Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Erick Thohir Pernah Jabat Ketua Panitia Asian Games 2018, Pengamat Politik: Modal Jadi Cawapres

Ray menjelaskan, Erick Thohir sebelumnya sudah mempunyai kinerja yang baik di bidang olahraga dan pemerintahan. Makanya, elektabilitasnya meningkat.

Editor: Mikhael Gewati
Kompas.com
Menteri BUMN Erick Thohir di Puro Mangkunegaran. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Pengamat politik yang juga Direktur Lingkar Madani Indonesia (Lima Indonesia) Ray Rangkuti menyebut Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir punya banyak kisah sukses.

Misalnya, saat menjabat sebagai ketua panitia Asian Games 2018. Disebut Ray, prestasi Erick Thohir memukau dunia internasional, sehingga dapat dijadikan modal untuk mendaftar sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Ray menjelaskan, Erick Thohir sebelumnya sudah mempunyai kinerja yang baik di bidang olahraga dan pemerintahan. Oleh karena itu, elektabilitasnya terus meningkat.

"Ketua Panitia Pelaksana Asian Games 2018 itu kan Erick Thohir. Acaranya kan memukau tidak hanya di Indonesia, namun memukau internasional. Sukses itu jadi modal untuk calon wakil presiden," ujar Ray.

Hal itu disampaikan Ray saat menjadi pembicara pada Talkshow Series Memilih Damai dengan tema "Membedah Genealogi Presiden dari Masa ke Masa di Universitas Al-Azhar, Jakarta Pusat, Kamis (8/12/2022).

Ia melanjutkan, posisi Erick Thohir sebagai cawapres kemungkinan besar akan dilirik masyarakat.

"Saat ini Pak Erick Thohir itu di Lembaga Survei sudah di posisi kelima besar, dengan elektabilitas sekitar 8 persen," ucap Ray.

Meski demikian, Ray menyampaikan bahwa pola saat ini tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan psikologis masyarakat. Calon presiden (capres) dan cawapres harus aktif memperkenalkan diri kepada masyarakat.

"Nah sudah tidak bisa lagi tuh pas mau pemilu baru perkenalkan diri, harus ada pupuk yang ditanam sebelumnya," ujar Ray.

Mengenal Erick Thohir

Perlu diketahui, sebelum menjadi menteri, Erick Thohir merupakan seorang pengusaha dan pendiri Mahaka Group, perusahaan induk dari perusahaan yang memiliki fokus pada bisnis media dan hiburan.

Unit usaha Mahaka antara lain di bidang penyiaran (PT Mahaka Radio Integra Tbk), stasiun televisi (Jak TV), media luar ruang (Mahaka Advertising), media cetak (Harian Republika, Golf Digest), pemesanan dan penjualan tiket digital (Rajakarcis.com), dan berbagai perusahaan lainnya yang bergerak di bisnis media dan hiburan.

Ia juga berpengalaman di bidang olahraga. Erick mengakuisisi klub sepak bola Serie A, yakni F.C. Internazionale Milano (Inter Milan) pada November 2013. Erick Thohir kemudian dipercaya sebagai Presiden Klub Inter Milan.

Kemudian, Erick juga memiliki klub sepak bola Amerika, yaitu D.C. United. Ia juga pernah memiliki klub bola basket NBA Philadelphia 76Ers.

Adapun Asian Games 2018 diselenggarakan di Palembang dan Jakarta pada 18 Agustus-2 September 2018. Upacara pembukaan dan penutupan diadakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.

Asian Games diikuti oleh 46 negara se-Asia. Ada total 11.000 atlet yang mengikuti ajang olahraga ini.

Kesuksesan pelaksanaan pesta olahraga se-Asia itu pun kini mendatangkan kabar bahagia bagi masyarakat Indonesia.

Dewan Olimpiade Asia (OCA) memberikan penghargaan melalui kepada Indonesia atas kesuksesan ajang Asian Games 2018.

Penghargaan OCA Award itu diterima Indonesia melalui Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Erick Thohir dalam acara 72nd OCA Executive Board Meeting, Bangkok, Thailand, Sabtu (2/3/2019).

Sheik Ahmad Al Falah Al Sabah selaku Presiden OCA, mengatakan Indonesia dinilai mampu memberikan dampak positif dengan terselenggaranya Asian Games.

"Mewakili Indonesia, baik itu para pemimpin negara, panitia pelaksana, para relawan, dan juga seluruh rakyat Indonesia, saya merasakan kebanggaan atas penghargaan yang diberikan OCA atas penyelenggaraan terbaik pesta olahraga Asian Games 2018. Anugerah ini untuk Indonesia yang telah berhasil menggelar Asian Games yang mendapat apresiasi dari seluruh dunia," ujar Erick saat itu.

Berkat pencapaian tersebut, majalah Forbes Indonesia memberikan penghargaan Business Man of The Year 2018 kepada Erick Thohir.

Selain itu, Erick Thohir pernah menjabat sebagai Ketua Umum Masyarakat Ekonomi Syariah periode 2021–2024.

Sebagai Menteri BUMN, Erick Thohir terus melakukan transformasi pada perusahaan berplat merah.

Ia telah memangkas jumlah perusahaan BUMN dari sebelumnya berjumlah 142 perusahaan menjadi 41 perusahaan serta mengurangi jumlah klaster dari 27 menjadi 12.

Erick mengungkapkan bahwa hal itu merupakan upaya Kementerian BUMN untuk merampingkan portofolio yang sudah ada.

