Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Perampok Rumah Dinas Wali Kota Blitar Santoso Pakai Atribut Kepegawaian, Kapolres Ungkap Fakta Baru

Selain mengendarai mobil pelat merah, komplotan perampok juga mengenakan atribut kepegawaian.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-Timur.com
Wali Kota Blitar Santoso dan kondisi rumah jabatan setelah dirampok. Selain mengendarai mobil pelat merah, komplotan perampok di rumah dinas Wali Kota Blitar juga mengenakan atribut kepegawaian. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Fakta baru kasus perampokan rumah dinas Wali Kota Blitar, Jawa Timur, Santoso terungkap.

Selain mengendarai mobil pelat merah, komplotan perampok juga mengenakan atribut kepegawaian.

Perampokan terjadi pada Senin (12/12/2022) dini hari lalu bikin heboh. Warga sekitar dengar teriakan.

Dari rekaman CCTV di rumah dinas, ciri-ciri pelaku sudah diketahui.

Terlihat para pelaku menggunakan atribut pegawai pemerintah seperti topi Korpri, seragam Satpol PP hingga mobil berpelat merah.

Kapolres Blitar Kota, AKBP Argowiyono menjelaskan penggunaan atribut pemerintah ini menunjukkan perampokan telah direncanakan secara matang.

“Kalau kita lihat pola seperti itu, ini sudah direncanakan. Menggunakan pelat dinas juga,” jelasnya.

Menurutnya para pelaku ingin mempersulit penyelidikan dengan memunculkan kesan pelaku adalah orang dalam.

“Tentunya (memunculkan) asumsi-asumsi seolah-olah ada keterlibatan orang dalam. Ini juga mungkin sudah dipikirkan,” terangnya pada Kamis (15/12/2022) dikutip dari Kompas.com.

Ia mengungkapkan salah satu contohnya adalah rekaman CCTV yang menunjukkan seorang yang membuka pintu gerbang menggunakan pakaian yang identik dengan seragam Satpol PP.

Menurut Argo pria tersebut bukan Satpol PP tapi salah satu dari lima pelaku.

“Kalau dari keterangan kemungkinan besar itu pelaku. Karena petugas (Satpol PP) saat itu sudah dilumpuhkan,” tambahnya.

AKBP Argowiyono menambahkan jika saat ini polisi sedang menunggu hasil uji laboratorium forensik dari data sidik jari dan DNA yang tertinggal di tempat kejadian perkara (TKP).

“Kita juga masih menunggu hasil uji labfor atau data Inafis terkait pengujian sampel DNA dan sidik jari yang tertinggal di TKP.” 

“Sidik jari ini kan banyak pola dan tergantung dari kualitas (sampel) sidik jari itu sendiri. Pada saat (hasil) keluar tidak langsung mengarah ke seseorang, tapi ada sekian kemungkinan-kemungkinan,” pungkasnya.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved