Massempe, Tradisi Adu Kuat Kaki Antar Pria Bone
Suara riuh mereka terdengar penuh semangat. Layaknya memberi dukungan di laga pertandingan antar Maroko melawan Portugal.
Penulis: Noval Kurniawan | Editor: Ari Maryadi
BONE, TRIBUN-TIMUR.COM - Sekumpulan orang berkumpul mengitari lapangan hijau.
Di antara kumpulan orang itu, ada beberapa yang ditokohkan.
Yakni Camat Tellu Siattinge, Andi Kusayyeng dan anggota DPRD Bone, Andi Akhiruddin.
Suara riuh mereka terdengar penuh semangat. Layaknya memberi dukungan di laga pertandingan antar Maroko melawan Portugal.
Namun sayangnya mereka tidak hadir untuk itu.
Mata tiap orang di pinggir lapangan hijau itu fokus tertuju pada dua orang di tengah lingkaran mereka.
Dua orang itu terlihat semangat beradu kaki, bak dua ayam jantan yang sedang disawung.
Itu adalah Massempe. Sebuah tradisi mengandalkan kekuatan kaki.
Biasanya itu dilakukan dua pria dewasa. Melihat siapa paling unggul di antara mereka.
Sarat lain, mereka tidak boleh menggunakan tangan.
Tradisi itu sudah turun temurun dilakukan di Bumi Arung Palakka sejak ratusan tahun lalu.
Biasanya dilakukan saat panen padi usai digelar.
Itu sebagai bentuk syukur mereka kepada sang Khalid atas panen yang berlimpah ruah. Juga sebagai ajang penyambung silaturahmi.
Biasanya, saat pertarungan akan dimulai. Para jawara kampung akan keliling arena lebih dulu.
Bukan sekadar keliling. Mereka juga menepuk tangan. Tanda sedang mencari lawan.