadah, yaitu membuat orang bersilaturahmi, mencari informasi dan bahkan membangun ekonominya," tuturnya.
Setia 20 Tahun Pakai Indosat
Kepada Tribun Timur, Dewi Yulia mengisahkan bagaimana suaminya, setia menggunakan nomor Indosat.
Setia dan sudah terlanjur suka, sehingga dipakai seumur hidup.
Satu kalimat itu merupakan gambaran dari ‘hubungan’ antara almarhum Soeprapto dengan nomor Indosat.
DIkisahkan Dewi, Soeprapto yang lahir 18 Juli 1953 tersebut mulai menggunakan telepon selular sekitar tahun 2000.

Saat itu masih jarang yang menggunakan.
Awal kali menggunakan, masih belum ada nomor prabayar.
Pilihannya pun tidak banyak.
Ia pun memilih menggunakan nomor Indosat.
“Waktu itu namanya masih Satelindo. Beliau langsung menggunakan nomor tersebut, 08162543**,” tutur Dewi.
Salah seorang anak Soeprapto, Ogi, mengisahkan Ia ingat di tahun 2000 an meskipun sudah ada telepon selular tapi jaringan masih putus-putus.
“Tidak seperti sekarang, dulu hanya ada di kota saja. Itupun sulit. Tak ada internet, hanya telepon. Itu pun sudah bagus sekali,” kisahnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, penyedia nomor selular pun bertambah. Tapi tak membuat Soeprapto bergeming.
“Banyak yang kasih tahu almarhum untuk ganti nomor. Karena ada yang lebih populer. Tapi beliau tidak mau. Setia dengan nomornya,” kata Dewi.
“Menurut ayah, selain karena sudah banyakyang tahu, jaringannya tidak pernah ada masalah. Jadi meski diminta tidak pernah ganti nomor. Nomornya cuma satu itu,” ujar Ogi.
Dewi pun mengingat, nama kartu almarhum suaminya adalah Matrix. Kemudian berubah sehingga kin menjadi Im3
Nomor tersebut, terus digunakan, seumur hidup hingga ajal menjemput.
Saat ini, nomor yang merupakan miliknya masih digunakan oleh Dewi
“Sayang nomor kenangan. Dilanjutkan oleh ibu,” ujarnya.
Ini berarti, nomor Indosat milik almarhum Soeprapto sudah digunakan selama 20 tahun.
Sampai dengan tahun 2022, artinya nomor tersebut sudah aktif selama 22 tahun.
“Almarhum menggunakan tidak pernah ada keluhan. Baik untuk internet, sambungan telepon, bahkan saat di luar negeri tiak ada ceritanya ganti nomor. Itu saja dipakai,” cerita Dewi.
Dewi masih ingat, bagaimana nomor Indosat berjasa sebagai alat komuikasi terakhirnya dengan almarhum.
Saat itu, pandemi Covid-19
Soeprapto adalah salah seorang warga Makassar, yang meninggal dunia 24 Desember 2020 lalu di ruang perawatan Covid-19, RS Labuang Baji, Makassar.
Soeprapto meninggal di usia 67 tahun, usai sekitar 10 hari dirawat di rumah sakit.
Dikisahkan Dewi, suaminya masuk rumah sakit dengan keluhan hilang penciuman, setelah beberapa hari sebekumnya sempat demam, diare, dan batuk, dan dinyatakan positif COvid-19.
Sejak masuk, praktis Soeprapto hanya bisa berhubungan dengan keluarga melalui sambungan internet.
Setiap hari, ia a berkabar melalui pesan WhatsApp.
“Untungnya jaringan Indosat, kartu selular yang papa pakai, di rumah sakit bagus, jadi tidak ada halangan saat berkomunikasi dengan kami keluarganya,” ujar Dian.
Di awal-awal masuk rumah sakit, Soeprapto disebut masih aktif berkomunikasi. Setiap hari, baik hanya berbagi kabar pemeriksaan ataupun mengirim foto kondisinya.

“Saya ingat, almarhu waktu itu masih ikut rapat online pekerjaan dari rumah sakit. Karena di awal kondisinya masih baik. Masih bisa duduk dan berkomunikasi,” cerita Dian.
Hari berlalu,kondisi Soeprapto makin memburuk. Komunikasi masih ada, meski jarang.
“Kami masih saling kirim pesan, sesekali video call. Saya ingat ada momen papa tidak balas whatsapp hingga pagi. Saat itu kondisi mulai turun,” kisah Dewi.
Sampai di hari terakhir, dokter meminta ada keluarga yang menemani pasien di dalam kamar, karena kondisi Soeprapto makin lemah.
“Di malam itu, melalui ponsel almarhum, anak kedua yang menjaga menelepon menggunakan whatsapp group. Kondisi papa sudah lemah, pakai selang udara yang menutup mulut dan hidung, beliau sempat menyapa, mendadah-dadah ke kami keluarga, dan cucu di rumah,” ujarnya sedih.
Siapa sangka, video call malam itu adalah terakhir Dewi Soeprapto melihatnya. Karena itu adalah malam terakhir ia sadar.
“Pagi hari, kembali whatssap video kami berdering, dari nomor almarhum. Ternyata itu adalah kakak yang mengabarkan papa sudah tidak ada. Saat itu, kakak menelepon saat petugas kesehatan masih berusaha menyelamatkan papa. Video call jalan kami melihat bagaimana kondisi terakhir papa,” cerita Dian.
Dari Satlindo, Indosat, HIngga IOH
Dilansir wikipedia, PT Satelit Palapa Indonesia, disingkat Satelindo, didirikan pada 29 Januari 1993. Sesuai namanya, Satelindo sendiri awalnya didirikan sebagai pengelola sistem Satelit Palapa yang sebelumnya ditangani oleh Telkom.
Selain bisnis satelit, Satelindo juga diberikan izin oleh pemerintah untuk membangun jaringan sistem GSM pertama di Indonesia pada 1993, sehingga perusahaan ini merupakan pelopor dari sistem ini. Sistem GSM ini akhirnya diluncurkan oleh Satelindo di Jakarta pada 1 November 1994
Untuk melayani konsumen, Satelindo juga perlahan-lahan juga mengembangkan sistem kartu SIM, yang mulai dipakai sejak 1995[ lalu meluncurkan produknya yang diberi nama "Satelindo Card" pada Oktober 1997, meluncurkan kartu Mentari pada 27 September 1998 dan Matrix sebagai kartu pascabayar pada 2002.
Setelah mengalami beberapa perubahan kepemilikan,setelah Juni 2002, saham Satelindo dipegang oleh Indosat sebesar 100 persen.
PT Indosat Multimedia Mobile (Indosat-M3) sendiriadalah perusahaan operator telepon seluler bersistem GSM di Indonesia yang berdiri pada 25 Juli 2001.[Pada triwulan akhir tahun 2003, ia telah dilebur (merger) dengan PT Indosat Tbk.
Produknya antara lain kartu prabayar SMART (sekarang menjadi IM3 Prabayar) dan kartu pascabayar BRIGHT (sekarang menjadi IM3 Pascabayar).
Pada bulan Februari 2013, perusahaan telekomunikasi Qatar yang sebelumnya bernama Qtel dan menguasai 65 persen saham Indosat berubah nama menjadi Ooredoo.
Dua tahun kemudian, pada tanggal 19 November 2015, Indosat akhirnya mengubah identitas dan logonya dengan nama Indosat Ooredoo
Indosat Ooredoo secara resmi merger dengan PT Hutchison 3 Indonesia membentuk Indosat Ooredoo Hutchison pada tanggal 4 Januari 2022. Rencana merger ini sudah diumumkan sebelumnya pada tanggal 16 September 2021.
Lancar Dipakai Zoom
Soeprapto meninggal karena Covid-19. Demi mengikuti aturan pemerintah dan menjaga kesehatan ibu, keluarga memilih tidak membuat acara takziah secara langsung.
Melainkan menggunakan sambungan zoom.

Takziah diikuti oleh banyak rekan, keluarga, dan sejawat Soeprapto baik di Sulawesi maupun di Jawa, termasuk Menter Pertanian Syahrul Yasin Limpo.
"Saat takziah zoom, kami juga menggunakan sambungan dari ponsel almarhum. Untuk koneksi internet saat itu, kami menggunakan smartphone beliau," cerita DIan.
"Alhamdulillah lancar. Dua kali takziah zoom dilakukan lancar terus. Bahkan pak Syahrul sempat membacakan puisi untuk almarhum papa," ujarnya.
Dipakai Jualan
Mencari tambahan pemasukan sekaligus mengisi waktu pasca meninggalnya suami, Dewi membuka usaha kecil kuliner di rumahnya, Ayam Iris Crispy.
Selain orang lewat, ia mengandalkan grab dan gojek, sebagai media penjualan.

Nomor Indosat yang kini ia gunakan pun menjadi andalannya.
Tak pernah ada keluhan, selalu lancar.
“Alhamdulillah, jaringan lancar, dipakai terima orderan maupun menelpon. Harga bulanannya pun terjangkau. Saya pakai paket Rp60 ribuan cukup untuk sebulan,” paparnya.
Nomor Indosat yang kini menjadi miliknya sudah menjadi bagian terpenting dari sejarah kehidupan Dewi. “Tidak akan pernah saya tutup,” ujarnya.