National Science Foundation Amerika Lakukan Penelitian di 50 Lorong Wisata Makassar
Kunjungannya dalam rencana mewujudkan program prioritas Pemkot Makassar yakni lima ribu Lorong Wisata (Longwis).
Penulis: Siti Aminah | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Danny Pomanto menerima kunjungan National Science Foundation United States of America (NSF USA).
Kunjungannya dalam rencana mewujudkan program prioritas Pemkot Makassar yakni lima ribu Lorong Wisata (Longwis).
Mereka berdiskusi panjang lebar mengenai Modernizing Cities via Smart Garden Alleys with Application in Makassar City atau Kota Cerdas (Masa Depan) dengan lorong-lorong di Makassar sebagai tumpuannya.
Hal yang menjadi poin dalam rencana pembangunan itu ialah membangun sistem pemenuhan kebutuhan pangan berkelanjutan dengan Smart City Farming berbasis Artificial Intelligence (AI) melalui proyek Modernizing Cities via Garden Alleys (melalui Lorong Wisata).
Kini, para akademisi asal negeri Paman Sam itu tengah meneliti 50 lorong di Makassar sebagai sampel dasar untuk pembentukan ribuan longwis nantinya.
Danny menuturkan pertemuan dengan NSF adalah hasil kunjungannya ke Amerika beberapa waktu lalu.
"Beliau-beliau ini adalah ahli-ahli dari Amerika yang meneliti tentang lorong. Diskusi yang kita lakukan ialah saya mau bikin 5.000 lorong. Nah, untuk mendapatkan ukuran; kapasitas lorong dan sebagainya itu secara pengetahuan dan komperhensif maka bekerjasama dengan NSF ini. Seperti bagaimana komoditi dan sebagainya, itu butuh 50 lorong sebagai penelitiannya," kata Danny, usai pertemuan di kediamannya Jl Amirullah, Rabu, (21/12/2022).
Para profesor itu, lanjut dia, akan membantu perwujudan itu. "Mereka ahli dari Amerika juga ada dari ITB dan UGM. Ini menjadi kepercayaan bagi kita bahwa kita itu menjadi bagian dari penelitian di dunia dan Makassar jadi top di Amerika," lanjutnya.
Apalagi, jelas dia, NSF bilang bahwa longwis merupakan jawaban dalam mengatasi krisis pangan yang mana mendekatkan sumber makanan ke konsumennya.
Sebagai upaya pemberdayaan ekonomi serta peningkatan kualitas lingkungan.
Lebih dari pada itu, mampu menciptakan solidaritas yang kuat dan mitigasi sosial.
Perwakilan NSF, Wangda Zuo mengatakan sistem itu bekerja dalam pemenuhan kebutuhan pangan berkelanjutan Smart City Farming berbasis Artificial Intelligence (AI) melalui proyek Modernizing Cities via Garden Alleys with Application in Makassar City.
“Dengan Machine Learning dan sistem Artificial Intelligence ini maka sangat memudahkan kontrol pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat, baik dari aspek ketersediaan maupun kontrol kualitas,” ujar akademisi Pennsylvania University ini.
Termasuk atas Sistem Sombere’ and Smart City yang telah terbangun di Makassar, makin memudahkan pengembangan proyek ini.
Sebab, sistem AI yang tengah dikembangkannya membutuhkan data secara real time.