Berkat itu, BUMN kini memiliki total aset hingga 650 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau senilai Rp 9.100 triliun. Hal ini tentunya memberikan kontribusi perekonomian besar bagi Indonesia.

Erick bahkan terus merampingkan perusahaan-perusahaan milik negara, sehingga bisa mencetak laba bersih yang lebih besar.

Pada masa kepemimpinannya, Erick menargetkan konsolidasi dilakukan secara bertahap dengan memangkas BUMN menjadi 37 perusahaan saja.

"Kita akan terus mendorong konsolidasi BUMN dari 41 perusahaan menjadi 30. Ini perlu waktu, karena saya akan fokus dari 41 ke 37. Hasilnya bisa kita rasakan sama-sama, laba bersih BUMN tadinya Rp 13 triliun, sekarang menjadi Rp 90 triliun, ini loncatan luar biasa," tuturnya.

Pengusulan calon pemimpin berdasarkan suku tidak relevan

Dalam Talkshow Series Memilih Damai, Ray Rangkuti mengatakan bahwa dia tidak terlalu percaya pada pengusulan calon pemimpin berdasarkan suku.

"Saya tidak terlalu percaya masa depan soal suku dari Jawa, karena saya melihatnya saat ini sudah cair sekali. Kalau Jawa karena faktor penduduknya karena banyak banget seperti itu," ujar Ray.

Menurutnya, pada Pemilu 2024, masalah atau isu kesukuan tidak lagi relevan bagi masyarakat.

"Berdasarkan Survei Kedai Kopi 2021 lalu, dinyatakan sebesar 67 persen sudah tidak peduli terhadap asal sukunya. Kalau diurut belakang lagi, berdasarkan lembaga survei Parameter Politik Indonesia yang memilih agama dan suku itu kecil," ucapnya.

Ia melanjutkan lembaga survei juga menilai, pemilih akan memilih pemimpin jika memiliki kedekatan dengan masyarakat dan jelas program ke depannya. Contoh yang dimaksud adalah Ganjar Pranowo, Anies Baswedan, dan Prabowo Subianto.

"Waktu itu saya di Solo Jawa Tengah, bertanya kepada teman, Ganjar bisa menang suara 80-100 persen. Alasannya karena ia selalu menyapa masyarakat kalau pergi ke mana-mana. Jadinya (elektabilitas) tinggi," ungkap Ray.

Anies Baswedan, lanjut dia, sudah melakukan safari politik ke sejumlah daerah di Indonesia.

"Anies sudah ke mana-mana, sudah melonjak persenmya ya dibanding Prabowo Subianto," ujar Ray.

Sebagai informasi, selain Ray, narasumber lain yang dihadirkan adalah Dekan Fakultasi Ilmu Sosial Politik (FISIP) Universitas Indonesia Prof Semiarto Aji Purwanto, Dekan FISIP Universitas Al-Azhar Heri Herdiawanto, Peneliti Litbang Kompas Yohan Wahyu, dan putri proklamator Mohammad Hatta, Prof Meutia Farida Hatta.

pada kesempatan itu, Prof Semiarto Aji Purwanto meyakini bahwa isu identitas masih relevan digunakan menjelang Pemilu 2024.

"Masih relevan masalah politik identitas. Identitas suku bangsa, agama, daerah asal, efektif sekali dimainkan. Walaupun demikian, zaman sekarang banyak masyarakat modern yang lebih mementingkan keterampilan dan keahlian," ucap Aji.

Prof Meutia Farida Hatta mengaku bahwa sang ayah, Bung Hatta, sudah terbiasa dengan kemajemukan bangsa Indonesia.

"Ayah saya, Bung Hatta, bersumpah tak akan menikah sebelum Indonesia merdeka. Soekarno kemudian menjodohkan Bung Hatta sebelum memproklamasikan kemerdekaan. Masa wakil presiden tak mempunyai istri," ungkap Meutia.

Setelah menikah pun, imbuh dia, Bung Hatta banyak bertemu orang-orang penting yang berasal dari suku dan agama yang berbeda-beda.

“Jadi ayah, sangat terbiasa Indonesia Raya (majemuk) sekali,” kata Meutia.

Meutia mengaku bahwa dirinya terus memikirkan masa depan Indonesia. Ia tidak ingin generasi muda terlena dengan kemajuan zaman.

Oleh karenanya, ia ingin tokoh politik yang digadang-gadang menjadi capres dan cawapres untuk selalu mawas diri. Sebab, jika ingin menjadi pejabat, tokoh politik harus mafhum Undang-undang Dasar (UUD) 1945 dan Pancasila.

"Kami melihat Pancasila itu adalah nilai budaya, kebudayaan nasional yang digunakan orang Indonesia, warga negara untuk berinteraksi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Meutia.

Di samping itu, Meutia juga menyebutkan tentang warisan yang diberikan Bung Hatta kepada anak-anaknya.

"Warisannya adalah orang Indonesia harus menjadi tuan di negeri sendiri. (Bung Hatta) juga berpesan untuk menghormati dan memikirkan rakyat kecil. Sebab, tanpa rakyat kecil, sebuah bangsa tidak akan berarti.

"Satu contoh yang diberikan Bung Hatta adalah jangan menawar saat membeli buah di tukang buah di pasar tradisional. Sebab, hal itu tidaklah manusiawi. Sedangkan saat membeli pakaian mahal di mal, biarpun harganya Rp 1 juta, tidak ditawar," paparnya.

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved