Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PSM Dirugikan Absennya Pelatih Kepala lawan Persita, Pertanyakan Keputusan Wasit

Tavares harus menjalani sanksi larangan mendampingi timnya satu pertandingan sesuai Pasal 57 Ayat 2 Regulasi Liga 1 2022-2023.

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Ari Maryadi
ISTIMEWA
Asisten Pelatih PSM, Goncalves Paulo Duarte Renato dan penerjemah PSM, Roy Wanson saat pre match press conference PSM vs Persita, Rabu (7/12/2022) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - PSM Makassar merasa dirugikan dengan dua kartu kuning dikantongi sang pelatih, Bernardo Tavares.

Akibatnya juru taktik 42 tahun ini tidak bisa dampingi M Arfan cs saat menjamu Persita Tangerang.

Tavares harus menjalani sanksi larangan mendampingi timnya satu pertandingan sesuai Pasal 57 Ayat 2 Regulasi Liga 1 2022-2023.

Kartu kuning pertama didapatkan ketika PSM menang 1-0 lawan Arema FC di Stadion BJ Habibie, Parepare pada Sabtu (20/8/2022).
 
Tavares kembali mendapat kartu kuning ketika menang 2-0 lawan Persikabo 1973 di Stadion Sultan Agung pada Senin (5/12/2022). 

Goncalves Duarte Paulo Renato pun akan memimpin skuad Laskar Pinisi lawan Persita di Stadion Sultan Agung, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis (8/12/2022) pukul 16.15 Wita.

Renato menilai kartu kuning diperoleh Tavares saat lawan Persikabo 1973 tidak jelas alasannya.

Tavares tidak menunjukkan sikap yang tidak pantas di lapangan. Bahkan, tidak kata-kata kotor atau tidak sopan yang terucap dari mulutnya.

"Dia (Tavares) hanya menunjukkan passion dan tugasnya sebagai pelatih. Dia tidak pernah mengucapkan kata-kata yang menyinggung dan tidak pantas diucapkan di lapangan," ungkapnya saat pre match press conference PSM vs Persita, Rabu (7/12/2022).

Justru, sebut Renato, pemain Persikabo 1973 berbuat pelanggaran. Harusnya diberikan kartu kuning, tapi wasit tidak memberikan.

Sedangkan, Tavares hanya menunjukkan ekspresinya, menyampaikan pemainnya Safruddin Tahar melakukan pelanggaran normal, tetapi wasit mengganjarnya dengan kartu kuning.

"Pelatih kami (Tavares) hanya mau sampaikan kepada wasit, kalau pun memang pelanggaran Safruddin Tahar tersebut adalah kartu kuning, bagaimana dengan pelanggaran keras seperti ini (pelanggaran dilakukan pemain Persikabo 1973)," keluh pelatih 33 tahun ini.

"Pelatih hanya ingin menanyakan aturan, bahkan konfirmasi aturan kepada wasit atau menilai hal tersebut dan melihatnya secara jelas," sambungnya.

Renato menuturkan, tidak mungkin Tavares hanya berdiam diri di lapangan saat anak asuhnya bermain.

Pasti dia akan menunjukkan passion, berikan instruksi, berikan komplain di lapangan dan di luar lapangan.

"Mencegah agar tidak terjadi sesuatu yang parah terhadap pemainnya. Melindungi pemainnya, itulah yang seorang pelatih lakukan. Saya sampaikan pelatih kami hanya lakukan passion. Sepak bola itu hanya soal passion," tutur juru taktik berkebangsaan Portugal ini.

"Kita masih tidak mengerti, dua kartu kuning itu dengan alasan apa pada pelatih kami," ujar eks Pelatih Fisik Crystal Palace U-18 ini.

Hal senada disampaikan pemain PSM, Reza Arya Pratama.

Kiper 22 tahun ini mempertanyakan keputusan wasit yang mengeluarkan kartu kuning kepada Tavares.

Padahal, dia hanya memberikan passion, bertanya dan melindungi pemain.

"Kemarin pelatih kami dapat kartu kuning yang sangat tidak jelas. Kami bingung kenapa pelatih kami diberi kartu kuning tersebut dan sampai saat ini kami bertanya-tanya," keluh Reza. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved